Brilio.net - Chauvinisme sering diartikan sebagai paham nasionalisme yang berarti paham yang merendahkan bangsa lain dan menjunjung tinggi bangsa sendiri dengan cara berlebihan. Selain itu, chauvinisme juga dianggap sebagai paham yang percaya kepada negaranya bahkan rela berkorban demi pandangan tersebut.
Dalam konteks politik, chauvinisme dapat memengaruhi seseorang untuk menyerang siapa saja yang mendukung partai berbeda atau seseorang yang memiliki pandangan yang berbeda. Hal ini membuat beberapa pihak menganggap bahwa sikap chauvinisme harus dihilangkan, ditolak, dan dihindari dalam diri masyarakat Indonesia karena dapat mendorong pelanggaran HAM.
BACA JUGA :
Konsumtif adalah gaya hidup berlebihan, kenali tanda dan dampaknya
Chauvinisme dapat diartikan sebagai rasa cinta yang berlebihan terhadap sesuatu. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai chauvinisme, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Minggu (3/7).
Pengertian chauvinisme.
foto: Unsplash/Dzulfahmi Fauzan
BACA JUGA :
Arti husnul khotimah, keutamaan, tanda, dan cara mendapatkannya
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), chauvinisme adalah sikap atau cinta kepada tanah air yang sangat berlebihan. Paham chauvinisme dianggap bertentangan dengan sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia sehingga paham ini tidak dibenarkan untuk bertumbuh di negara Indonesia karena penganut paham chauvinisme dapat berpotensi menimbulkan perpecahan dan pemberontakan.
Sejarah chauvinisme dimulai ketika seorang figur fiktif bernama Nicolas Chauvin yang merupakan tentara setia dari Napoleon Bonaparte. Walaupun Napoleon kalah dan dibuang, chauvin tetap setia. Definisi chauvinisme dapat diartikan sebagai sebuah paham yang cenderung bersikap loyal atau pandangan kesetiaan seseorang terhadap sesuatu hal.
Contoh chauvinisme adalah seperti yang dikemukakan oleh Adolf Hitler dengan kalimat Deutschland Uber Alles in der Welt yang artinya Jerman di atas segala-galanya dalam dunia. Slogan ini masih dipakai Jerman untuk memberikan semangat pada atlet ketika bertanding. Selain Jerman, Inggris juga memiliki slogan yang serupa yaitu Right or Wrong is My Country.
Definisi chauvinisme menurut para ahli:
1. Menurut Mirandalaurensi, chauvinisme merupakan tindakan mengagungkan negaranya dan menganggap remeh negara lain.
2. Menurut St-Times, chauvinisme adalah rasa cinta tanah air yang berlebihan dan merendahkan bangsa lain.
3. Inoviana juga mengemukakan bahwa chauvinisme merupakan bentuk kesetiaan yang ekstrem yang digunakan oleh suatu pihak tanpa mempertimbangkan pandangan dari pihak lain.
Ciri-ciri chauvinisme.
foto: Unsplash/Chris Hearn
Terdapat beberapa ciri-ciri paham chauvinisme yaitu sebagai berikut:
1. Menganggap bangsa lain lebih rendah dari bangsanya sendiri.
Paham ini menganggap bahwa dirinya adalah yang paling unggul sehingga merendahkan bangsa lain. Paham ini juga menganggap negara lain lemah dan tidak berkuasa.
2. Memperlakukan negara lain dengan sewenang-wenang.
Seperti yang telah disinggung di atas, paham chauvinisme dapat menimbulkan peperangan. Seseorang atau kelompok yang menganut paham ini memperlakukan negara lain dengan sewenang-wenang. Mereka menganggap bangsanya dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Memiliki pemimpin diktator.
Dalam konteks suatu negara, chauvinisme akan memiliki sosok pemimpin yang diktator. Warga di negara tersebut akan dipaksa untuk melakukan suatu perintah yang baik atau buruk. Segala bentuk kebijakan dari pemimpin suatu negara menggunakan kekerasan dan hal ini tak dapat diganggu gugat.
4. Rasa fanatik terhadap suku bangsa.
Paham chauvinisme membuat masyarakat menerima kebijakan pemerintah secara mentah-mentah. Jika melanggar warganya akan dikenakan hukuman.
Dampak chauvinisme.
foto: Unsplash/James Claffey
Setelah mengetahui pengertiannya, berikut adalah dampak chauvinisme yang wajib diketahui agar sebagai warga negara, Sobat Brilio bisa menghindarinya.
1. Seseorang menganggap daerah lain lebih buruk
2. Pembangunan di berbagai bidang suatu negara terhambat
3. Merusak perdamaian suatu negara
4. Memicu perang dengan negara lain
5. Membuat akses negara lebih tertutup dan sulit bersosialisasi
6. Memicu terjadinya penyerangan bangsa atau negara lain
Sumber: Adisusilo. 2005. Sejarah Pemikiran Barat Dari Yang Klasik Sampai Yang Modern. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.