Brilio.net - Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, kita mengenal sembilan wali yang disebut dengan Wali Songo. Satu dari sembilan wali tersebut adalah Sunan Gunung Jati.
Nama aslinya Syarif Hidayatullah. Dari garis keturunan, ibunya bernama Nyai Rara Santang, putri raja Pajajaran. Sehingga dia adalah cucu dari Prabu Siliwangi. Sedangkan ayahnya bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, tokoh Mesir keturunan Bani Hasym dari Palestina.
BACA JUGA :
Kisah Nabi Luth dan azab bagi kaum Sodom
Di usinya yang masih muda, Sunan Gunung Jati sudah belajar banyak agama, terutama agama Islam. Ia menjadi salah satu wali yang menyebarkan Islam di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Dilansir brilio.net dari liputan6.com, ada sejumlah naskah kuno yang mengungkap kiprah Sunan Gunung Jati. Mulai dari gaya kepemimpinannya, dakwah Islamnya, hingga kesaktian yang ia miliki.
Dalam Islam, kesaktian yang dimiliki oleh seorang ulama atau manusia yang taat pada agama disebut karomah.
BACA JUGA :
Kisah Julaibib, pria buruk rupa yang dirindukan bidadari surga
Berikut beberapa karomah maupun keahlian yang dimiliki Sunan Gunung Jati beserta kisahnya, yang telah dihimpun dari berbagai sumber pada Senin (1/6).
Kisah dakwah Sunan Gunung Jati dan ajarannya.
foto: Instagram/@enungsrioktaviani
Sunan Gunung Jati berpengaruh besar pada penyebaran Islam di Cirebon dan sekitarnya. Sunan Gunung Jati meletakkan dasar pengembangan Islam dan perdagangan orang-orang Islam di Banten pada tahun 1525 atau 1526.
Selanjutnya, menurut "Carita Purwaka Caruban Nagari" Sunan Gunung Jati mendapat penghormatan dari raja-raja lain di Jawa, seperti Demak dan Pajang, dan diberi gelar Raja Pandita karena kedudukannya sebagai raja dan ulama.
Sunan Gunung Jati juga memiliki metode dan media dakwah yang bergagam. Mulai dari perdagangan, perkawinan, politik, hingga penaklukan wilayah.
Dalam hal kebudayaan, dia juga menggunakan gamelan sebagai media penyebaran Islam. Pada saat itu, siapa saja yang ingin melihat pertunjukan seni gamelan dari Raden Syarif, dianjurkan untuk mengucapkan syahadat terlebih dahulu.
Dia juga mengubah kebiasaan orang-orang membaca mantra menjadi doa-doa islami. Tak hanya menyeru untuk menyembah kepada Allah, Sunan Gunung Jati juga memiliki salah satu ajaran filosofi yang cukup terkenal yakni sebuah kalimat, "Ingsun titip tajug lan fakir miskin" yang artinya "Masyarakat dianjurkan untuk selalu memelihara masjid, dan tidak boleh melupakannya. Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk membantu dan memelihara fakir miskin."
Keahlian dan karomah Sunan Gunung Jati.
foto: Instagram/@ihyajr
1. Menguasai 99 bahasa di Nusantara.
Berdasarkan hasil kajian naskah kuno Cirebon, Sunan Gunung Jati diketahui menguasai 99 bahasa. Bahasa yang dikuasai bukan hanya bahasa dunia, melainkan bahasa lokal yang ada di seluruh pelosok Nusantara.
2. Pemimpin yang disegani dan pintar berpolitik.
Pada masa kejayaannya, Sunan Gunung Jati juga ahli dalam bidang politik. Dalam menyebarkan Islam dan mengembangkan Cirebon, dia dapat meruntuhkan kerajaan induk besar seperti Padjajaran hingga mengusir Portugis di Selat Sunda dibantu Kerajaan Demak.
3. Memberikan pendidikan dan menyerukan dakwah Islam.
Sunan Gunung Jati juga teladan di bidang pendidikan. Ia tak segan berbagai pengetahuan dengan banyak masyarakat. Melalui dakwah Islam, dia juga menjadi pendidik hingga ke pelosok desa.
Menurut naskah-naskah yang telah diterjemahkan, dalam satu bulan sekali murid-murid Sunan Gunung Jati juga sering datang ke Cirebon pada malam Jumat. Pada malam itu mereka kusyu mendengarkan pengajian. Kegiatan rutin mereka itu dinamakan Seba Kliwon.
4. Menguasai strategi perang dan memperluas wilayak kekuasaan.
Dalam mempertahankan eksistensi Kesultanan Cirebon, Sunan Gunung Jati perlu memperluas wilayah kekuasaannya. Dia berhasil menaklukan kerajaan Rajagaluh, Kuningan, Talaga, hingga menguasai Sunda Kalapa.
5. Menyembuhkan tumor tanpa operasi bedah.
Sunan Gunung Jati juga memiliki karomah dalam ilmu kedokteran. Dilansir brilio.net dari liputan6.com, saat itu ada pasangan tengah berselisih paham mempersoalkan perut sang istri yang membesar. Suaminya yakin kalau perut yang membesar itu hamil, tapi istri tidak yakin.
Akhirnya, pasangan tersebut menemui Sunan Gunung Jati untuk memastikan isi dalam perut si ibu. Dan ternyata saat diperiksa bukan kandungan, melainkan penyakit tumor. Atas izin Allah, Sunan Gunung Jati menggunakan karomahnya untuk mengambil tumor tersebut.