Brilio.net - Rumah memiliki sejuta kisah yang bertahan sepanjang waktu. Selama rumah tersebut berdiri, maka sejarah dan kisahnya juga akan tetap bertahan. Rumah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa dan perjalanan kehidupan pemilik rumahnya.
Untuk itulah, rumah menjadi bagian yang tak ternilai harganya. Seperti rumah yang berdiri di tengah mewahnya apartemen perkotaan yang berlokasi di Jakarta Pusat ini. Rumah yang sudah berdiri sejak 1935 tersebut, bahkan lebih tua dari usia apartemen dan pemilik rumahnya.
Pemilik rumah, Bu Elis tidak ingin menyerahkan rumah ini kepada pengembang. Baginya, rumahnya ini merupakan tempatnya lahir. Selain itu, ada beberapa faktor mengenai keengganan Bu Elis tak ingin pindah. Padahal, rumah sederhana tersebut sudah ditawar seharga miliaran rupiah, lho.
Meski rumahnya sudah reyot, Elis dan suami tetap bertahan di rumah ini. Penasaran kan, seperti apa penampakan rumahnya? Berikut brilio.net himpun penampakan rumahnya dari TikTok @sobatgabut13 pada Rabu (28/6).
BACA JUGA :
Rumah apik berkonsep natural minimalis ini dibangun cuma pakai material murah, intip 8 transformasinya
1. Rumah usang ini berdiri sendiri diapit oleh apartemen mewah di sekelilingnya. Sebelum dibangun apartemen, lahan tersebut merupakan kampung masyarakat.
BACA JUGA :
Ramah di kantong dan awet, 7 potret dapur minimalis berdinding seng ini biar sederhana tapi nyaman
2. Rumah ini berdiri sejak 1935, lho. Sudah 88 tahun, rumah ini masih kokoh berdiri.
3. Pemiliknya, Bu Elis, tidak ingin menjual rumah ini. Pada 2005 lalu, pengembang ingin membeli rumahnya denga harga Rp 2,5 hingga Rp 3 miliar.
4. Bukan hanya Rp 2,5 miliar saja, Bu Elis juga diberikan pilihan uang atau dua unit apartemen mewah. Sayangnya Bu Elis tak menginginkannya.
5. Bu Elis tak ingin menjualnya lantaran menyinggung 'kandungan' berharga dalam rumah tuanya ini. Ia pun mengaku jika lebih mencintai rumah ini.
6. Meski tak mencapai kesepakatan, pihak pengembang membiarkan rumah ini berdiri. Pengelola apartemen memberikan akses jalan, parkir gratis, hingga membuat gorong-gorong. Namun, aliran airnya sudah terputus sejak dibangunnya apartemen.
7. Sehari-hari, Elis dan Chairil hidup berkecukupan. Mereka bekerja sebagai pedagang dan memiliki banyak kontrakan.