1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
15 Juni 2022 16:45

Imitasi adalah perilaku meniru orang lain, ini dampak dan contohnya

Imitasi dapat diartikan sebagai sebuah perilaku lanjut saat seorang individu mengamati dan mereplikasi perilaku orang lain. Dewi Suci Rahmadhani
foto: unsplash.com

Brilio.net - Imitasi adalah proses belajar yang dilakukan seseorang dengan meniru atau mengikuti perilaku orang lain, baik sikap, penampilan, gaya bicara, maupun hal apa saja yang dimiliki orang lain. Imitasi juga dapat dimaknai sebagai perilaku yang dilakukan oleh seseorang melalui pengamatan terhadap perilaku yang ditujukan dari objek lain.

Dengan kata lain, proses imitasi tidak berlangsung dengan sendirinya. Sebelum seseorang melakukan imitasi atau meniru orang lain, ia terlebih dahulu menerima, mengagumi, dan menjunjung tinggi orang yang ditiru. Perilaku yang ditiru bisa beragam mulai dari tingkah laku, gaya hidup, norma, nilai, ilmu pengetahuan hingga penampilan. Melalui proses imitasi, seseorang dapat mempelajari hal yang positif atau sebaliknya tergantung pada nilai yang berlaku di lingkungannya.

BACA JUGA :
Ini perbedaan KW grade ori, KW super, KW 1 kamu harus tahu


Nah, untuk mengetahui lebih rinci mengenai imitasi, berikut brilio.net telah merangkum dari berbagai sumber pada Rabu (15/6).

BACA JUGA :
Perdagangan internasional adalah, ini manfaat, faktor, dan hambatan

Pengertian imitasi.

foto: Unsplash/Anton Malanin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imitasi adalah tiruan. Imitasi dapat diartikan sebagai sebuah perilaku lanjut saat seorang individu mengamati dan mereplikasi perilaku orang lain. Pendapat lain menyebutkan bahwa imitasi adalah bentuk pembelajaran sosial yang mengarah pada pengembangan tradisi dan budaya sehingga terjadi transfer informasi dalam bentuk perilaku, sikap, kebiasaan dan lain-lain tanpa harus melalui pewarisan genetik.

Terdapat dua faktor yang memengaruhi proses imitasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu berupa perasaan dan perilaku yang berhubungan dengan perubahan emosi. Faktor eksternal berasal dari luar individu berupa pergaulan dan lingkungan.

Tahapan imitasi.

foto: Unsplash/elen aivali

Seperti telah disinggung di atas, perilaku imitasi biasanya disebabkan oleh adanya minat, perbuatan, perhatian ataupun sikap mengagumi pihak lain. Melalui ketertarikan tersebut, terdapat beberapa tahapan dalam imitasi yaitu sebagai berikut:

1. Atensi (Attention).

Tahapan imitasi yang pertama adalah memberikan atensi. Untuk dapat melakukan tindakan imitasi, seseorang akan didorong dengan memperhatikan idola atau role model tiruannya terlebih dahulu. Setelah itu, individu dapat melakukan perilaku yang sama dari objek yang diimitasi.

2. Retensi (Retention).

Setelah proses mengamati, individu akan melakukan proses retensi dengan menyimpan memori mengenai model yang dilihat, kemudian disimpan di dalam ingatannya. Biasanya informasi yang disimpan adalah informasi yang menarik perhatian dan minat.

3. Motivasi (Motivation).

Tahap akhir imitasi adalah tahap penerimaan dorongan yang dapat dimaknai sebagai penguatan atau motivasi. Penguatan ini dapat digunakan sebagai motivator untuk merangsang dan mempertahankan perilaku agar diwujudkan secara aktual dalam kehidupan.

Contoh imitasi.

foto: pexels.com

Proses imitasi dapat membawa individu meniru perilaku yang baik dan buruk sehingga contoh imitasi dalam kehidupan sehari-hari dapat digolongkan menjadi contoh imitasi positif dan negatif.

- Imitasi positif.

1. Meniru gaya berpakaian artis idola.
2. Meniru gaya menyanyi dari penyanyi lain.
3. Meniru taktik permainan bola voli dari klub voli terkenal.
4. Seorang anak yang meniru sikap rajin dari ayah dan ibunya.

- Imitasi negatif.

1. Meniru kebiasaan merokok.
2. Meniru hasil karya orang lain baik dalam bentuk mencontek, membajak hak cipta atau menjiplak.
3. Seseorang yang meniru kebiasaan tidak menggunakan helm saat mengendarakan motor.
4. Meniru kebiasaan mengonsumsi minuman keras dan pergaulan bebas.
5. Meniru tren aksi berbahaya di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang banyak.

Dampak imitasi.

foto: Pexels/Pavel Danilyuk

Sama seperti contoh imitasi yang digolongkan menjadi dua, dampak imitasi juga dapat dilihat dari sudut pandang dampak positif dan negatif.

- Dampak positif.

Imitasi dapat memberikan dorongan untuk seseorang dalam melakukan dan mengikuti norma yang berlaku sehingga tercipta kondisi masyarakat yang harmonis, selaras dan teratur.

- Dampak negatif.

Dampak negatif imitasi yaitu dapat mendorong seseorang untuk menentang norma atau nilai yang berlaku di masyarakat sehingga dapat melemahkan pengembangan daya kreasi seseorang.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags