1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
18 Agustus 2024 09:00

Cerita Kremlin Rusia menjadi kubah masjid di Tanah Jawa, ketika arsitektur menjembatani dua dunia

Menara kubah ini memiliki bentuk dan warna layaknya bangunan di Moskwa (Katedral Santo Basil). Niko Sulpriyono
Headline: Instagram/diodiro & Brilio.net/Niko Sulpriyono

Brilio.net - Masjid merupakan tempat peristirahatan jiwa-jiwa yang letih dan orang-orang yang ingin bersimpuh di hadapan Tuhan. Selain tempat peribadatan, masjid juga memiliki karakteristik dari segi bangunan dan arsitekturnya, mulai dari bergaya timur hingga barat. Keindahan bangunan dan kemegahan yang diciptakan menjadi daya tarik tersendiri ketika melihatnya. Jika mengerucut ke Indonesia, masjid yang dibayangkan akan bercampur dengan gaya Timur Tengah atau gaya khas Nusantara.

Namun lain halnya dengan masjid ini. Kamu bisa menemukan masjid dengan gaya yang berbeda dari biasanya di Jalan Raya Yogya-Solo km 15, Candisari, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Masjid An Nurumi namanya, yang dikenal dengan gaya Eropa dengan desain ala arsitektur yang ada di Rusia. Tak heran, masjid An Nurumi seringkali memikat para pelancong untuk singgah. Masjid ini berdiri di tanah seluas 700 meter persegi dilengkapi dengan 9 menara kubah yang menjulang ke angkasa.

BACA JUGA :
Rumah dijual mantan suami, kisah wanita non muslim tiap hari datang ke masjid alasannya bikin terenyuh


9 Menara kubah ini memiliki bentuk dan warna layaknya bangunan di Moskwa (Katedral Santo Basil) seperti merah, hijau, kuning hingga biru. Tak heran, masjid yang memiliki kubah yang unik ini menjadi sorotan setiap orang yang melewatinya. Namun bukan berarti masjid ini hanya meniru saja, tetapi ada makna dibaliknya. 9 menara ini menggambarkan tokoh yang menyebarkan agama di bumi Nusantara, Wali Songo. Hal ini diungkapkan oleh salah satu Penasehat takmir masjid An Nurumi, Purwadi.

"Jumlah menaranya ada 9 berkiblat ke walisongo", ucapnya pada hari Minggu, di kediamannya di Candisari, RT 05 RW 22, Bendan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta (23/6).

Awal mula dibangunnya masjid ala Kremlin

Sambil duduk di kursi kayu, Purwadi pun mengisahkan awal mula inspirasi dibangunnya masjid bergaya Eropa ini. Purwadi yang merupakan pengurus masjid menuturkan berdirinya masjid ini terinspirasi ketika ibu Hj. Ratna Juwita Ummi Asih Rejeki dan anaknya, Ibu Nur sedang melaksanakan ibadah umroh ke tanah suci. Ratna Juwita Ummi Asih yang biasa akrab dengan sapaan ibu Ummi merupakan pendiri masjid An-Nurumi.

BACA JUGA :
Akhirnya rampung setelah 2 tahun, ini 8 potret masjid Ivan Gunawan yang dibangun di Uganda

Lalu setelah menyelesaikan ibadahnya, dia pun singgah ke Rusia. Pada saat di sana, ibu dan anak ini menyaksikan salah satu bangunan yang begitu indah dan megah menara yang ada di Rusia ketika dia melancong dari sana.

foto: Brilio.net/Niko Sulpriyono

"Desainnya terinspirasi ketika bu Ummi pergi jalan-jalan ke Moscow," ucap Purwadi.

Setelah itu, ibu Hj. Ummi pun bernazar akan membangun masjid bergaya ala Rusia di kampung halamannya. Dengan bermodalkan foto dia pun membawa mimpinya sepulangnya dari Rusia. Ibu Hj. Ummi menanam doa kepada tuhan supaya dia mampu mewujudkan mimpinya untuk membangun masjid dengan menara kubah Rusia.

Diketahui bahwa profesi Ibu Ummi memiliki usaha Ayam goreng Mbok Berek yang sejak lama telah diwariskan dari keluarganya. Dari sinilah Ibu Ummi membangun masjid pun didapatkan dari usaha ayam goreng. Ibu Ummi dan anak nya ibu Nur merupakan warga asli Kalasan. Selain itu, Ibu Ummi memiliki usaha di daerah Jakarta dengan usaha yang sama.

foto: Brilio.net/Niko Sulpriyono

Pada tahun 2005 hingga 2006 bangunan masjid yang dia impikan akhirnya berdiri. Dengan desain ala yang apik dan ciamik masjid ini dengan cepat memukau orang-orang. Masjid ini pun diberikan nama yang terinspirasi dari nama ibu Nur dan Ibu Ummi menjadi An Nurumi. Masjid An Nurumi diresmikan pada 2007 oleh Sultan hamengkubuwono yang ke IX.

foto: Brilio.net/Niko Sulpriyono

Tidak hanya di luar, desain di langit masjid juga dihiasi dengan nama-nama Allah SWT, yaitu Asmaul Husna menjadikan pemandangan lebih indah untuk beribadah.

foto: Brilio.net/Niko Sulpriyono

"Langit di dalam masjid nya ada 5 dan semua di lukis menggunakan Asmaul Husna," ucapnya kembali.

Selain kubah, keunikan masjid ini adalah tata ruang di dalamnya. Biasanya masjid lain hanya lurus saja, Namun masjid ala Kremlin ini memiliki celah-celah ruang tertentu (bonjolan) guna menambah seni di dalamnya, namun tetap bisa digunakan untuk beribadah. Sudut-sudut tersebut terinspirasi dari salah satu gaya masjid yang ada di Aceh.

foto: Brilio.net/Niko Sulpriyono

Bagian dalam juga terlihat sama seperti Masjid pada umumnya. Masjid Kremlin seringkali didatangi para pelancong untuk beristirahat atau ingin melaksanakan ibadah salat. Tak jarang, di serambi masjid ini pun sering kali dilaksanakan sholat bagi para pengunjung secara berjamaah.

Jamaah dari mancanegara

Masjid An Nurumi yang berlokasi di pinggir jalan Solo menjadi idola para pelancong yang lewat. Tak heran, jamaah yang seringkali memenuhi masjid ala Kremlin ini dipenuhi oleh orang asing. Bahkan, menurut Hari Supono selaku ketua takmir, masjid ini seringkali menerima jamaah dari luar daerah seperti Aceh, Lampung, Sumatera, dan Jawa Barat.

foto: Brilio.net/Niko Sulpriyono

"Banyak, dari Aceh, Lampung, Sumatera, Jawa Barat," imbuhnya kembali.

Selain itu, Hari Supono pun menjelaskan bahwa beberapa kali jamaah datang dari luar negeri, seperti Singapura pernah menunaikan ibadah di Masjid An Nurumi.

"Pernah juga beberapa kali ada jamaah datang dari luar negeri kayak Singapura yang kesini (Masjid An Nurumi), singgah dan memberikan infaq berupa dollar," pungkasnya.

Masjid ini menampung jamaah sekitar 200 orang. Hari Supono pun menegaskan bahwa masjid yang dibangun oleh bu Ummi berdiri dengan mandiri tanpa bantuan dari organisasi masyarakat. Dengan kata lain, masjid ini tidak mempresentasikan dari lembaga tertentu sehingga lebih nyaman oleh semua orang.

foto: Niko Sulpriyono/@brilio.net

"Masjid ini digunakan oleh semua orang, jadi ini untuk umum," ucapnya.

Salah satu pengunjung yang diwawancarai oleh brilio.net juga takjub akan keindahan Masjid Kremlin ini. Pada awalnya Henri melihat menara masjid An-Nurumi sangat megah dan indah. Dia berinisiatif untuk melipir bersama keluarganya. Sesampainya di sana, ia baru menyadari bahwa menara penuh dengan warna-warni adalah masjid.

"Awalnya belum tahu kalau itu masjid, ketika di jalan saya melihat menara yang indah, lalu saya singgah bersama dengan keluarga saya, saya baru tahu kalau ini masjid," ucap Henri ketika diwawancarai brilio.net pada hari Minggu (30/6).

Bagaimana jika masjid meniru desain bangunan agama lain, menurut pandangan pemuka agama

Meski berdiri indah dan megah, masjid An Nurumi berdiri karena terinspirasi dari salah satu katedral yang ada di Rusia. Hal ini menjadi pertanyaan tersendiri apakah di dalam Islam boleh meniru desain dari agama lain. Untuk menjawab hal itu, brilio.net berkesempatan untuk menanyakan langsung kepada Gus Pramadya Al-Ashrafi.

Dia merupakan pimpinan Pesantren Alashrafiyah Yayasan Cendekiya Rohani di Lampung Tengah. Gus pramadya yang akrab disapa gus Pram menuturkan bahwa tidak ada larangan khusus di dalam Islam yang melarang adanya bangunan yang mirip seperti agama lain. Gus Pram juga melanjutkan bahwa itu adalah bentuk toleransi seperti sunan Kudus membuat menara seperti candi Hindu.

"Nggak apa-apa kalau hanya toleransi, seperti sunan Kudus membuat menara yang mirip seperti candi Hindu," pungkasnya.

Lebih lanjut, menurut Gus Pramadya menjelaskan bahwasannya jika agama masih dalam satu rumpun maka ada kesamaan. Dia mencontohkan agama Islam dan Kristen yang keduanya dianjurkan untuk menggunakan kerudung. Namun, ada beberapa umatnya yang memilih untuk tidak menggunakan kerudung.

"Kalau dikatakan meniru agama lain sebenarnya selagi agama itu satu rumpun pasti ada kesamaan, Misalnya Islam dan Kristen yang keduanya sama-sama dianjurkan memakai kerudung akan tetapi ada beberapa juga yang tetap memilih untuk tidak menggunakan," lanjutnya.

Sementara itu, perihal meniru atribut atau bangunan yang terinspirasi dengan bangunan agama lain, tentu itu tidak masalah karena bagi Gus Pramadya itu tidak akan ada kaitannya dengan akidah sebagai seorang muslim.

"Kalau Islam sendiri selagi tidak berkaitan dengan akidah maka diperbolehkan, kalau misalnya tempat ibadah saya kira di negeri Nusantara ini sudah maklum akan fenomena seperti itu," jelasnya.

Gus Pramadya juga menjelaskan bahwa awal mula diterimanya agama Islam di nusantara karena sifat penghormatan terhadap kepercayaan yang lebih dahulu ada di bumi nusantara.

"Karena pada awal mula diterimanya Islam di nusantara adalah karena sifat penghormatan terhadap kepercayaan yang lebih dahulu ada," ucapnya.

Dengan inilah, Gus Pramadya menuturkan bahwa adanya akulturasi sebagai bentuk adanya toleransi beragama sehingga orang-orang bergandeng tangan bukan bermusuhan.

"Dengan adanya toleransi, muncullah adopsi bangunan yang mirip sebagai simbol toleransi beragama, sehingga orang-orang bergandengan tangan bukan harus bermusuhan," Tutupnya.

Masjid An Nurumi butuh uluran tangan

foto: Niko Sulpriyono/@brilio.net

Meski indah dan megah, masjid An Nurumi telah beberapa kali direnovasi. Terhitung, sejak masjid ini didirikan pada tahun 2006 telah melakukan renovasi kubah menara sebanyak 3 kali. Menurut Purwadi, ketahanan menara kubah yang indah itu tetap saja harus dijaga dan dirawat dengan renovasi.

"Sekarang masjidnya lagi renovasi atap (udah 2 minggu kurang lebih). Udah pernah 3 kali perbaikan," ujarnya sambil menghela napas dalam-dalam.

Masjid An Nurumi juga aktif diisi dengan sejumlah pengajian rutin dan khataman Al-Qur'an supaya menghidupkan suasana religi dan peribadatan masyarakat sekitar.

"Disini juga rutin diadakan pengajian dan khataman Al-Qur'an," tutupnya.

Purwadi pun berharap bahwa adanya tangan-tangan dermawan membantu untuk menegakkan dan menyempurnakan menara yang berhias layaknya kremlin di Rusia untuk selalu menjadi tempat peribadatan yang nyaman dan aman bagi semua kalangan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags