1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
24 Januari 2023 23:21

Dari Cirebon sampai Surabaya, ini alasan kenapa bahasa Jawa beda-beda kosakata dan dialeknya

Salah satu bahasa tertua di Indonesia ini punya dialek dan kosakata berbeda di tiap daerah di pulau Jawa. Muhamad Ikhlas Alfaridzi

Brilio.net - Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa yang dipakai oleh masyarakat Indonesia. Berpusat di pulau Jawa, nyatanya bahasa ini juga dipakai etnis Jawa yang tinggal di luar pulau seperti di Sumatera, Kalimantan, Papua, bahkan sampai luar Indonesia tepatnya di Suriname.

Bahasa Jawa adalah bahasa yang berkembang sejak abad ke-9 di pulau Jawa. Bahasa Jawa kuno menjadi pondasi awal yang kemudian berkembang menjadi Jawa Modern hingga kini.

BACA JUGA :
21 Contoh kalimat paribasan bahasa Jawa dan artinya, mudah dipahami


Pada masa Kesultanan Mataram, bahasa Jawa mengalami perkembangan dengan membaginya dalam beberapa tingkatan seperti bahasa Jawa krama inggil, krama, dan ngoko.

foto: Balaibahasa.kemendikbud.go.id

BACA JUGA :
77 Contoh kalimat bahasa Jawa disertai artinya dalam berbagai momen

Sementara itu, bahasa Jawa yang tersebar di berbagai wilayah juga mengalami perkembangan yang akhirnya menjadikan dialek tersendiri di masing-masing wilayah.

Nah, kamu pernah nggak sih bertanya-tanya, kenapa bahasa Jawa tuh beda-beda dialeknya di tiap daerah? Bukan cuma beda dialek, bahkan ada juga loh yang kosakatanya berbeda.

Kira-kira kenapa ya alasannya? Yuk simak ulasan yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber berikut ini, Selasa (24/1).

Persebaran bahasa Jawa dan dialeknya.

Bahasa Jawa bisa dibilang adalah salah satu bahasa tertua di Indonesia. Penuturnya kini sudah tersebar hampir di semua titik di pulau Jawa. Dari mulai sebelah barat di Banten, Jawa Barat bagian utara di Subang, Indramayu, dan Cirebon sampai ke wilayah timur pulau di daerah Surabaya.

foto: Quora.com

Bahkan, menurut Mikael Parkvall, seorang ahli bahasa yang telah meneliti bahasa-bahasa di dunia, jumlah penutur bahasa Jawa berjumlah 82 juta orang di seluruh dunia.

Nah untuk para penutur bahasa Jawa di Pulau Jawa, gaya berbahasa dari mulai dialek dan kosakatanya terbagi dalam tiga wilayah, di barat, tengah, dan daerah timur. Masing masing wilayah pun terdiri dari beberapa dialek.

Dilansir dari Balai Bahasa Kemendikbud RI, di daerah barat, bahasa Jawa dituturkan dengan dialek di Jawa Barat terdiri dari empat dialek.

Pertama ada dialek Pantura. Dialek ini dituturkan di sepanjang pesisir utara Jawa Barat dan Banten mulai timur sampai barat. Kedua, ada dialek Cikoneng yang dituturkan oleh masyarakat di Desa Cikoneng.

Ketiga ada dialek Cirebon atau sering disebut sebagai bahasa "Cerbonan" yang dituturkan di wilayah Cirebon bagian utara. Keempat adalah dialek Ciamis yang dituturkan di daerah Majalengka, Kuningan, dan di daerah perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.

foto: Twitter/@adepedia

Sementara di wilayah tengah, terdapat lima dialek bahasa Jawa. Ada dialek Solo-Yogya, dialek Pekalongan, dialek Tegal, dialek Wonosobo, dan dialek Banyumas atau dikenal dengan dialek Jawa Ngapak.

Di bagian timur, bahasa Jawa terdiri dari tiga dialek. Antara lain adalah dialek Arekan yang dipakai di Surabaya dan kota-kota sekitarnya, dialek Osing di Banyuwangi, dan dialek Tengger di pegunungan Tengger.

Alasan kenapa ada dialek bahasa Jawa beda-beda.

Bahasa Jawa yang sudah tersebar sedemikian rupa dan beda-beda dialeknya ini memang punya alasan dan latar belakang.

Misalnya, dialek pantura berkembang karena wilayah ini pada zaman dahulu merupakan jalur pendaratan pasukan Mataram yang hendak menyerang Belanda di Batavia. Sisa-sisa laskar Mataram itu kemudian ada yang tinggal dan menetap di pesisir utara pulau Jawa dan membentuk komunitas dengan Bahasa Jawa Dialek Pantura.

foto: Twitter/@hadikaynr

Selanjutnya, dialek cirebon adalah bahasa Jawa yang telah mengalami pengaruh dari bahasa Sunda dan Cina. Dialek Ngapak disebut sebagai bahasa Jawa murni yang belum terpengaruh banyak campuran bahasa. Sementara dialek Yogya-Solo adalah gaya berbahasa yang diresmikan oleh Kesultanan Mataram yang dilanjutkan oleh Yogyakarta hingga kini.

Sementara bahasa Jawa Timuran, terpengaruh oleh bahasa Madura yang membuat kosakatanya sedikit simpel dan keras saat dilafalkan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags