Pengertian hidroponik.
foto: Lettuce Grow/Unsplash
BACA JUGA :
Permasalahan yang kerap muncul pada tanaman hidroponik dan solusinya
Hidroponik berasal dari bahasa Latin yaitu hydro yang berarti air dan "phonos" yang berarti "kerja" sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai air yang bekerja. Hidroponik adalah aktivitas pertanian yang dijalankan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Jadi, hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air.
Meskipun memanfaatkan kebutuhan air, budi daya dengan sistem hidroponik cenderung lebih sedikit menggunakan air dibanding budi daya dengan menggunakan tanah. Hal tersebut yang menyebabkan cara tanam menggunakan hidroponik lebih efisien terlebih di daerah yang memiliki pasokan air terbatas. Pada dasarnya, sistem hidroponik mengandalkan media tanam yang mampu menopang akar tanaman sekaligus menahan larutan dari unsur hara agar tanaman memiliki waktu yang cukup untuk menyerapnya.
BACA JUGA :
10 Tanaman hidroponik yang mudah ditanam di dalam rumah
Sejarah hidroponik.
foto: Unsplash/Sharat Arackal
Awal mula pembudidayaan tanaman dengan memanfaatkan air ditulis oleh Francis Bacon dalam bukunya yang berjudul Sylva Slyvarum yang diterbitkan pada tahun 1627. Setelah itu, teknik pembudidayaan tanaman dengan memanfaatkan air menjadi populer. Pada tahun 1688, John Woodward melakukan percobaan budi daya tanaman mint dengan air. Dari percobaan tersebut, ia menemukan bahwa tanaman yang tumbuh dengan memanfaatkan air yang kurang murni dapat tumbuh lebih baik dari tanaman dengan air murni. Penemuan ahli botani asal Jerman, Julius Von Sachs, dan Wilhelm Knop pada tahun 1859-1865 mempopulerkan pengembangan teknik budi daya tanpa tanah.
Selanjutnya, pada tahun 1933, seorang ilmuwan Amerika, W.F. Gewricke dari Pusat Penyelidikan Pertanian California, Universitas California telah memperkenalkan kaidah ini secara komersial. Selanjutnya, sistem hidroponik berkembang ke arah komersial. Dalam perkembangannya, menanam dengan menggunakan teknik hidroponik tersebar hingga ke Indonesia. Meski pengembangannya masih tersendat-sendat, Indonesia memiliki pengusaha hidroponik yang berhasil mengekspor hasil kebunnya seperti Bob Sadino.