Brilio.net - "Salam budaya. Lestari budayaku," slogan FKY ke-31 diucapkan sebagai tanda penutupan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019. Tahun ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya, FKY 2019 diadakan selama 18 hari, mulai dari 4 Juli hingga pada Minggu (21/7) malam tadi.
Festival seni kebangaan kota gudeg itu di tahun ini mengubah nama 'Kesenian' menjadi 'Kebudayaan', yang diharapkan mampu dijadikan sebagai ikon festival budaya Yogyakarta, yang bisa dirindukan kedatangannya setiap tahunnya.
Paksi Raras Alit selaku ketua umum FKY 2019 menyampaikan laporannya di depan panggung Gedong Rembulan, Kampung Mataraman di hadapan seluruh tamu undangan dan masyarakat yang datang.
BACA JUGA :
Konser Letto ini sangat berkesan, usung gamelan sampai 'jamuran'
foto: Brilio.net/@Nur Luthfiana
Keberhasilan itu tak pernah lepas dari dukungan dan apresiasi dari banyak pihak. Lebih dari 4.000 ribu pelaku seni yang ikut menyemarakkan FKY tahun ini. Dalam laporannya, ada setidaknya 146.581 orang, 8.600 pengunjung per hari.
Sementara untuk Pasar Seni FKY diikuti oleh 57 stan pasar seni produk kreatif, hingga Minggu malam kemarin mencapai Rp 470.539.800. Pasar tiban yang dihadiri 90 stan setiap pekan berhasil mendapatkan omset Rp 61.044.500. Sedangkan untuk sektor kuliner yang dikelola Kampung Mataraman sebanyak lebih dari 50 stan, mendapatkan jumlah transaksi sebesar Rp 1,753 miliar.
BACA JUGA :
Filosofi Sate Kene, kuliner peninggalan nenek Pangeran Diponegoro
foto: Brilio.net/@Nur Luthfiana
Selain itu dari 7 kantong parkir resmi di area yang berada di Kampung Mataraman dan Telogo Julantoro, telah mendapatkan Rp 64 juta. Namun lebih penting lagi adalah semua penghasilan parkir diberikan kepada warga sekitar demi kemajuan ekonomi warga.
"Kami memikul tanggung jawab dan misi besar. Mulai dari memperkenalkan brand baru dan visi misinya yang baru juga. Hingga mempertanggungjawabkan seluruh program agar mampu mewakili seluruh objek-objek kebudayaan Perdais Nomor 13 2017, tentang pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan, yaitu nilai-nilai budaya, pengetahuan, dan teknologi, bahasa, adat istiadat, tradisi luhur, benda, dan seni," ujar Paksi Raras Alit saat pidatonya.
Selain itu, acara penutupan dilakukan secara simbolis dengan penyerahan kembali Panji FKY kepada Dra Yuliana Eni Lestari Rahayu, selaku Kabid Pemeliharaan dan Pengembangan Adat dan Tradisi, Lembaga Budaya, dan Seni Dinas Kebudayaan DIY. Penyerahan Panji FKY itu dilakukan langsung oleh Paksi Raras Alit.
foto: Brilio.net/@Nur Luthfiana
Setelah acara resmi ditutup, para tamu undangan dan masyarakat masih mendapatkan hiburan dari band dangdut campur sari modern Extravagongso. Kemudian ada juga penampilan hiburan dari pelawak Srundeng di panggung pusat Kampung Mataraman tersebut. Akhirnya serangkaian acara FKY 2019 sudah resmi ditutup dan diharapkan masyarakat akan menantikan FKY 2020 kelak.