Brilio.net - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fanatisme adalah keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap ajaran, baik itu politik, agama, dan sebagainya. Fanatisme juga dapat didefinisikan sebagai bentuk pengabdian seseorang yang luar biasa terhadap sebuah objek, di mana pengabdian tersebut terdiri dari gairah, keintiman, dan dedikasi yang luar biasa.
Objek tersebut dapat mengacu pada sebuah merek, produk, orang, acara televisi, atau kegiatan konsumsi lainnya. Fanatisme melahirkan sikap fanatik yang cenderung bersikeras terhadap ide-ide dari pihak yang menganggap diri sendiri atau kelompok mereka benar dan mengabaikan semua fakta atau argumen yang mungkin bertentangan dengan pikiran atau keyakinannya.
BACA JUGA :
Arti endorse dalam dunia bisnis, ketahui manfaat dan kelebihannya
Nah, untuk mengetahui lebih jauh mengenai fanatisme, berikut telah brilio.net rangkum ulasannya dari berbagai sumber pada Jumat (24/6).
Pengertian fanatisme.
foto: Pexels/Anton Belitskiy
BACA JUGA :
Eksploitasi adalah pemanfaatan untuk keuntungan sendiri, ini dampaknya
Fanatisme merupakan sebuah fenomena yang penting dalam budaya modern, pemasaran, serta realitas pribadi dan sosial masyarakat karena budaya saat ini sangat berpengaruh dalam menciptakan suatu keyakinan dan pemahaman. Fanatisme berasal dari bahasa Latin yaitu "fanaticus" atau "frenzied" yang berarti gila-gilaan, kalut, mabuk, atau ingar bingar.
Fanatisme biasanya bersifat tidak rasional sehingga argumen rasional akan sulit digunakan untuk meluruskannya. Fanatisme juga dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang memengaruhi seseorang dalam berbuat, berpikir dan memutuskan, memahami, dan merasakan sesuatu.
Definisi fanatisme menurut para ahli.
foto: Pexels/Anna Kapustina
Beberapa ahli turut memberikan pandangannya mengenai fanatisme yaitu:
1. Menurut Sudirwan, fanatisme berasal dari kata "fanatic" yang berarti sikap seseorang yang melakukan atau mencintai sesuatu secara serius dan sungguh-sungguh serta "isme" yang berarti sebagai suatu bentuk keyakinan atau kepercayaan. Secara ringkas, fanatisme adalah keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap suatu ajaran baik politik, agama, dan lain-lain.
2. Menurut Orever, fanatisme adalah sebuah antusiasme yang berlebihan dan tidak rasional terhadap sesuatu hal yang ada atau pengabdian terhadap suatu teori, keyakinan, ataupun garis tindakan yang menentukan sikap sangat emosional dan misi praktis yang tak mengenal batas.
3. Menurut Guttmann, fanatisme yang dimiliki oleh seseorang akan berpengaruh pada tingkah laku yang konstruktif maupun tingkah laku yang destruktif.
4. Prakoso mengatakan bahwa para pelaku fanatisme ada mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, laki-laki atau perempuan, pendidikan tinggi atau rendah, baik secara kelompok maupun individual.
5. Mubarok mengatakan bahwa fanatik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau pandangan tentang sesuatu yang positif dan negatif, pandangan tersebut tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan dianut secara mendalam sehingga sulit diluruskan atau diubah.
6. Thorne dan Bruner memberikan definisi fanatisme sebagai seseorang dengan keinginan besar atau minat tertentu terhadap orang, kelompok, tren, karya seni atau ide yang menunjukkan perilaku ekstrem yang dilihat orang lain sebagai konvensi sosial, disfungsional, dan melanggar.
Berdasarkan definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa fanatisme adalah sebuah keyakinan terhadap objek fanatik yang dikaitkan dengan sesuatu yang berlebihan pada suatu objek. Sikap fanatik tersebut ditunjukkan dengan aktivitas, rasa antusias yang ekstrem, keterikatan emosi, rasa cinta, dan minat yang berlebihan dan berlangsung dalam waktu yang lama.
Aspek-aspek dalam fanatisme.
foto: Unsplash/Danillo Obradovic
Beberapa aspek dalam fanatisme adalah sebagai berikut:
1. Intensitas.
Intensitas dalam fanatisme merupakan sikap yang terlihat jelas dalam kegiatan atau aktivitas yang diikuti seperti kegembiraan, semangat, dan kemarahan yang terlihat dari luapan emosi terhadap hal yang disukainya. Salah satu bentuk intensitas dalam fanatisme adalah ketika suporter sepak bola sangat menginginkan tim sepak bola idolanya menang sehingga mereka rela memberikan dukungan kepada tim idolanya dengan menonton pertandingan secara langsung.
2. Nilai dan sikap.
Nilai dan sikap dalam aspek fanatisme ketika individu menilai apa yang dianut melampaui yang diberikan oleh orang lain di dalam masyarakat. Contohnya adalah ketika fanatik acara televisi menganggap apapun yang berhubungan dengan tayangan televisi tersebut memiliki nilai yang bagus daripada tayangan lainnya.
3. Komitmen.
Wujud komitmen dalam aspek fanatisme adalah keteguhan hati yang sudah bulat, memungkinkan individu mencurahkan tenaga dan pikiran yang mutlak. Bahkan beberapa hal seperti pekerjaan, uang, dan keluarga terkadang dikorbankan untuk berpartisipasi terhadap yang individu yakini.
Sumber: Rinata dan Dewi. 2019. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 9 Nomor 2: Fanatisme Penggemar KPOP Dalam Bermedia Sosial Di Instagram. Malang: Universitas Tribhuwana Tunggadewi.