1. Home
  2. »
  3. Wow!
13 Desember 2019 23:58

Kisah perjuangan Nara Kreatif memfasilitasi anak putus sekolah

Sudah puluhan anak asuh dibina, disekolahkan sampai jenjang kuliah, bahkan dibantu mandiri dengan modal usaha. Syifa Fauziah

Brilio.net - Saat ini, permasalahan anak putus sekolah masih menjadi momok, terutama di kota-kota besar. Hal itu yang membuat banyak pihak menaruh perhatian bersa terhadap anak-anak tersebut yang rentan menjadi korban tindak kejahatan.

Salah satunya adalah Nara Kreatif, sebuah kelompok yang bergerak di kewirausahaan sosial di kawasan Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Didirikan oleh anak muda bernama Nezatullah Ramdhan pada 2012 lalu, sarana dan prasarana ini disediakan untuk menjadi solusi bagi anak-anak yang putus sekolah.

BACA JUGA :
Nadiem Makarim hapus UN per 2021, ini program penggantinya


"Secara kelembagaan, Nara Kreatif itu bentuknya foundation yang bergerak di kewirausahaan sosial," ujar Neza saat ditemui brilio.net belum lama ini.

Hingga saat ini sudah puluhan anak asuh dibina, disekolahkan sampai jenjang kuliah, bahkan dibantu mandiri dengan modal usaha dengan menjual barang-barang daur ulang. Bahan pokok yang digunakan dalam yayasan Nara Kreatif adalah sampah kertas yang dikumpulkan dari sumbangan sejumlah kantor, kemudian direndam hingga lunak.

"Setiap 15 kilogram kertas bekas yang terkumpul, dapat membiayai satu bulan biaya pendidikan satu anak selama satu tahun," ucapnya.

BACA JUGA :
13 Cara mendidik anak secara Islami, sesuai tuntunan Nabi

Sudah tujuh tahun berdiri, ternyata tak mudah untuk berada di titik ini. Banyak tantangan yang ia hadapi. Salah satunya adalah belum adanya kemauan para anak-anak putus sekolah tersebut untuk melanjutkan sekolah.

"Yang jadi masalah adalah mereka harus bayar sekolah, belum lagi transportasi, makanya banyak orang putus sekolah. Nara sendiri menjemput bola, kita gunakan aula kelurahan fokus untuk program pemerintah menjangkau kebutuhan masyarakat," jelasnya.

Neza menambahkan, saat ini Nara berdiri di Kelurahan Rambutan dan Keluarahan Duku. Letak warga yang lebih dekat dengan pasar membuat ia juga tak ingin melanjutkan sekolah dan memilih untuk mencari uang sebagai kuli panggul.

"Masyarakat menengah ke bawah itu harus ada bukti, setelah sekolah mereka harus apa. Karena sampai saat ini mereka enggak ada role model. Itu fokus di Nara, gimana setidaknya berikan role model di keluarga kecil mereka. Kita visit ke rumahnya bersama guru dan berikan pemahaman juga kepada orangtuanya agar para anak-anak tersebut juga tahu manfaat lainnya," terangnya.

Selain itu, tantangan yang paling terasa adalah gesekan dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang tak suka dengan hadirnya Nara Kreatif yang memberi secara cuma-cuma pendidikan terhadap anak-anak putus sekolah.

Kendati demikian, Neza bersama pihaknya tak mau tinggal diam. Ia terus fokus berusaha untuk meretas anak jalanan. Beruntungnya, banyak pihak yang mendukung niat baiknya tersebut. Salah satunya adalah restoran cepat saji, Hokben yang baru saja memberikan dana beasiswa untuk program paket C.

"Total bantuan kita ini untuk membiayai siswa yang ingin mengikuti paket C. Target kita 350 siswa," ucap Marketing Communication Group Head Francisca Lucky.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags