Brilio.net - Sejak Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status Gunung Merapi pada Senin (21/5). Banyak orang menaruh perhatian pada peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Kini status aktivitas Gunung Merapi berada pada status Waspada.
Usai erupsi besar pada tahun 2010 silam, gunung yang terletak di antara Jawa Tengah dan Yogyakarta kembali menunjukkan peningkatan aktivitas sejak mengeluarkan material awan panas. Gunung Merapi mengeluarkan letusan tipe freatik pada Jumat (11/5) yang diikuti dengan hujan abu di beberapa daerah.
Letusan freatik yang terjadi sejak Jumat (11/5) hingga hari ini Rabu (23/5) meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekitar hingga lembaga terkait. Letusan freatik yang terjadi bulan Mei ini bukanlah letusan pertama yang dilakukan Gunung Merapi. Tahun 2013 dan akhir 2014 silam, Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas yang oleh masyarakat sekitar dijuluki 'Wedhus Gembel'.
Gunung Merapi merupakan salah satu dari deretan gunung api aktif di dunia. Tak mengherankan apabila aktivitas gunung berapi ini menjadi sorotan banyak orang. Para peneliti menyebut Gunung merapi memiliki karakteristik tersendiri dibanding gunung berapi lainnya. Dalam kurun waktu 2-3 tahun, Gunung Merapi kerap melakukan erupsi skala kecil sementara erupsi yang lebih besar dalam waktu 10-15 tahun.
BACA JUGA :
Begini penampakan abu vulkanik Merapi jika dilihat pakai mikroskop
foto: merdeka.com
Jika dirunut ke belakang, Gunung Merapi pernah mengalami letusan atau erupsi besar. Catatan sejarah menyebutkan erupsi besar pernah terjadi pada 15-20 April 1872. Letusan pertama di tahun tersebut disebut sebagai letusan mendadak karena tanpa diikuti dengan gejala peningkatan aktivitas.
Sementara letusan Merapi kembali terjadi di tahun 1930. Letusan tersebut menelan korban jiwa hingga 1400 orang. Sebanyak 13 desa hancur dan rusak karena erupsi Gunung Merapi.
Brilio.net mencoba merangkum dari berbagai sumber terkait deretan peristiwa erupsi besar yang terjadi dalam 50 tahun terakhir. Dalam 50 tahun terakhir, Gunung Merapi turut menambah catatan aktivitasnya. Tahun 1994, Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Dalam peristiwa tersebut tercatat sekitar puluhan jiwa meninggal akibat menjadi korban wedhus gembel.
Selang empat tahun, Merapi kemabli memperlihatkan peningkatan aktivitasnya. Tepat tanggal 19 Juli 1998, Gunung Merapi kembali erupsi. Kendati demikian, arah pergerakan awan panas mengarah ke atas sehingga tak menimbulkan korban jiwa.
Seperti ritme aktivitas Gunung Merapi di tahun sebelumnya, beberapa tahun berlalu, aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat di tahun 2006. Erupsi di tahun 2006 menambah catatan kelam yakni dua relawan jadi korban keganasan awan panas. Dua relawan dinyatakan tewas usai terpanggang dalam bunker yang berada di Kaliadem.
Tahun 2010, Gunung Merapi kembali memakan korban jiwa. Salah satu sosok juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan ikut jadi korban dari bencana erupsi Gunung Merapi. Letusan Merapi di tahun 2010 disebut menjadi letusan paling dahsyat sejak 100 tahun ke belakang. Ratusan korban jiwa jadi menjadi korban jiwa.
Tak sedikit warga yang tinggal hingga radius 20 kilometer dari Gunung Merapi mengungsi di beberapa lokasi yang tersebar di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bukan hanya itu, bandara Adisucipto Yogyakarta tak mampu beroperasi selama erupsi dan hujan abu pekat masih terjadi di tahun 2010 lalu.
BACA JUGA :
Gunung Merapi alami letusan freatik susulan Senin 09.38 WIB
foto: Twitter/@BPPTKG
Selang delapan tahun usai erupsi dahsyat, kini Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitasnya. Hingga berita ini naik, status Gunung Merapi masih dalam waspada. Merujuk pada Twitter BPPTKG, ada empat tingkatan aktivitas Gunung Merapi di antaranya Normal, Waspada, Siaga, hingga Awas.