Brilio.net - Setiap orang tentu memiliki impian dalam hidupnya, tinggal mereka saja yang menentukan apakah ingin meraihnya meski sangat sulit, atau mengubur dalam-dalam mimpi tersebut. Hari ini mungkin kita bisa belajar dari sosok Serda Dwi Wardiono yang merupakan prajurit TNI dari Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad). Pria ini bukan dari keluarga berada. Dia hanyalah anak seorang penjual bakso.
Namun bagi Serda Dodi mimpi tetaplah mimpi yang harus dikejar meski seburuk apapun kondisinya. Dodi tidak pernah menyerah, dia tetap ingin mewujudkan cita-citanya sejak kecil untuk menjadi seorang tentara.
BACA JUGA :
Perjuangan kuli bangunan lolos Bintara Polri, kisahnya tuai simpati
Perjalanannya tidak mudah, butuh waktu dan perjuangan panjang. Dilansir brilio.net dari channel YouTube TNI AD, Selasa (24/8), Dodi mengaku sempat mendaftar sebanyak tujuh kali dan enam kalinya dia gagal masuk TNI AD.
foto: YouTube/TNI AD
BACA JUGA :
Ibu telah tiada, anak perempuan ini curhat terisak di depan jenazah
"Saya tuh setiap ada pembukaan, daftar. Sampai tujuh kali daftar, tapi ya nggak cuma TNI AD doang, ada instansi lain. Nah, kali ketujuh itu baru lulus," ujar Dodi.
Selain karena cita-citanya, Dodi juga berkeinginan mengangkat taraf hidup keluarganya. Dia memahami bagaimana kondisi keluarganya yang hanya mengandalkan dari penjualan bakso.
Ketika dia masih kecil, sang ayah menjadi penjual bakso keliling. Kegiatan itu pun berlangsung selama tujuh tahun.
foto: YouTube/TNI AD
Kendati demikian, Dodi awalnya sempat pesimis bisa masuk dan menjadi bagian dari TNI AD. Pasalnya belum ada sejarah keluarganya yang menjadi bagian militer.
"Kan belum ada keluarga yang dari militer, pesimis. Sedangkan omongan di sekitar, masuk ini pakai duit. Saya modal nekat saja dengan niat, 'Ya udah saya bilang ke orang tua, biar saya coba sendiri, cukup dengan doa terkabulkan'. Alhamdulilah terkabulkan dengan doa orang tua," tuturnya.
foto: YouTube/TNI AD
Dodi juga menceritakan bagaimana bangganya kedua orang tuanya ketika mengetahui dia diterima menjadi anggota TNI AD. Sampai-sampai sang ayah membuat acara syukuran besar-besaran di kampungnya.
foto: YouTube/TNI AD
Ayah Dodi, Juminto, turut menceritakan bagaimana keinginan keras anaknya untuk menjadi tentara. Awal mula ketika Dodi mengungkapkan keinginannya, Juminto sempat terkejut dan sedikit khawatir karena menurutnya dan mendengar dari beberapa orang lainnya, untuk menjadi TNI tidak mudah dan dibutuhkan biaya yang sangat besar.
"Aku dengar-dengar itu masuk tentara biayanya besar, pun nggak mampu bayar. Ternyata itu bohong, nggak pakai biaya juga," ujarnya
Juminto juga mengatakan bahwa anaknya itu memang terlihat sangat serius. Dia rajin olahraga untuk memperkuat fisiknya.
foto: YouTube/TNI AD
"Lari pagi siang, dua kali sehari lari-lari, yang dikejar olahraganya itu. Cita-citanya dia dari kecil sudah ingin jadi tentara, jadi TNI," sambungnya.
Juminto mendukung keinginan anaknya. Dia berdoa dan berharap apa yang diinginkan anaknya itu bisa tercapai. Akhirnya doanya pun dikabulkan, putranya kini terlihat gagah dan membanggakan dengan seragam TNI AD.
Hingga kini, kedua orang tua Dodi masih berjualan di sebuah warung yang mereka sewa. Jika mendapatkan cuti, Dodi pulang untuk menjumpai orang tuanya dan membantu mereka berjualan bakso.