1. Home
  2. »
  3. Wow!
24 April 2019 17:20

Kisah haru Syahrul, anak tukang las yang diterima Kedokteran UI

Semasa sekolah, Syahrul selalu meraih juara umum dengan rata-rata nilai di atas 90 Kurnia Putri Utomo

Brilio.net - Siapapun berhak menempuh pendidikan setinggi mungkin. Pria atau wanita dari background keluarga seperti apapun bisa belajar di perguruan tinggi asal memenuhi standar akademik. Bahkan orang dengan kemampuan ekonomi terbatas tetaplah bisa belajar di perguruan tinggi.

Kisah haru datang dari Syahrul Ramadhan (18), anak tukang las dan penyapu jalanan. Cowok yang akrab dipanggil Arul ini berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

BACA JUGA :
Wanita ini bangun dari koma 27 tahun, panggil nama anaknya


Syahrul adalah anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Azman dan Neni Marlina. Ayahnya bekerja sebagai tukang las dengan penghasilan tidak tetap atau tergantung pesanan las, sedangkan ibunya bekerja sebagai penyapu jalan.

Syahrul sendiri ialah lulusan SMA Negeri 2 Bangko, Rokan Hilir, Riau. Semasa SMA ia selalu belajar. Ia selalu berusaha agar rapornya lolos seleksi Fakultas Kedokteran UI.

Semasa sekolah, Syahrul mengaku selalu meraih juara umum dengan rata-rata nilai di atas 90. Maka dari itu ia memberanikan diri untuk mengambil jurusan kedokteran di UI. Syahrul mengaku, menjadi seorang dokter ialah cita-citanya sejak kecil.

BACA JUGA :
3 Momen polwan kawal surat suara, perjuangannya penuh haru

"Saya sudah bercita-cita menjadi dokter dan ingin menempuh pendidikan di UI. Sejak itu, saya konsisten menjaga nilai agar dapat tembus UI melalui jalur prestasi rapor," ujar Syahrul seperti dilansir brilio.net dari Antara.

Pada Senin (22/4) Syahrul telah melakukan verifikasi rapor di Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru UI kampus Depok serta dilanjutkan dengan proses daftar ulang yang akan dilakukan pada Kamis (25/4) di Balairung UI.

Syahrul tampak bahagia telah diterima di UI. Meksi demikian ia juga Syahrul juga khawatir akan biaya hidup di UI.

"Namun ketika sudah diterima, saya kembali ragu mengingat biaya yang dikeluarkan tentunya tidak sedikit. Alhamdullilah, pihak UI khususnya Iluni FKUI dan Dekan FKUI memberikan dukungan dana sehingga keraguan saya seketika sirna," ujarnya.

Syahrul berhasil lulus Bidikmisi. Pihak UI juga memberikan kemudahan verifikasi rapor dan daftar ulang yang dilakukan pada minggu yang sama sehingga dirinya tidak perlu keluar uang transportasi Pekanbaru-Jakarta dua kali lebih banyak.

Kini melalui studinya di UI, Syahrul berharap kelak dapat mengangkat derajat orang tuanya serta bisa mengabdi kepada ke daerah di Rokan Hilir.

"Saya melihat daerah saya membutuhkan dokter spesialis jantung dan spesialis kandungan. Semoga saya bisa menempuh pendidikan dokter hingga spesialis dan dapat memberikan manfaat bagi kota kelahiran saya," imbuh Syahrul.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags