Brilio.net - Memiliki kemampuan di bidang seni bukan hal yang mudah. Karena dibutuhkan kreativitas yang luar biasa untuk memuculkan sebuah ide. Oleh sebab itu, perlu adanya wadah untuk para seniman ini tetap menuangka kreativitas mereka.
Beruntungnya, saat ini sudah banyak pihak yang mewadahi para seniman untuk mereka berkarya. Salah satunya adalah UOB, sudah 40 tahun lamanya perusahana ini konsisten memberi wadah para seniman Singapura, Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk menembus batas imajinasi dan talenta mereka melalui ajang UOB Painting of the Year (POY) ke-40.
BACA JUGA :
8 Potret before-after sampah jadi media lukis, hasilnya bikin melongo
Tahun ini, kompetisi ini menjadi ajang seni yang paling lama diselenggarakan di Singapura dan juga merupakan salah satu ajang penghargaan paling bergengsi di Asia Tenggara. Untuk itu, UOB kembali mengundang para seniman untuk menorehkan karya seni dan menunjukkan kreativitas dan kepiawaian mereka dalam berkarya.
Deputy Chairman and Chief Executive Officer UOB, Wee Ee Cheong menyatakan, seni mampu menembus batas-batas budaya, geografi dan waktu dalam upaya membangkitkan jiwa insan manusia dan menyatukan pikiran.
"Hal ini sangat terasa selama pandemi ini. Banyak orang di seluruh dunia tidak dapat keluar rumah dan memanfaatkan seni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai sumber ketenangan, dan wadah berinteraksi dengan orang lain," ucapnya kepada media melalui Webinar bertajuk UOB Painting of the Year (POY) ke-40.
BACA JUGA :
7 Karya seni ukir di ban ini keren maksimal, detailnya bikin salut
Wee Ee Cheong menambahkan dalam kurun waktu empat dekade terakhir, para seniman telah membantu membuka mata dan hati terhadap dunia-dunia baru dan mendorong kita untuk saling terkoneksi satu sama lain.
"Imajinasi dan kreativitas mereka telah mampu memperluas cara pandang kita tentang dunia ini dan memperdalam apresiasi kita terhadap budaya dan perspektif lain. Seiring dengan 40 tahun kejayaan seni dan seniman di Asia Tenggara, UOB terus berkomitmen mendukung generasi baru para seniman untuk terus menembus batas ekspresi kreatif mereka," tambahnya.
Rupanya event tersebut memberi dampak yang signifikan bagi para seniman. Bahakan event yang rutin digelar tiap tahun ini sudah menemukan lebih dari 1.000 seniman di kawasan Asia Tenggara dalam empat dekade terakhir.
"Banyak dari mereka seperti Goh Beng Kwan, Anthony Poon and Chua Ek Kay telah mendapatkan penghargaan di Asia Tenggara. Mereka juga merupakan penerima the Singapore Cultural Medallion. Pada tahun 2016, pemenang UOB POY 2010 di Thailand Pannaphan Yodmanee juga berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Benesse Prize, yang merupakan penghargaan resmi dari the Singapore Bienalle.
Mengingat digelar di tengah pandemi karya seni para seniman akan dilakukan secara digital. Karya dapat dikirimkan mulai 29 April 2021 hingga 31 Juli 2021. Ajang ini terbuka bagi warga negara dan penduduk tetap di Singapura, Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Menariknya, tahun ini event tersebut tak hanya memilih satu pemenang, tetapi empat pemenang dari negara masing-masing untuk berpartisipasi dalam program residensi, di Shanghai Tiongkok atau di Fukuoka, Jepang. Program pertukaran seni yang diselenggarakan selama satu bulan ini akan memberi kesempatan kepada para seniman untuk belajar mengenai budaya dan seni rupa negara tuan rumah dan mempelajari berbagai pendekatan dalam berkarya.
Selain itu, para pemenang juga akan dibuat pameran khusus pada kuartal ketiga tahun ini. Pameran ini akan menampilkan 45 karya pemenang, yang terdiri dari 39 karya pemenang ajang UOB POY (Singapura) dan enam karya seni dari pemenang ajang UOB Southeast Asian POY. Para pengunjung pameran akan dapat merasakan bagaimana seni di Asia Tenggara telah berubah selama bertahun-tahun di tangan para seniman yang mengikuti ajang ini.
Pameran ini juga akan disajikan dalam bentuk virtual melalui www.UOBandArt.com. Dengan hampir sembilan dari 10 orang Singapura menggunakan saluran daring sebagai sarana untuk berkreasi seni selama pandemi COVID-19 tahun lalu[2], UOB berharap pameran tersebut akan menarik banyak orang untuk terjun ke dunia seni.
Tahun ini, beberapa pakar seni asal Indonesia juga akan terlibat menjadi juri di kompetisi UOB POY di Indonesia. Yakni Kurator Independen dan Dosen Institut Teknologi Bandung, Dr Agung Hujatnikajennong, Direktur, IndoArtNow, situs web arsip yang mempromosikan dan mendukung perkembangan dunia seni rupa di Indonesia, Nathasha Sidharta, dan Founder Cemeti Art House dan Seniman, Mella Jaarsma.
Para pemenang, yakni pemenang regional dari ajang bergengsi UOB Southeast Asian POY untuk pemenang di tiap negara dengan karya terbaik akan diumumkan pada acara penghargaan pada November 2021. Untuk informasi lebih lanjut mengenai ajang ini, kunjungi www.UOBandArt.com.