Brilio.net - Hati adalah penentu atau cerminan dari sikap dan perbuatan manusia. Isi hati seseorang hanya diketahui dirinya sendiri dan Allah. Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan Allah dengan berbagai kelebihan, seperti dapat merasakan sedih, senang, marah melalui hatinya.
Isi hati seseorang dapat menjadi penentu akhlaknya. Hal ini dikarenakan apabila seseorang memiliki hati yang baik, maka akhlaknya juga pasti baik dan apabila seseorang memiliki hati yang buruk, maka akhlaknya pun pasti akan buruk.
BACA JUGA :
10 Cara menahan marah dengan mengendalikan emosi dalam Islam
Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam Islam, akhlak terbagi menjadi dua yaitu akhlakul karimah atau akhlak baik dan akhlakul mazmumah atau akhlak buruk.
Salah satu akhlakul mazmumah adalah iri dengki. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (19/8), dalam bahasa Arab, iri dengki adalah hasad. Iri dengki ini disebabkan dari hati yang tidak merasa senang apabila melihat orang lain lebih bahagia dari dirinya.
Dalam Islam, iri dengki ini adalah salah satu penyakit hati yang akan membuat seseorang tidak tenang dalam menjalani hidup karena terus merasa tersaingi oleh kebahagiaan orang lain.
BACA JUGA :
Macam-macam akhlak dalam Islam lengkap dengan penjelasan dan contohnya
Penyakit hati ini dapat mengarahkan manusia melakukan perbuatan negatif. Yang paling ringan adalah berbuat hasut ataupun memfitnah orang lain. Karena kecenderungan tersebut, Islam melarang setiap Muslim untuk iri pada orang lain. Jika perasaan itu muncul, sangat dianjurkan untuk dikendalikan.
Hukum sifat iri dengki.
Allah melarang hambanya merasa iri dengki apabila melihat orang lain lebih bahagia, lebih kaya, dan lebih segalanya karena Allah telah memberikan rejeki kepada hambanya sesuai porsi masing-masing. Dalam Alquran surat An-Nisa ayat 32, Allah berfirman:
Wa laa tatamannau maa faddalallaahu bihii ba'dakum 'alaa ba'd, lir-rijaali nasiibum mimmaktasabu, wa lin-nisaa'i nasiibum mimmaktasabn, was'alullaaha min fadlih, innallaaha kaana bikulli syai'in 'aliimaa
Artinya:
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Dalam ayat tersebut telah dijelaskan bahwa Allah melarang hamba-Nya merasa iri dengki terhadap orang lain. Selain itu, perbuatan iri dan dengki dapat menghapus amalan-amalan ibadah seseorang dalam artian iri dengki dapat merusak kebaikan yang telah dilakukan seseorang tersebut. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah bersabda:
"Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad merusak kebaikan, sebagaimana api yang memakan kayu bakar." (HR. Abu Daud)
Cara menghindari sifat iri dengki.
foto: freepik
1. Membaca doa agar dijauhkan dari sifat iri.
Penyakit hati ini dapat mengarahkan manusia untuk melakukan perbuatan negatif. Yang paling ringan adalah berbuat iri dengki ataupun memfitnah orang lain. Karena kecenderungan tersebut, Islam melarang setiap Muslim untuk iri pada orang lain.
Jika perasaan itu muncul, sangat dianjurkan untuk dikendalikan. Cara agar dapat mengendalikan sekaligus menjauhkan hati dari perasaan iri dengki yaitu dengan membaca doa.
Rabbanaghfirlanaa wa liikhwaninnalladziina sabaquunaa bilimaani wa laa taj'alfii quluubinaa ghilaa lilladziina amanuu rabbannaa innaka raufurrookhiimun
Artinya:
"Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Allah, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."
2. Perbanyak istighfar.
Beristighfar bisa menghilangkan dosa dan noda penyakit hati. Dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
"Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup yang difirmankan Allah, Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka." (QS. Al-Muthaffifin : 4) (HR. Tirmidzi).
3. Perbanyak ibadah.
Dengan memperbanyak ibadah dan pengetahuan mengenai agama, niscaya seseorang akan menemukan cara menjadi pribadi yang baik dan benar serta mendasarkan semua perbuatan dalam hidup untuk beribadah.
Dengan beribadah, maka iman seseorang juga akan bertambah dan mampu menyingkirkan segala sifat tercela termasuk dengki dalam hati.
4. Perbanyak bersyukur.
Bersyukur adalah salah satu cara agar tetap istiqomah di jalan Allah dan agar sebagai seorang hamba tidak melupakan bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk diberikan nikmat atau berkat dari Allah.
5. Jaga silaturahmi.
Dengan memelihara silaturahmi yang baik, maka seseorang akan bisa mendapatkan kesan yang sebenarnya tentang orang lain. Selain itu juga bisa mempererat hubungan serta rasa persaudaraan antar sesama umat sehingga terhindar dari perasaan iri dengki.
6. Menyadari bahwa sifat iri dengki tidak disukai Allah.
Jika seseorang menyadari bahwa sifat iri dengki adalah perbuatan yang tidak disukai Allah, maka seseorang akan lebih berhati-hati dalam menggunakan hatinya untuk berprasangka kepada orang lain. Seseorang sadar bahwa iri dan dengki tidak akan memberikan keuntungan dan justru memunculkan permusuhan.
7. Rajin mengerjakan sholat.
Dengan rajin mengerjakan sholat fardhu dan sholat sunnah, seseorang akan lebih terhindar dari perbuatan keji seperti iri dan dengki. Dalam Alquran surat Al Ankabut ayat 45, Allah berfirman:
Utlu maa uhiya ilaika minal-kitaabi wa aqimis-salaah, innas-salaata tan-haa 'anil-fahsyaa'i wal-mungkar, walazikrullaahi akbar, wallaahu ya'lamu maa tasna'un
Artinya:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Alquran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."