Brilio.net - Setelah segala hal tentang Vicky Zhao dan acara program reality show dihapus oleh pemerintah China, kini giliran fans K-pop yang harus menerima hal serupa. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Administrasi Radio dan Televisi Nasional di negara tersebut. Peraturan lebih lanjut tentang pertunjukan seni dan hiburan dan personel terkait," tulis lembaga tersebut seperti dilansir dari Variety.com.
Dilansir dari media yang sama, hampir dua lusin akun-akun fanbase di media sosial Weibo ditangguhkan. Akun-akun tersebut meliputi milik fanbase BTS, fanbase Blackpink, hingga akun K-pop lainnya seperti EXO tak luput dari kebijakan ini.
BACA JUGA :
Produk kecantikan ini bakal memanjakan para pecinta K-Beauty
Hal ini dilakukan oleh pihak Weibo sebagai tindak lanjut kebijakan pemerintah China yang melarang untuk pemujaan kepada idola yang dianggap berlebihan. "Pemerintah dengan tegas menentang perilaku mengejar bintang yang tidak rasional dan akan menanganinya dengan serius," ungkap pihak Weibo.
Dalam pernyataan yang sama, pihak Weibo menyatakan bahwa hal ini dilakukan agar para penggemar bisa menekan pengeluaran yang tidak terkendali dan menekan keributan antar fanbase. Sebab, Weibo menilai sering kali terjadi keributan antarpenggemar yang menyebabkan hal-hal yang tidak bermanfaat sama sekali.
Oleh karena itu, pihak Weibo menambahkan, akan berjanji untuk secara intensif melakukan pemeriksaan untuk membersihkan media sosial mereka. Akun fanbase yang pertama kali ditangguhkan adalah milik fanbase Jimin BTS. Sebab hal inilah, akun tersebut mengganti namanya dan memosting surat resmi.
BACA JUGA :
Perayaan ultah 8 anak seleb tema K-Pop, kue putri Vino G Bastian unik
"Kami menyerukan kepada semua orang untuk beradab, ikuti bintang secara rasional. dan membangun lingkungan online yang harmonis dan sehat.
Apalagi setelah penggemar Jimin BTS di china pernah mengumpulkan dana pada April 2021 sebagai perayaan hari ulang tahun idolanya. Dalam waktu satu jam, para penggemar tersebut berhasil mengumpulkan RMB 2,3 juta ($356.000) atau sekitar Rp 5 miliar lebih. Sikap loyal semacam inilah yang dianggap oleh otoritas China tidak logis dan dianggap berlebihan.