Brilio.net - Islam mengenal istilah ikhtiar, yang mana arti ikhtiar adalah kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam memilih dan menentukan perbuatannya. Ikhtiar juga diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih. Maka, secara pemaknaan umum, arti ikhtiar adalah usaha.
Bagi umat Islam yang memiliki keimanan kepada Tuhan, dalam berusaha maka ia tak semena-mena hanya mengandalkan usaha sendiri tanpa meminta pertolongan kepada zat yang menciptakannya. Islam menempatkan ikhtiar beriringan dengan doa.
BACA JUGA :
Istiqomah adalah: Pengertian, bentuk dan dalilnya menurut Islam
Ikhtiar merupakan sebuah usaha yang seharusnya dilakukan manusia untuk dapat memenuhi segala kebutuhan dalam kehidupannya, baik secara material, emosional, spiritual, kesehatan, seksual, dan juga masa depannya agar tujuan hidup untuk dapat sejahtera dunia akhirat dapat terpenuhi, mengutip Muammar dalam Kajian Hadis Tentang Konsep Ikhtiar dan Takdir Dalam Pemikiran Muhammad AlGhozali dan Nurcholis Madjid; (Study Komparasi Pemikiran).
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (13/4) berikut ini penjelasan detailnya.
BACA JUGA :
Doa Nabi Yusuf yang perlu diamalkan, lengkap terjemahan dan manfaat
foto: pixabay.com
Menurut istilah bahasa, kata ikhtiar berasal dari bahasa arab yaitu ikhtara yakhtaru yang artinya memilih, satu akar dengan kata "khair" dengan demikian arti ikhtiar adalah memilih mana yang lebih baik di antara yang ada. Sedangkan menurut istilah Teologi (Ilmu Kalam), arti ikhtiar adalah kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam memilih dan menentukan perbuatannya (Nasution, 1992:410).
Ikhtiar juga diartikan berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih. Dalil Alquran yang mengandung perintah ikhtiar, baik yang berhubungan dengan perkara dunia maupun akhirat terdapat dalam surat Ar-Rad ayat 11:
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar-Rad ayat 11).
Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya, tetapi bila usaha gagal hendaknya tidak berputus asa.
Kegagalan dalam suatu usaha antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam manusia sendiri. Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap Muslim dianjurkan untuk bersabar karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa agar ikhtiar atau usaha dapat berhasil dan sukses hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah dan mengikuti perintah Allah yang diiringi dengan doa yang tulus (Ropi dkk, 2012:59-61).
foto: pixabay.com
Berikut bentuk-bentuk ikhtiar yang perlu Anda ketahui dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kerja Keras
Semangat berusaha dengan sepenuh hati harus ditanamkan pada diri manusia untuk mencapai tujuan hidup di dunia maupun akhirat. Manusia memiliki kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk menjadi lebih baik dengan potensi fisik dan psikisnya. Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 6 yang artinya :
"Barangsiapa bekerja keras, maka sesungguhnya ia bekerja keras untuk dirinya sendiri, sungguh Allah itu maha kaya dari segala makhluk." (surat Al-Ankabut ayat 6).
Melalui kemampuan fisik dibantu atau tanpa kemampuan psikis yang tinggi, manusia dapat bekerja keras untuk berbuat kebaikan bagi dirinya sendiri (Nawawi,1993:164). Usaha yang keras tidak akan mengkhianati hasil yang ingin dicapai. Ikhtiar dilakukan dengan maksimal dan bersungguh-sungguh agar tercapai suatu yang diharapkan. Allah berjanji akan merubah kondisi suatu hamba setelah hamba tersebut bersungguh-sungguh mengubah kondisinya menuju lebih baik dengan jalan ikhtiar.
2. Pantang Menyerah
Pribadi pantang menyerah adalah sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Setiap kesuksesan besar pasti selalu didahului dengan kegagalankegagalan. Kegagalan pada hakikatnya bukanlah akhir dalam sebuah perjalanan, melainkan jebatan untuk melewati jalur tercepat menuju kesuksesan.
Kegagalan pasti dialami oleh setiap orang, dan hal itu wajar dalam kehidupan, yang berbeda adalah bagaimana sikap setiap manusia dalam mempersiapkan kegagalan yang datang kepadanya antara memilih untuk pantang menyerah atau berputus asa. (Aziz,2007:169).
Namun, sifat putus asa sangat dibenci oleh Allah. Allah berfirman dalam al-Quran surat Yusuf ayat 87 tentang larangan berputus asa:
"Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (surat Yusuf ayat 87).
Keputusasaan identik dengan kekufuran yang besar. Seseorang yang kekufurannya belum mencapai tingkat itu, dia biasanya tidak kehilangan harapan. Sebaliknya, semakin mantap keimanan seseorang semakin besar pula harapannya bahwa keputusasaan hanya layak dari manusia durhaka karena menganggap bahwa kenikmatan yang hilang tidak akan kembali lagi.
3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya (Djikowidagdo dkk,:1994:144).
Maka dari itu, tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku manusia untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Tekun dan Rajin Belajar
Dengan belajar, manusia bisa hidup bermartabat dan membangun peradaban yang bersandikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Dalam Islam belajar adalah ibadah. Menuntut ilmu itu (belajar) wajib bagi muslim dan muslimah (HR. Muslim). Belajar itu bukan sekedar datang ke sekolah untuk mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru, melainkan juga berusaha mengembangkan pemikiran, pengetahuan, kepribadian, moralitas dan profesionalitas.