Brilio.net - Perpindahan panas merupakan kondisi energi berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya akibat adanya perbedaan suhu antardaerah tersebut. Secara umum, perpindahan panas dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah suatu proses panas mengalir dari daerah yang memiliki suhu tinggi ke daerah yang memiliki suhu lebih rendah di dalam satu medium (padat, cair, atau gas) atau melalui medium yang bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum. Konduksi menjadi satu-satunya perpindahan panas di mana panas dapat mengalir ke dalam zat padat yang tidak tembus cahaya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konduksi dimaknai sebagai hantaran dari bagian benda ke bagian benda lainnya. Arti konduksi lainnya yaitu hantaran dari satu benda ke benda lain tanpa perpindahan partikel atau zat. Perpindahan panas melalui konduksi dapat terjadi secara alami atau buatan. Nah untuk memahami lebih rinci mengenai konduksi, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (13/7).
BACA JUGA :
Artikulasi adalah bunyi bahasa, pahami titik pelafalan dan jenisnya
Pengertian konduksi.
foto: Unsplash/Alexey Ruban
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami perpindahan, sehingga konduksi dapat diartikan sebagai perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Proses perpindahan panas secara konduksi juga menjadi satu-satunya perpindahan energi panas yang dapat mengalir dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah dalam suatu medium padat yang diam. Zat yang memiliki daya hantar kalor lebih tinggi akan lebih cepat menghantarkan panas.
BACA JUGA :
Propaganda adalah bentuk komunikasi, pahami unsur dan tujuannya
Perpindahan energi tersebut dapat berlangsung dengan tumbukan elastik dengan pembauran elektron yang bergerak dengan cepat dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu lebih rendah. Perpindahan panas secara konduksi umumnya terjadi pada zat padat. Zat yang dapat menghantarkan kalor disebut dengan konduktor.
Jenis-jenis konduksi.
foto: unsplash.com
Perpindahan panas melalui konduksi terbagi menjadi dua jenis yaitu konduksi panas dan konduksi listrik.
1. Konduksi panas.
Dalam konduksi panas, biasanya energi panas ditransfer dari molekul satu ke molekul lainnya karena saling bersentuhan satu sama lain. Konduksi panas tidak menyebabkan terjadinya perubahan posisi molekul, melainkan hanya saling bergetar satu sama lain. Contoh peristiwa konduksi panas dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika tubuh manusia tidak sengaja bersentuhan dengan gelas dalam kondisi panas.
2. Konduksi listrik.
Konduksi listrik dapat terjadi ketika bahan tersebut memungkinkan untuk dilewati oleh arus listrik. Arus listrik dibawa oleh ion atau elektron. Contoh konduksi listrik dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika tubuh tidak sengaja menyentuh kabel listrik. Kondisi tersebut membuat tubuh tersengat listrik.
Proses perpindahan panas melalui konduksi.
foto: Unsplash/Toa Heftiba
Seperti yang telah disinggung di atas, konduksi merupakan proses di mana panas dapat mengalir dari daerah yang memiliki suhu tinggi ke daerah yang memiliki suhu rendah di dalam satu medium atau antara medium yang berlainan dan bersinggungan secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar menurut teori kinetik. Suhu elemen suatu zat sebanding dengan energi kinetik rata-rata molekul yang membentuk elemen itu.
Dalam proses perpindahan kalor secara konduksi terdapat laju hantaran kalor. Laju hantaran kalor menyatakan seberapa cepat kalor dihantarkan melalui medium tersebut. Laju perpindahan panas yang terjadi pada perpindahan panas secara konduksi berbanding dengan gradien suhu normal sesuai dengan persamaan yang disebut dengan hukum Fourier dan menjadi persamaan dasar konduksi.
Dasar hukum perpindahan panas melalui konduksi.
foto: Unsplash/Artturi Jalli
Hukum dasar untuk perpindahan panas secara konduksi diusulkan oleh seorang ilmuwan bernama J.B.J. Fourier pada tahun 1882. Joseph Fourier adalah salah seorang yang mempelajari proses perpindahan panas secara konduksi. Hukum dasar ini menyatakan bahwa q merupakan laju aliran panas dengan cara konduksi dalam suatu bahan, sama dengan hasil kali tiga dari besaran berikut:
1. k, konduktivitas termal bahan
2. A, luas penampang di mana panas mengalir dengan cara konduksi yang harus diukur tegak lurus terhadap aliran panas
3. dT/Dx adalah gradien suhu terhadap penampang tersebut
Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi terjadinya peristiwa konduksi di antaranya yaitu, pengaruh luas penampang yang berbeda, pengaruh geometri, pengaruh permukaan kontak, pengaruh adanya insulasi dan lainnya.
Sumber: Rokhimi dkk. 2015. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Volume 6 Nomor 1: Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Konduksi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.