Penggalangan donasi sering kali menjadi solusi untuk membantu mereka yang membutuhkan. Namun, ada kalanya hal ini disalahgunakan, seperti yang terjadi pada seorang pria di China yang bernama Lan. Pria berusia 29 tahun ini memicu kontroversi setelah menggunakan uang hasil donasi untuk membeli rumah senilai 738.000 Yuan (sekitar Rp 1,6 miliar).
Kampanye donasi yang dimulai pada 14 Oktober bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi pengobatan kanker langka yang dideritanya, limfoma Hodgkin. Dalam waktu singkat, Lan berhasil mengumpulkan lebih dari 700.000 Yuan (Rp 1,5 miliar). Namun, kecurigaan mulai muncul ketika pada 6 November, ia membagikan foto rumah barunya di media sosial.
BACA JUGA :
7 Potret bangunan sekolah SD di pelosok Lampung ini bikin miris, alasnya tanah berlumpur
Para donatur merasa tindakan tersebut tidak sesuai dengan tujuan awal penggalangan dana. Investigasi lebih lanjut mengungkap bahwa Lan sebenarnya menyembunyikan aset keluarganya yang bernilai jutaan Yuan. Kasus ini pun menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dalam penggalangan dana online.
Lan, yang sebelumnya mendapatkan simpati publik karena kisahnya sebagai lulusan Universitas Nanjing dan klaim bahwa keluarganya terpuruk secara finansial, kini dianggap telah merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem donasi. Platform crowdfunding yang digunakan pun menutup salurannya dan mengembalikan semua dana kepada donatur.
Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih kritis sebelum berdonasi. Seperti yang diungkapkan oleh seorang netizen, "Kita tidak pernah tahu apakah penerima benar-benar butuh atau hanya memanfaatkan belas kasihan orang."
BACA JUGA :
Viral curhatan miris guru yang tidak dihargai oleh siswanya, sebut muridnya pintar tapi attitude nol