Brilio.net - Kabupaten paling ujung Pulau Jawa, Banyuwangi baru saja merayakan peringatan hari jadi ke-248. Berlangsung meriah, malam resepsi peringatan hari jadi ini berlangsung di Taman Blambangan, Rabu malam (18/12) lalu. Selain menyajikan hiburan, acara ini menjadi malam apresiasi atas kerja bersama rakyat dan pemerintah dalam satu tahun terakhir.
Beragam capaian Banyuwangi di bawah kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas dan Wakilnya, Yusuf Widyatmoko, dipaparkan ke hadapan ribuan masyarakat Banyuwangi yang memenuhi alun-alun kota tersebut. Beragam penghargaan dari level nasional hingga internasional dikemas apik dalam sebuah video. Serta sejumlah data dari aneka indikator keberhasilan daerah dipaparkan oleh Bupati Anas.
BACA JUGA :
Ini strategi antimainstream Bupati Anas majukan Banyuwangi
"Beragam prestasi yang telah Banyuwangi raih serta sejumlah data yang bisa kita lihat bersama, adalah bukti jika rakyat Banyuwangi mampu untuk bisa maju. Mampu untuk bersaing dengan berbagai daerah lainnya," tegas Anas seperti dilansir Merdeka.
BACA JUGA :
Banyuwangi raih penghargaan tertinggi Kabupaten Sehat
Dengan capaian tersebut, Anas mengajak, rakyat Banyuwangi untuk terus berkontribusi positif membangun daerah.
"Jangan sampai kita hanya terjebak pada saling menyalahkan satu sama lain. Tapi, kita harus bergandengan tangan mewujudkan daerah tercinta kita ini, untuk terus maju dan berprestasi," ajaknya.
Dalam kesempatan tersebut, Anas juga berterima kasih pada semua pihak yang telah berkontribusi mewujudkan Banyuwangi lebih baik. Melalui Banyuwangi Award 2019, Pemkab Banyuwangi memberikan penganugerahan kepada tokoh-tokoh inspiratif di berbagai bidang.
Banyuwangi Award kali ini diberikan kepada pegiat sosial, kebudayaan, insan pendidikan, pegiat lingkungan, tokoh difabel, tokoh wanita hingga para pemuda pemudi Banyuwangi yang berprestasi di level nasional hingga internasional.
Puncak Harjaba kali ini, juga menampilkan teater dari siswa-siswa SLB ABCD Kalipuro. Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tersebut mampu menampilkan drama cerita bertajuk Ratu Welirang. Sebuah kisah tentang semangat melawan angkara murka yang hendak menjajah tanah kelahirannya.
Pengunjung juga dihibur oleh paduan suara dari SMAN 1 Banyuwangi dan SMA Taruni Bakti Genteng. Mereka membawakan lagu-lagu dari bumi Cendrawasih, Papua. Sontak saja standing aplaus dari penonton menggema di ujung penampilannya.
Sebagai pemuncak acara, penyanyi campursari yang sedang naik daun, Didi Kempot, menghentak panggung. Ribuan penonton pun tak kuasa berjoget bersama mengikuti lantunan lagu dari penyanyi berjuluk The God Father of Broken Heart tersebut. Sobat Ambyar, julukan para penggemarnya, tak bergeser dari lokasi hingga lagu terakhir memungkasi acara.
"Kalian adalah bukti, jika generasi milenial tidak alergi budaya. Mari bersama kita lestarikan budaya dan tradisi asli nusantara," ajak Didi Kempot di sela-sela aksi panggungnya.