Brilio.net - Umat Islam memiliki perayaan hari besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Hari Raya Idul Fitri menjadi hari kemenangan bagi Muslim setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Sementara Idul Adha adalah hari raya umat Islam sebagai bentuk mengingat bagaimana ketakwaan Nabi Ibrahim pada Allah dengan berqurban.
Setiap 10 Dzulhijah, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Adha atau sering disebut dengan Idul Qurban. Sebab pada hari itu, setiap Muslim diwajibkan berqurban dengan menyembelih hewan qurban seperti sapi, kambing, domba, kerbau atau unta.
BACA JUGA :
Pemerintah izinkan salat Idul Adha di zona hijau corona
Berqurban adalah menyembelih hewan qurban untuk kemudian dagingnya dibagi-bagikan kepada seluruh umat Islam di wilayah tersebut. Berqurban juga menjadi salah satu ibadah yang sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang mampu dan memiliki harta berlebih.
Dilansir brilio.net dari berbagai sumber pada Sabtu (11/7), qurban dalam bahasa Arab berarti dekat. Arti Qurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan.
Dalam Alquran pun telah dijelaskan bahwa Allah memerintahkan Muslim untuk berqurban. Dalam surat Al Hajj ayat 34, Allah berfirman:
BACA JUGA :
Keutamaan puasa sunnah jelang Idul Adha, lengkap dengan niatnya
Wa likulli ummatin ja'alnaa mansakal liyazkurusmallaahi 'alaa maa razaqahum mim bahiimatil-an'aam, fa ilaahukum ilaahuw waahidun fa lahuu aslimu, wa basysyiril-mukhbitiin
Artinya:
"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)."
Keutamaan berqurban Idul Adha
foto: freepik
Qurban saat Idul Adha memiliki hukum sunnah muakkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Namun, bagi umat Muslim yang mampu melakukannya lalu ia meninggalkan hal itu, maka ia dihukumi makruh.
Terdapat beberapa keutamaan yang akan didapatkan bagi seorang Muslim yang mau dan mampu untuk berqurban saat Hari Raya Idul Adha. Beberapa keutamaan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai bentuk meneladani Nabi Ibrahim.
Seorang Muslim yang berqurban saat Idul Adha maka dirinya telah meneladani Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim diberi ujian untuk menyembelih putranya sendiri yakni Ismail. Meski sangat berat, baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memilih untuk menerima perintah Allah.
Saat hendak melakukannya, Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail dan menggantinya dengan kambing. Karena hal tersebut, Rasulullah menyunnahkan berqurban saat Idul Adha.
2. Melatih keikhlasan.
Dari kisah Nabi Ibrahim yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang Muslim yang berqurban maka secara tidak langsung mereka melatih keikhlasan untuk mengkorbankan hartanya. Sebagaimana manusia saat ini hanya diperintahkan berkorban harta atau hewan qurban, bukan anak seperti yang Nabi Ibrahim pernah alami.
3. Diridhoi oleh Allah.
Seorang Muslim yang berqurban saat Idul Adha maka dirinya akan diberi ridho serta pahala dari Allah jika dirinya menjalankannya dengan tulus dan ikhlas, tanpa disertai rasa ingin dipuji sesama manusia atau pamer.
4. Memberikan manfaat untuk orang lain.
Daging yang dihasilkan dari hewan yang telah disembelih untuk berqurban akan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar tempat berqurban. Karena itulah, daging tersebut akan membawa kebaikan serta manfaat bagi orang yang menerima daging qurban. Sehingga ibadah ini memiliki nilai sosial, bukan hanya untuk individu semata.
5. Bentuk taqwa kepada Allah.
Dengan berqurban, seorang Muslim dapat menunjukkan ketaqwaannya kepada Allah. Bertaqwa dalam artian mengikhlaskan apa yang seorang Muslim qurbankan sebagaimana Nabi Ibrahim yang ikhlas menqurbankan anaknya, yaitu Nabi Ismail.
6. Menghindarkan dosa menahan harta.
Berqurban pada Hari Raya Idul Adha dapat menghindarkan Muslim dari dosa menahan harta. Harta yang dimiliki oleh seorang Muslim bisa dikeluarkan dengan berupa hewan qurban yang dibagikan pada mereka yang kurang mampu, sehingga harta yang dimiliki tidak tertahan dan menimbulkan dosa.
7. Tidak berlebihan mencintai dunia.
Seorang Muslim yang mengikhlaskan hartanya dalam bentuk hewan ternak yang diqurbankan maka ia belajar untuk tidak mencintai dunia dengan berlebihan. Ia lebih mempersiapkan bekal untuk kehidupannya di akhirat kelak dengan berqurban.
Dari berqurban, seorang Muslim juga dapat menempatkan bahwa harta di dunia bukan hanya milik dirinya sendiri, namun harus disebarkan dan diberikan manfaatnya pada orang lain.
8. Harta yang dimiliki jadi lebih bermakna.
Harta yang dimiliki dari seorang Muslim akan lebih bermakna apabila ia mau memberikan sebagian untuk orang lain seperti beramal, sedekah dan juga berqurban. Tentunya hewan qurban yang diberikan akan menjadi makna tersendiri dan membawa kebahagiaan bagi orang yang berqurban.