Brilio.net - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difusi adalah pencampuran gas atau zat cair di luar daya mekanik. Istilah difusi banyak digunakan di dalam bidang seperti bidang ilmu sains dan sosial. Dalam ilmu sosial, difusi digambarkan sebagai salah satu bentuk penyebaran kebudayaan. Sedangkan dalam bidang ilmu sains, difusi menggambarkan proses mengalirnya zat pelarut. Proses penyebaran zat pelarut ini terjadi hingga seluruh partikel tersebar secara luas dan merata atau mencapai kesetimbangan.
Arti lain dari difusi adalah proses pembauran zat pelarut dari bagian yang memiliki konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses difusi dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA :
Desentralisasi adalah pemindahan kekuasaan, pahami jenis-jenisnya
Nah untuk memahami lebih rinci mengenai proses difusi, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (8/7).
BACA JUGA :
Warna primer adalah, ketahui perbedaannya dengan warna sekunder
Pengertian difusi.
foto: unsplash.com
Difusi adalah peristiwa perpindahan partikel dari lingkungan dengan konsentrasi tinggi menuju lingkungan dengan konsentrasi rendah. Proses difusi menjadi proses penting dalam sistem tubuh manusia seperti pada difusi oksigen dan karbondioksida dalam sistem pernapasan, difusi pada sistem saraf, difusi pada molekul, dan difusi pada zat dalam berbagai sistem tubuh manusia.
Difusi sering disebut juga dengan proses pembauran. Proses mengalirnya zat pelarut ini berlangsung hingga seluruh partikel tersebar secara luas dan merata sehingga mencapai titik keseimbangan, yaitu saat perpindahan molekul tetap terjadi walau tidak ada perbedaan konsentrasi.
Jenis-jenis difusi.
foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya
Proses difusi terbagi menjadi dua jenis yaitu difusi biasa dan difusi khusus. Jenis-jenis difusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Difusi biasa.
Difusi biasa adalah proses difusi yang terjadi ketika sel ingin mengambil sebuah nutrisi dan terjadi pada partikel yang tidak berpolar.
2. Difusi khusus.
Difusi khusus adanya ketika sel ingin menyerap nutrisi dan terjadi pada partikel yang berpolar.
Proses terjadinya difusi.
foto: Unsplash/Artem Pochepetsky
Proses difusi ditandai dengan adanya pergerakan partikel dari daerah yang memiliki konsentrasi tinggi menuju ke daerah yang memiliki konsentrasi rendah. Proses difusi dapat berjalan jika partikel berukuran sangat kecil sehingga dapat melalui membran dan dapat larut di dalam air atau lemak. Proses difusi bisa ditemukan pada zat padat, cair, maupun gas dan tidak memerlukan energi sehingga proses difusi disebut juga sebagai sistem transpor pasif.
Faktor yang memengaruhi kecepatan difusi.
foto: Unsplash/Becca Tapert
Terdapat beberapa faktor yang bisa memengaruhi kecepatan aliran difusi di antaranya:
1. Ukuran partikel.
Seperti disinggung sebelumnya, ukuran partikel yang lebih kecil akan memudahkan proses difusi karena partikel kecil akan mudah melewati membran dan selanjutnya akan larut di dalam air atau lemak. Semakin kecil ukuran partikel maka kecepatan difusi akan semakin tinggi.
2. Faktor ketebalan membran.
Semakin tebal membran maka kecepatan difusi akan semakin rendah karena membran yang tebal dapat menyumbat aliran partikel atau zat pelarut.
3. Suhu.
Semakin tinggi suhu maka partikel akan mendapatkan lebih banyak energi untuk bergerak dan kecepatan difusi semakin tinggi.
4. Jarak.
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi zat pelarut maka kecepatan difusinya akan semakin rendah.
Contoh proses difusi.
foto: unsplash.com
Proses difusi dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti pemberian gula pada larutan teh. Partikel gula akan membaur dan larut dalam teh yang membuatnya menjadi manis. Selain itu, proses difusi juga terjadi ketika kamu menyemprotkan pewangi ke seluruh sudut kamar maka kamar tersebut akan dipenuhi aroma yang disemprotkan.
Sumber: Kuntari dkk. 2019. Jurnal Fisika dan Aplikasinya Volume 15 Nomor 2: Studi Proses Difusi Melalui Membran dengan Pendekatan Kontemporer. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.