Brilio.net - Dari hampir dua miliar pengguna Facebook, para peneliti menemukan empat tipe pengguna jaringan media sosial itu, mulai dari mereka yang gemar memberi like hingga pencari perhatian.
"Media sosial telah mengambil alih dunia. Rata-rata 1,28 miliar orang memeriksa Facebook setiap hari dan umumnya mereka menghabiskan 35 menit," ujar Tom Robinson, Profesor di Universitas Brigham Young.
BACA JUGA :
Punya ratusan ribu followers, 5 IG seleb ini malah minim foto dirinya
Nah, biar makin jelas berikut empat tipe pengguna Facebook menurut studi yang dia lakukan bersama tim seperti dilansir Indian Express, Selasa (11/7).
1. Si pembangun hubungan
Mereka yang termasuk dalam kelompok ini biasanya menanggapi unggahan milik teman-temannya dan kerapkali menggunakan berbagai fitur Facebook dalam upaya memperkuat hubungan yang ada di luar dunia maya mereka.
BACA JUGA :
Situs terkenal ini sebut iklan Indoeskrim dari Malaysia, sengaja nih?
"Mereka menggunakannya sebagai perpanjangan kehidupan nyata mereka, dengan keluarga dan teman kehidupan nyata mereka," kata Robinson.
2. Si pemberi informasi
Mereka ini umumnya tidak peduli soal berbagi foto, cerita atau informasi lainnya tentang diri mereka, namun ingin memberi tahu semua orang tentang apa yang sedang terjadi.
"Mereka memberikan informasi," catat Robinson.
3. Si penyuka selfie
Orang-orang ini cenderung mempromosikan diri mereka. Mereka kerap mengunggah gambar, video dan berbagai teks, namun semata untuk mendapatkan perhatian, like dan komentar dari orang lain.
Mereka berpendapat, semakin banyak orang yang memberi like, semakin mereka disukai rekan-rekannya.
4. Si kepo
Pengguna dalam kategori ini semata ingin melihat apa yang orang lain lakukan. Selalu ingin tahu urusan orang lain, kira-kira demikian maksudnya. "Ini adalah media sosial yang setara dengan orang-orang yang menonton sesuatu, " kata Clark Callahan, profesor dari Universitas Brigham Young.
"Media sosial begitu mendarah daging dalam segala hal yang kita lakukan saat ini. Kebanyakan orang tidak memikirkan mengapa mereka melakukannya, tapi kalau mereka bisa mengenali kebiasaan mereka, setidaknya itu menciptakan kesadaran," tutur Kris Boyle, profesor dari Brigham Young University.