Brilio.net - Frugal living adalah cara hidup hemat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan semakin kompleksnya tuntutan kehidupan, banyak individu yang mulai mencari cara-cara inovatif untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih bijaksana. Meskipun terdengar seperti hal baru, nyatanya, frugal living telah diterapkan oleh orang-orang sejak zaman dulu.
Frugal living menekankan pentingnya mengutamakan kebutuhan daripada keinginan, menghindari pemborosan, dan secara sadar mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak diperlukan. Frugal living menawarkan kesempatan bagi seseorang untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keuangan pribadinya, serta mengalami beragam manfaat jangka panjang.
BACA JUGA :
Berkat frugal living, pria ini sekolahkan anak-anaknya hingga berprofesi mentereng meski dulu bangkrut
Karena tren frugal living ini, banyak orang-orang yang pada akhirnya membagikan gaya hidup hemat mereka lengkap dengan pencapaian. Seperti yang dialami oleh seorang wanita ini.
Dilansir brilio.net dari akun TikTok @ninasavriana pada Rabu (9/8), seorang wanita ini membagikan secuil kisah hidupnya. Wanita yang diketahui bernama Nina Savriana ini merasa bersyukur sudah menerapkan frugal living sejak lama.
BACA JUGA :
Frugal living jalur pengangguran, pria ini habiskan Rp200 ribu/minggu bisa makan enak dan bergizi
foto: TikTok/@ninasavriana
Frugal Living tersebut telah ia jalani sejak 30 tahun lalu. Kala itu dirinya baru saja masuk dunia kerja.
Mendapatkan gaji pertama seperti buah manis dari pohon kerja keras. Namun, Nina tidak egois untuk menikmati hasilnya sendiri. Gaji pertamanya tersebut justru ia berikan kepada sang ibu.
Alih-alih menerimanya, sang ibu justru mengatakan bahwa dirinya tidak butuh apa-apa. Namun, ibunya hanya meminta Nina untuk bisa menyekolahkan adik-adiknya.
"Saat dapat gaji pertama, aku kasih mama, mama bilang 'mama ga minta apa-apa, tolong bantu sekolah adik-adik aja," tulisnya.
foto: TikTok/@ninasavriana
Berkat disiplin hidup hemat ini, Nina pun mampu menikmati hasilnya. Bukan sekadar kepemilikan harta benda berkilau, tetapi juga kemampuan untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi seluruh anggota keluarga.