1. Home
  2. »
  3. Wow!
23 November 2023 23:45

Kisah Toko Roti Jakarta, berdiri di Jogja selama hampir satu abad, tak pakai pengembang instan

Toko Roti Jakarta bertahan saat masa pendudukan Belanda dan Jepang, bahkan berhasil melewati masa-masa Orde Baru dan Reformasi Khansa Nabilah
Hampir seabad bertahan dengan cita rasa otentik

Hampir seabad bertahan dengan cita rasa otentik

Roti-roti yang dijual Toko Roti Jakarta memiliki rentang harga mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 30 ribuan. Roti sobek original dapat dinikmati dengan harga Rp 26 ribu, sementara onbitjkoek dengan harga Rp 12 ribu. Selain menu di atas, mereka juga menjual berbagai macam roti tradisional hingga roti kekinian, seperti pastry, banana cake, marmer cake, dan masih banyak lainnya.

Produk yang dijual Toko Roti Jakarta sekarang tidak berbeda dari awal berdiri. Saat awal berdiri, roti yang pertama dijual adalah onbitjkoek, roti sobek, roti daging, dan roti pisang. Namun, seiring berkembangnya toko, mereka tetap melakukan inovasi untuk menjual produk yang beragam.

BACA JUGA :
Mengenal Tolpit alias Adrem, makanan tradisional unik khas Bantul


foto: brilio.net/Khansa Nabilah

Kendati demikian, Toko Roti Jakarta tidak pernah mengubah resep roti selama 99 tahun lalu. Mereka mempertahankan rasa otentik dari resep awal. Untuk mengolah roti, mereka bahkan menggunakan telur ayam kampung yang sudah menjadi ciri khas Toko Roti Jakarta.

BACA JUGA :
Mengintip dapur pembuatan Cokelat Monggo khas Yogyakarta

"Nggak pernah berubah. Kita ada resep baru, roti baru, tapi roti yang lama tetap ada. Banyak yang mempertahankan rasa lama," ujar Andreas.

Menariknya lagi, Toko Roti Jakarta tidak menggunakan pengembang instan untuk membuat roti. Mereka mengolah bibit pengembang alami yang tak pernah mati dan berhenti diproduksi.

Jadi dapat disebut jika bibit tersebut juga sama lamanya dengan usia toko. Bibit tersebut selalu diolah setiap hari, bahkan pengolahannya pun cukup rumit.

"Prosesnya kalau mau dijelasin agak ribet ya, karena bibit ini nggak bisa mati. Jadi beda kalau orang bikin roti semua bahan udah ada, dicampur ngembang kan? Kalau ini bibitnya harus dari malam. Jadi hari ini kita buat, kita sisihkan sedikit 25%, taruh semalaman. Besok pagi kita putar lagi yang dari itu kita sisihkan lagi," papar Andreas.

foto: brilio.net/Khansa Nabilah

Onbitjkoek dan roti sobek merupakan paling laris yang dijual di Toko Roti Jakarta. Onbitjkoek adalah roti asal Belanda yang biasa dikonsumsi saat sarapan.

Namun, dalam pengolahannya, Toko Roti Jakarta menyesuaikan lidah masyarakat Indonesia. Tekstur Onbitjkoek sendiri aslinya cenderung kering dan kasar.

Toko Roti Jakarta berhasil membuat roti tersebut menjadi lebih empuk dan gurih. Rasa Onbitjkoek sendiri sangat berempah dan gurih. Rasa manis gula yang legit serta tekstur lembutnya membuat roti kreasi mereka digemari banyak pelanggan.

"Rotinya dibuat dari bahan-bahan seperti kayu manis, gula jawa, gula aren, dan kacang tanah. Jadi itu roti zaman dulu, tapi kita kasih improvement di resep supaya rasanya lebih gurih sama lebih empuk," jelas Andreas.

Sementara itu, bagi Andreas roti sobek merupakan produk yang pembuatannya paling rumit. Pasalnya, untuk mengolah roti ini memerlukan waktu yang cukup lama.

Meski membutuhkan waktu lama, mutu roti yang dihasilkan pun berkualitas. Roti sobek dari toko ini cukup terkenal dengan rasa manis dan gurihnya yang pas. Tekstur roti sobeknya lembut, berserat, begitu lezat ketika disantap.

foto: brilio.net/Khansa Nabilah

"Karena bikinnya itu butuh waktu lama, nggak bisa instan. Kalau yang lain kan langsung jadi, ini kan harus dari malam. Malam dibuat dulu, bibitnya pagi dicetak, sore baru matang," ungkapnya.

Meski mempertahankan resep lama, ada perubahan dalam pemanggangan roti. Pada masa lampau, mereka menggunakan oven kayu untuk memanggang.

Namun saat ini, Toko Roti Jakarta saat ini menggunakan oven gas. Terdapat banyak perbedaan menggunakan oven kayu dibandingkan dengan oven gas.

"Kita dulu pakainya oven, diisi kayu lalu dibakar sampai habis. Kayunya kan panas tuh terus roti baru masuk semua jadi nggak kayak sekarang. Kalau sekarang oven bisa muter, bisa dibolak-balik, kalau ini bener-bener begitu apinya habis, jadi panasnya itu yang akan membuat roti ini matang," jelas Andreas.

foto: brilio.net/Khansa Nabilah

Bukan hanya resep yang bertahan lama. Logo pada kemasan dari Toko Roti Jakarta juga tidak berubah.

Andreas mengaku hanya menambahkan beberapa desain pada kemasan. Namun, logo Toko Roti Jakarta berbentuk huruf J tersebut masih tetap sama seperti pertama kali dibuat.

"Logonya sama saja, refreshment aja (pada kemasannya). Suma logo dasarnya itu tetap dari dulu sampai sekarang," jelasnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags