1. Home
  2. »
  3. Wow!
6 Mei 2021 21:03

Hukum dan adab membangunkan orang tidur sesuai ajaran Rasulullah

Hukumnya sunah membangunkan orang tidur agar bangun dan melaksanakan sholat. Shofia Nida
foto: freepik.com

Brilio.net - Tidur menjadi salah satu kebutuhan penting bagi tubuh. Semua makhluk hidup butuh tidur, apalagi manusia. Tidur adalah waktu ketika seluruh tubuh diistirahatkan sehingga dapat kembali bekerja maksimal setelah kita bangun.

Setiap malam, manusia akan terlelap dalam tidurnya. Tidur memiliki banyak manfaat untuk tubuh di antaranya memperbaiki sel rusak, membantu menjaga pola makan, meningkatkan daya ingat, dan mencegah datangnya berbagai penyakit.

BACA JUGA :
Cara atasi pola tidur berantakan saat Ramadhan, sempatkan tidur siang


Ajaran Islam yang sangat luas membuat Allah memperhatikan masalah tidur bagi umatnya. Beberapa dalil yang menyinggung soal tidur adalah dalam surat Ar Rum ayat 23.

Wa min aayaatihii manaamukum bil-laili wan-nahaari wabtigaa`ukum min fadlih, inna fii zaalika la`aayaatil liqaumiy yasma'un

BACA JUGA :
10 Makanan dan minuman yang membuat tidur lebih nyenyak

Artinya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan."

Jalaluddin As Suyuthi dalam kitabnya Ar Rahmah fi At Thib wal Hikmah menjelaskan waktu tidur ideal bagi seseorang dalam sehari semalam yaitu sekitar enam hingga delapan jam. Dalam rentang waktu tersebut menyertakan qoilulah. Namun tak menutup kemungkinan seseorang bisa tidur lebih dari waktu yang sudah ditetapkan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti kondisi tubuh yang terlalu lelah.

Hukum membangunkan orang tidur

foto: freepik.com

Kondisi tubuh yang terlalu lelah membuat seseorang bisa tidur lebih lama dari biasanya, namun yang dikhawatirkan di agama Islam, seseorang yang lama tertidur akan meninggalkan beberapa sholat fardhu.

Sholat fardhu wajib hukumnya untuk dikerjakan, sehingga orang yang meninggalkannya akan mendapat dosa. Di antara sholat lima waktu, ada salah satu sholat yang akan terasa berat dilakukan oleh orang-orang pemalas yakni sholat subuh.

Karena didirikan saat fajar sebelum matahari terbit, tak heran ketika adzan subuh berkumandang, tak bisa dipungkiri rasa kantuk yang menyerang kerap menggoda iman saat akan melaksanakan sholat subuh. Ketika seseorang melihat saudara sesama muslim masih terlelap saat adzan berkumandang maka hukumnya sunah untuk membangunkan orang yang tidur tersebut agar bangun dan melaksanakan sholat.

Imam Nawawi dalam al-Majmu menjelaskan bahwa sunah hukumnya membangunkan orang yang sedang tidur untuk melaksanakan sholat, terlebih lagi kalau waktunya sudah sempit atau waktunya sudah hampir habis. Imam Nawawi berdalil dengan ayat Alquran surat Al Maidah ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:



Yaa ayyuhallaziina aamanu laa tuhillu sya'aa`irallaahi wa lasy-syahral-haraama wa lal-hadya wa lal-qalaa`ida wa laa aammiinal-baital-haraama yabtaguna fadlam mir rabbihim wa ridwaanaa, wa izaa halaltum fastaadu, wa laa yajrimannakum syana`aanu qaumin an saddukum 'anil-masjidil-haraami an ta'tadu, wa ta'aawanu 'alal-birri wat-taqwaa wa laa ta'aawanu 'alal-ismi wal-'udwaani wattaqullaah, innallaaha syadiidul-'iqaab

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."

Dalam ayat tersebut, Allah melarang umatnya untuk tidak saling tolong menolong dalam berbuat dosa. Contohnya membiarkan orang lain tidur saat adzan berkumandang sehingga ia tidak mengerjakan sholat.

Dalam sebuah hadis, dari Sayyidah Aisyah di mana dalam hadis bercerita,

"Suatu malam, Rasulullah SAW tengah melakukan sholat malam, sementara aku tidur terlentang di hadapan beliau. Ketika akan menutup sholatnya dengan witir, beliau pun membangunkanku, lalu aku sholat witir (bersama beliau)". (HR. Muslim)

Adab bangun tidur

foto: freepik.com

Untuk membangunkan seseorang dari tidurnya, ada adab yang perlu diperhatikan dan diterapkan seperti membangunkan seseorang dengan lembut tanpa membuat seseorang merasa kaget. Setelah bangun, ada pula beberapa ada yang diperhatikan.

1. Duduk dan mengusap wajah.

Dalam sebuah hadis, dari Ibnu Abbas berkata bahwa:

"Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah SAW bangun kemudian beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya." (HR. Ahmad).

2. Membaca doa.

Rasulullah ketika bangun tidur, selalu membaca doa. Doa tersebut yakni sebagai berikut.

Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba'damaa amaa tanaa wailayhinnusuur

Artinya:

"Segala Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati/tidur kami, dan kepada-Nya kami kembali."

3. Mencuci tangan.

Ketika bangun tidur disyariatkan untuk mencuci tangan sebelum memasukkan tangan ke dalam bejana (semua tempat yang menyimpan air) atau melakukan aktivitas lainnya. Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, bahwa Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

"Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka jangan mencelupkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali. Karena ia tidak mengetahui dimana letak tangannya semalam." (HR. Bukhari no. 162, Muslim no. 278).

4. Bersiwak.

Bersiwak adalah kegiatan menggosok gigi. Dari Hudzaifah bin Al Yaman radhiallahuanhu beliau mengatakan:

"Biasanya Nabi Shallallahualaihi Wasallam jika bangun di malam hari beliau menggosok-gosok mulutnya dengan siwak." (HR. Al Bukhari no. 245, Muslim no. 255).

5. Berwudhu.

Ketika bangun tidur, rasa kantuk dan malas biasanya masih terasa. Dianjurkan untuk membaca dzikir ketika bangun tidur, segera berwudhu dan melaksanakan sholat, untuk menghilangkan rasa kantuk dan malas. Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, bahwa Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:

"Setan mengikat tengkuk kepala seseorang di antara kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatannya ia mengatakan: malammu masih panjang, teruslah tidur. Maka jika orang tersebut bangun, kemudian ia berdzikir kepada Allah, terbukalah satu ikatan. Kemudian jika ia berwudhu terbukalah satu ikatan lagi. Kemudian jika ia sholat maka terbukalah seluruh ikatan. Sehingga ia pun bangun dalam keadaan bersemangat dan baik jiwanya. Namun jika tidak melakukan demikian, maka ia biasanya akan bangun dalam keadaan buruk jiwanya dan malas." (HR. Bukhari no. 1142, Muslim no. 776).

6. Segera sholat.

Sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Abu Hurairah di atas, setelah berwudhu maka bergegaslah mendirikan sholat subuh.

"Hendaknya orang yang bangun tidur bersungguh-sungguh untuk segera mengerjakan sholat fajar (subuh), sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas kehidupan yang Allah berikan dan atas dikembalikannya ruh ke dalam tubuh kita. Dan hendaknya ia memahami bahwa hal itu merupakan nikmat yang besar." (Umdatul Qari, 5/70).

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags