Brilio.net - Kereta api memang masih menjadi salah satu transportasi favorit masyarakat Indonesia. Berada di bawah naungan PT Kereta Api Indonesia, dunia perkeretaapian kita memiliki sejarah yang panjang dalam sistem transportasi. PT KAI sejauh ini sudah mengepulkan cerobong asapnya sejak 1864 dan masih berjalan sampai sekarang. Dari masa ke masa tentu ada transformasi dari kereta api, hal itu terjadi juga di Indonesia.
Nah kali ini, Jumat (16/12), kita bakal bawa kalian menjelajah dunia perkeretaapian mulai dari jenis kereta, lokomotif dan rail, apalagi buat kalian yang suka naik kereta api nih, wajib tahu!
BACA JUGA :
Bukan hanya mobil ramah lingkungan, kini kereta api juga hemat energi
1. Kereta api konvensional
foto: railpictures.net
BACA JUGA :
9 Fakta kereta api ini pasti belum pernah kamu tahu
Kalau jenis kereta api rel konvensional ini adalah kereta yang biasa kita jumpai. Biasanya kereta ini menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi. Kereta ini bisa berbahan bakar batubara , uap dan diesel dan terkenal berisik. Terlebih lagi kereta api yang harus membuang uap sehingga sering membunyikan suara yang bising.
2. Kereta api monorel
foto: imageshack
Nah kalau kereta api jenis ini punya satu jalur rail, tidak seperti jalur kereta yang biasa kita jumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Biasanya untuk kereta ini letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
Di Jepang, kereta api monorail ini dibangun di lintas layang atau bawah tanah sehingga tidak ada pintu perlintasan kereta api dan bisa sampai tujuan hanya dalam waktu 1,5-2 menit saja. Beda dengan Indonesia yang saat ini masih ada di Jakarta yang tidak mungkin bisa dioperasikan dalam waktu kurang dari 10 menit, karena harus melewati pintu perlintasan kereta api.
3. Kereta api permukaan (surface)
foto: lpanduanwisata.id
Kereta api ini adalah yang biasa kita lihat disini. Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang. Lintasan permukaan di Indonesia banyak yang sudah dibangun sebelum Perang Dunia II. Untuk saat ini, kereta seperti ini sekarang sering kali dijadikan sebagai ikon pariwisata kota tertentu seperi di Solo yang dijadikan wahana menarik untuk wisatawan berkeliling kota.
4. Kereta api layang (elevated)
foto: tumblr
Kalau kereta ini berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang yang dipakai buat menghindari persilangan sebidang. Hal ini dilakukan agar tidak usah memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang diperlukan ada sekitar 3 kali lipat dari kereta permukaan.
5. Kereta api bawah tanah (subway)
foto: munggara
Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya digunakan pada kota kota besar dunia seperti New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu ia juga digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena sering menembus 20 meter di bawah permukaan tanah, sungai - bangunan maupun jalan, jadi butuh sekitar 7 kali lipat dari pada kereta permukaan. Di Jepang pembangunan lintas subway telah dimulai sejak tahun 1905. Jakarta sendiri rencananya akan dibangun subway di segmen Dukuh Atas ke Kota dari Proyek MassTransit Jakarta. Wah bakal ditunggu-tunggu nih!
Perjalanan dunia kereta api di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari bagaimana PT KAI dan kerjasamanya dengan General Electric (GE). Sejak tahun 1953 atau sudah 60 tahun lebih, GE sudah turut serta menemani perkembangan kereta api di Indonesia. Mulai dari datangnya Lokomotif CC200 dengan nomor model AICO-GE UM 106T yang menjadi kereta lokomotif diesel pertama di Indonesia dan kini sudah di museumkan di Museum Kereta Api Ambarawa hingga kereta CC 206, yaitu lokomotif diesel elektrik terbaru buatan GE. Saat ini sudah lebih dari 320 lokomotif GE dipakai oleh PT KAI dan bisa dibayangkan hampir 200 juta orang diangkut menggunakan kereta api PT. KAI dengan lokomotif GE tiap tahunnya.
Kereta lokomotif terbaru dari GE, CC206 selain di alokasikan untuk pulau Jawa, seperti program yang dimiliki oleh Presiden Jokowi yang bakal melakukan pengembangan kereta di luar Jawa, maka pembangunan juga mulai dikembangkan di pulau Sumatera, seperti di Dipo Tanjung Karang, Bandar Lampung. Untuk di Sumatera Selatan, lokomotif CC206 difokuskan untuk menarik kereta api barang, khususnya untuk batu bara. Sejauh ini GE selalu memegang komitmennya.