Brilio.net - Bencana kebakaran dapat menimpa siapa saja. Tentunya bencana tersebut tidak dapat diprediksi akan terjadi. Api kebakaran akan sulit dipadamkan apabila berada di area padat penduduk atau tempat yang penuh dengan benda mudah terbakar.
Beberapa waktu lalu linimasa media sosial sempat diramaikan dengan kebakaran di kawasan Simprug Golf, Grogol Selatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Minggu (21/8) lalu. Penyebab kebakaran tersebut akibat korsleting listrik dari salah satu rumah.
Kebakaran itu menghanguskan rumah penduduk sehingga ratusan orang kehilangan tempat tinggal. Sekitar 133 kepala keluarga dan 398 jiwa yang terdampak kebakaran Simprug. Sebanyak 25 unit dan 110 personel Pemadam Kebakaran DKI dikerahkan untuk memadamkan api tersebut.
Namun, hebohnya ada satu bangunan yang tak terbakar oleh api. Bangunan berupa Warung Brebes Pesona Dua Putri itu terlihat tampak kokoh meski sekelilingnya dilahap si jago merah. Dilansir dari TikTok @donnyrapu, pemilik warung disebut sering bersedekah.
BACA JUGA :
Santap makanan di warteg, yang dilihat pria ini bikin auto mual
foto: TikTok/@donnyrapu
Rupanya warteg itu dikenal sebagai 'warung barokah' karena membagikan makanan gratis setiap hari Jumat. Disebut juga, saat hari kebakaran, pemilik warteg membagikan makanan kepada anak yatim dan jamaah masjid di Pamulang, Tangerang Selatan.
BACA JUGA :
Potret Amanda Manopo makan di warteg, gaya santainya disorot
Namun, ternyata ada penjelasan logis mengapa warteg tersebut tidak terbakar. Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Kota Administrasi Jakarta Selatan, menjelaskan kompartemenisasi menjadi faktor mengapa warteg itu tidak terbakar. Sementara, ratusan rumah lainnya hangus dilalap api.
"Karena terkompartemenisasi jadi terlindung dari potensi rambatan api. Coba lihat bangunan yang melindungi warteg itu bagaimana konstruksinya," jelas Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Deni Andreas, dilansir brilio.net dari Antara, Senin (29/8).
foto: TikTok/@donnyrapu
Deni menjelaskan, ilmu kompartemenisasi kebakaran adalah batas atau pemisah bangunan berdasarkan tingkat ketahanan terhadap api. Bangunan warteg tersebut diketahui terbuat dari material bata ringan atau hebel di semua sisi rumahnya. Material itu sifatnya menahan api. Sehingga warung tersebut tetap utuh meski rumah sekelilingnya terbakar.
Beda halnya dengan ratusan rumah yang terbakar karena tidak adanya kompartemenisasi karena tidak menggunakan bata ringan atau hebel. Bangunan yang terbakar di Simprug tersebut kebanyakan memakai material semi permanen seperti kayu.
Menurut Deni, solusi yang dapat digunakan untuk membangun kembali rumah, warga harus memahami ilmu kompartemenisasi dalam konstruksi rumah. Warga harus menciptakan kompartemenisasi untuk bangunan mereka agar terlindungi dari sumber kebakaran.
"Jika mau dibangun lagi satu kampung supaya aman dari kebakaran besar, pastikan kompartemenisasinya itu, semakin banyak semakin bagus bangunannya," pungkasnya.