Brilio.net - Berkaos putih bergambar Garuda dan celana pendek krem yang sudah sobek dan bertambal, bocah itu berlari sambil menunggang kuda kepang putih. Langkahnya lincah sejak menjejakkan kaki dari dalam rumah menuju pendopo.
Wajahnya dirias dengan lumuran cat putih tebal. Sedangkan bibirnya diwarnai hingga melebar di pipi, sedikit menyerupai bibir dalam tokoh pewayangan Punakawan. Namun, dia bukan tokoh itu. Lagipula topi yang dikenakan bukan seperti yang ada dalam Punakawan, tapi dia mengenakan peci hitam khas Soekarno. Dia adalah Si Bolang.
Malam itu, Sabtu (17/2), Si Bolang berhasil membuat ratusan pasang mata di Pendopo Prangwedan Istana Mangkunegaran tertuju pandangannya ke arahnya. Ratusan bibir terkunci, terbius aksinya. Mereka larut dalam petualangan Si Bolang mengejar impiannya. Beragam suasana hati yang menyelimuti Si Bolang berhasil disajikan dengan baik, mulai dari riang gembira, bersedu sedan, hingga semangat pantang menyerah saat realita berbeda dengan impiannya.
BACA JUGA :
4 Kreasi seni tari ini bisa bikin penonton terkagum-kagum deh
Di luar cerita pementasan 30 menit itu, pemeran Si Bolang sendiri merupakan magnet terkuat dari pergelaran bertajuk 'Indonesia oh Indonesia... Petualangan Si Bolang di Dunia Mimpi & Kenyataan' tersebut. Pentas yang digelar Akademi Seni Mangkunegaran itu merupakan persembahan istimewa sang pangeran, GPH Paundrakarna, di hari kelahiran ayahnya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro IX.
Bagi Paundrakarna sendiri, pementasan ini merupakan pilot project untuk karya-karyanya yang lebih besar. Sebagai orang dewasa, tampil dengan peran anak kecil sudah tentu menjadi tantangan berbeda. Sedikit saja penjiwaan yang meleset, hasilnya akan berbeda.
"Si Bolang ini gambaran diri saya," kata sosok rendah hati itu.
Paundra membuktikan talenta besarnya di bidang seni. Dan proyek Si Bolang ini bisa jadi merupakan start yang akan semakin menggelorakan jiwa berkeseniannya.
Dia begitu apik memerankan Si Bolang yang dituntut mampu menunjukkan beragam ekspresi wajah hingga jago menari. Soal menari ini, jangan tanya bagaimana kemampuan Paundra. Setiap gerak dan langkahnya sudah terukur semua di luar kepala. Tangan dan kakinya seolah ada yang membimbing ke mana dan bagaimana harus bergerak, sehingga tak ada gerakan yang tidak enak dilihat.
Olah vokalnya juga dikenal merdu, terbukti beberapa kali dia tampil sebagai penyanyi. Tapi yang lebih mengejutkan, semua lagu dalam pentas malam itu adalah karyanya. Bahkan, beberapa lagu yang dinyanyikan merupakan karangannya sejak masih duduk di bangku SMP.
"Saya simpan karena saya tahu suatu hari ini akan jadi lagu yang bagus," urai putra Sukmawati Soekarnoputri itu.
Lagu-lagu yang direkam bersama rekannya itu sudah jauh berbeda dari karakter vokal asli Paundra. Cucu Bung Karno ini mengubah suaranya menjadi suara anak-anak karena mengikuti tema lagunya.
Paundra pula lah yang menata seluruh gerak (koreografer) dari 21 penari yang terbagi dalam empat kelompok tarian. Dia menghadirkan kreasi baru yang merupakan petilan adegan dari Tari Legong Lasem. Dalam kisah Si Bolang ini, Paundra mewujudkannya berupa Tari Bapang Legong yang ditampilkan dengan rancak dan luwes oleh dua penari.
Dalam darah Paundra, memang mengalir deras seni Bali dari keluarga pihak ibu. Eyang buyut Paundra atau ibu Presiden I RI Soekarno, yakni Ida Ayu Nyoman Srimben, merupakan putri dari Puri Singaraja Bali.
Selain Bapang Legong, karya Paundra yang ditampilkan adalah Tari Bedoyo Kahyangan atau juga dikenal Bedoyo Nuswantoro. Tarian yang diperagakan tujuh gadis ini merupakan Tari Bedoyo kreasi baru.
BACA JUGA :
15 Foto menakjubkan dari balik panggung pertunjukan megah, keren!
Cucu Bung Karno ini juga rapi dalam menyajikan berbagai unsur keIndonesiaan dalam satu karya, padahal dia mempersiapkannya kurang dari setengah bulan. Selain kaos Garuda, bendera Merah Putih, dan kuda kepang, Paundra juga menggunakan rok rumbai dan mahkota burung cenderawasih khas Papua.
Sosok yang akan berulang tahun ke-39 pada 19 April nanti itu juga menunjukkan warna-warni Indonesia modern lewat kostum, tarian, bahkan musiknya. "Saya ingin menghibur, sekaligus memberikan edukasi dengan simbol-simbol yang saya tampilkan," tuturnya.
Dia pun berencana membuat project Si Bolang lainnya, misalnya dengan kombinasi drama musikal yang lebih panjang. Sebab, pada awalnya pun cerita Si Bolang ini hanya menampilkan dua tarian dengan durasi yang pendek.