Brilio.net - Perilaku inovatif adalah suatu pembuatan kreasi, pengenalan, dan penerapan ide-ide baru dalam peran kerja. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat bagi peran kinerja individu, kelompok, atau organisasi tersebut. Definisi tersebut membatasi perilaku inovatif sebagai usaha-usaha yang sengaja dilakukan untuk mendatangkan hasil baru yang menguntungkan. Perilaku inovatif merupakan perkembangan dari sifat inovasi yang membutuhkan kontribusi dari setiap individu.
Seseorang yang memiliki perilaku inovatif memiliki kesadaran diri untuk melihat dan mengenali adanya peluang baru yang muncul dari suatu permasalahan. Kemudian ia mencari dukungan ide untuk membangun sebuah koalisi yang mendukung ide inovasi tersebut. Untuk memahami lebih rinci mengenai perilaku inovatif, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Selasa (28/6).
BACA JUGA :
Resolusi adalah ketetapan diri untuk berubah, ini cara membuatnya
Pengertian perilaku inovatif.
foto: unsplash.com
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inovatif merupakan sifat memperkenalkan sesuatu yang baru atau bersifat pembaruan kreasi. Perilaku inovatif juga dapat diartikan sebagai suatu perilaku tentang mengeksplorasi ide baru dan menerapkan ide tersebut untuk mencapai peningkatan kinerja pribadi atau kelompok. Perilaku inovatif sering dikaitkan dengan kreativitas, namun teori mengenai inovasi menekankan bahwa pada dasarnya inovasi merupakan hal yang lebih luas daripada kreativitas. Sedangkan perilaku inovatif lebih menekankan pada sikap kreatif agar terjadi sebuah perubahan di lingkungan.
BACA JUGA :
Layout adalah tata letak desain, pahami tujuan dan prinsipnya
Penjelasan definisi perilaku inovatif menurut para ahli:
1. Menurut Jong dan Hartog, perilaku inovatif tidak hanya mencakup penggenerasian ide, melainkan juga memerlukan penerapan gagasan dan mencapai perbaikan yang nantinya akan meningkatkan kinerja dari individu.
2. Scott dan bruce mendefinisikan perilaku inovatif sebagai suatu perilaku yang kompleks dan terdiri dari tiga perilaku yang berbeda yaitu penciptaan ide, promosi ide, dan realisasi ide. Perilaku inovatif yang dilakukan seseorang bersumber pada pengenalan masalah dan penggenerasian ide baik ide baru maupun ide yang telah digunakan sebelumnya.
3. Janssen mengemukakan perilaku inovatif sebagai suatu pembuatan kreasi, pengenalan, dan penerapan ide-ide baru dalam peran kerja. Definisi tersebut membatasi perilaku inovatif seseorang untuk upaya yang disengaja dengan tujuan untuk memberikan hasil baru yang menguntungkan.
4. Carmeli, Meitar, dan Weisberg berpendapat bahwa inovasi di tempat kerja adalah sebuah proses kompleks yang melibatkan kesulitan, hambatan, dan frustasi.
Berdasarkan definisi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa perilaku inovatif merupakan suatu proses di mana individu mencari dan menemukan ide dari sebuah permasalahan dan diperkenalkan di lingkungan sekitar serta dapat menerapkan ide atau solusi tersebut di lingkungan organisasi.
Ciri-ciri perilaku inovatif.
foto: unsplash.com
Terdapat beberapa ciri-ciri individu yang berperilaku inovatif yaitu:
1. Bersikap terbuka terhadap inovasi
2. Mempunyai persepsi positif terhadap potensi inovasi
3. Menghargai kreativitas inovasi seseorang
4. Selalu siap menghadapi perubahan sosial
5. Berpandangan yang luas
6. Memiliki dorongan ingin tahu yang kuat
7. Berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang dari masa lampau
8. Berorientasi dan percaya pada perencanaan
9. Lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripada takdir atau pembawaan
10. Menghargai keterampilan manusia seutuhnya
11. Menyadari sepenuhnya dampak keputusan yang dibuat
Aspek-aspek perilaku inovatif.
foto: unsplash.com
Terdapat beberapa aspek yang menyangkut perilaku inovatif dan menjadi sebuah tahapan dalam berinovasi adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan ide.
Inovasi pada individu dimulai dengan menciptakan ide yang baru dan berguna di segala bidang. Masalah yang dirasakan terkait pekerjaan, ketidaksesuaian, diskontinuitas, dan tren yang muncul menjadi penyebab mengapa individu harus menciptakan ide-ide baru.
2. Promosi ide.
Setelah individu menghasilkan ide, ia harus mencari teman atau dukungan atau membentuk sebuah koalisi yang memberikan kekuatan untuk mempromosikan idenya.
3. Realisasi ide.
Individu memproduksi prototype atau model inovasi yang bisa dialami dan diterapkan dalam peran kerja, kelompok, atau organisasi secara keseluruhan.
Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku inovatif.
foto: unsplash.com
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan munculnya perilaku inovatif yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal.
Faktor internal meliputi interaksi dengan atasan. Karyawan yang memiliki hubungan yang positif dengan atasan lebih memungkinkan untuk menunjukkan perilaku inovatif dan mampu memberikan keyakinan bahwa perilaku inovatif mereka akan menghasilkan keuntungan kinerja.
2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal meliputi tekanan yang tinggi. Tekanan tinggi untuk berkompetisi dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik dan memiliki efek positif untuk memicu munculnya perilaku inovatif. Selain itu, organisasi atau perusahaan yang memiliki dukungan dari pemerintah juga harus tetap memberikan hasil kerja yang memuaskan jika tetap ingin mendapatkan dukungan. Hal ini dapat memicu munculnya perilaku inovatif.
Sumber: Abdussamad. 2019. Efektivitas Pelatihan Team Building Untuk Meningkatkan Perilaku Inovatif Perawat IGD RSUD Kabupaten Sumbawa. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana Yogyakarta.