1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
18 April 2024 06:00

Kisah pria resign pilih bertani usai 5 tahun kerja, modal Rp 1,2 juta raup Rp 26 juta dalam 8 bulan

Di lahan seluas 500 meter, pria ini menanam tomat, cabai rawit dan keriting yang hasil panennya melebihi UMR Boyolali. Khansa Nabilah
foto: TikTok/@pertanianmodernn

Brilio.net - Sebagai bagian dari hidup, manusia tentu harus bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan dari sandang, papan, hingga pangan. Apalagi, di masa sekarang ini, mencari kerja cukup sulit, lho. Meski begitu, tak sedikit juga orang yang memutuskan untuk resign dari pekerjaan walau sudah memiliki gaji tetap.

Tak sedikit juga yang nekat resign dari pekerjaannya sebagai karyawan untuk memulai usaha sendiri. Ada juga yang justru memilih untuk kembali ke kampung halaman demi menekuni bidang pertanian alias jadi petani. Keputusan tersebut tentu nggak semua orang berani mengambilnya.

BACA JUGA :
Banting tulang demi biayai kuliah hingga lulus cumlaude, kisah driver ojek online ini bikin kagum


Pasalnya, diperlukan rencana yang matang demi menjaga kestabilan ekonomi pribadi. Namun berbeda dengan seorang pria yang membagikan perjalanan kariernya melalui akun TikTok @pertanianmodernn. Melalui unggahan tersebut, pria yang sudah bekerja selama lima tahun sebagai karyawan ini memutuskan untuk resign.

Ia kemudian memutuskan untuk menjadi petani. Nggak perlu mengeluarkan banyak modal, ia mengaku modalnya untuk menjadi petani cukup murah. Untuk menanam tomat dan cabai, ia menggunakan modal 1,2 juta dengan hasil 26,5 juta dalam delapan bulan.

BACA JUGA :
Kisah lelaki drop out SD jadi pengantar makanan, sebulan raup Rp 58 juta, kerja 16-20 jam tiap hari

foto: TikTok/@ pertanianmodernn

"Resign setelah kerja 5 tahun cuma pengen bertani. Ini ceritaku modal 1,2 juta operasional 1 juta dalam 8 bulan menghasilkan 26,5 juta," kata @pertanianmodernn, dikutip brilio.net pada Kamis (18/4).

Saat memulai bertani, ia mengaku memilih untuk jadi petani irit. Ia memanfaatkan lahan tani milik ibunya. Untuk pupuk dasarnya, ia hanya menggunakan 6 karung untuk 500 meter lahan.

"Pupuk dasar cuma kotoran ayam 6 karung untuk 500 m, kurang? Terlalu ngirit? Ya, emang iya. Namanya juga pemula. Alhamdulillah dibantu ibu walau pakemnya beda saya pengen jadi petani yang tidak terlalu capek, modal kecil panen banyak," jelasnya.

Untuk menjadi petani yang tidak terlalu capek, ia menggunakan teknologi sederhana namun dapat hasil yang maksimal. Ia menggunakan drip irigasi dengan selang, sehingga untuk memasukkan pestisida dan air tidak perlu disiram satu persatu.

"Ini yang saya maksud petani yang tidak terlalu capek, pake drip irigasi agar tidak harus kocor 1 per satu. Tinggal buka kran, tunggu 6 menit per bedeng sambil mainan hp, hehe," katanya.

foto: TikTok/@ pertanianmodernn

Bukan tanpa rintangan. Ia pernah mengalami tanaman gagal tumbuh, lantaran tomatnya digerogoti oleh hama. Saat itu, masa panen tomat selama 2,5-3 bulan. Selang 20 hari, ia menambah tanaman cabai.

"Kita tanamin tomat dulu, 2,5 - 3 bulan panen. Selang 20 hari kita tambah cabai," katanya.

Sayangnya, saat itu harga pasaran cabai hanya Rp 1.000 per kilogram, turun dari Rp 5.000 per kilogram. Dengan total panen seberat hampir 2,5 ton, ia hanya mendapatkan Rp 6,2 juta saja, lho. Namun, ia tidak khawatir karena masih memiliki tanaman cabai yang harga jualnya tinggi.

"Tapi harga pasar dari 5000/kg jadi 1000/kg. Tapi tetap saya panen dapat 300 kg an setiap kali panen. Per 3 hari tapi gapapa harga pasar emang naik turun. Kita coba jual ke pasar. Total hasil panen berat 2440 kg atau hampir 2,5 ton tapi uangnya 6,2 juta. Tapi tetap alhamdulillah masih diberi rezeki dari Allah," ujarnya.

foto: TikTok/@ pertanianmodernn

Selain itu, ia juga pernah menama cabai rawit dan keriting yang tentu tak lepas dari rintangan. Pasalnya, ia hanya menghasilkan 3-4 buah cabai rawit per pohonnya. Sementara cabai keriting bisa 8 buah per batang. Meski terkena musibah, ia berhasil memanen sebanyak 404 kilogram cabai. Selain itu, rata-rata harga jualnya saat itu lumayan, yakni Rp 53 ribu per kilo. Sehingga ia menghasilkan Rp 20,2 juta.

"Alhamdulillah walau kena musibah badai, daun cabai abis, tapi gpp sudah dapat 404 kg cabai dari rata-rata harga 25rb-80rb rata-rata di harga 53 rb, uang yang dihasilkan 20,2 juta," imbuhnya.

foto: TikTok/@pertanianmodernn

Selama delapan bulan bertani, pemilik akun tersebut membeberkan penghasilannya yang bisa mendapat sekitar Rp 3 jutaan perbulannya. Dari delapan bulan tersebut ia mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp 24 juta dengan catatan lahan hanya sebesar 500 meter persegi. Menurutnya, hasilnya itu lebih tinggi dibandingkan UMR Boyolali.

"Ini dia hasilnya tomat dan cabai. 24 juta bersih selama 8 bulan ya kira-kira segitu per bulannya. Kukira petani remeh, ternyata UMR Boyolali lebih remeh," tegasnya.

Dengan penghasilan yang menjanjikan, rasanya tak ada penyesalan terhadap keputusannya yang memilih resign dari pekerjaannya. Kisah tersebut menginspirasi banyak warganet. Tak sedikit yang ingin mencoba untuk melakukan usaha menjadi petani. Ia pun juga mendapatkan apresiasi dari warganet.

"Wohh bisa jdi ide usahaku selanjutnya nih, makasih motivasinya kak," kata @abcdee92.

"Asal ada lahan, modal n mau berusaha n belajar jd petani itu bisa sukses lohh," kata @vhinatampubolon.

"Permasalahan pertanian kita cuma di pupuk dan distribusi hasil panen yang rata rata melalui tengkulak, ini yang bikin pertanian kita gak seperti dulu, kalau dulu tengkulak ada tapi cuma sedikit," kata @bimadth.

"Gw kepengen jd petani cabe woy,cmn ga tau mulai dri mana..soalnya tempat gw 1kg cabe 100rb,buat sambel drumah 10rb ckup 1 hari setengah aja..jd kepgen jd juragannya aja," kata @aminiihh.

"Alhamdulillah banyak anak mudah yg jd petani, sarah aja sering youtube petani2 thailand, tiru caranya, semoga hasil berlimpah. Ayo di dukung, kk ku jg petani tiap panen dpt ratusan juta, lahan sewa," kata @besti_kw.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags