Brilio.net - Likuiditas menjadi salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu bisnis. Tentunya, perusahaan perlu memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajiban keuangan alias melunasi utang. Bagi perusahaan dengan likuiditas baik, maka hal tersebut tidak menjadi masalah besar. Namun, bagi perusahaan dengan likuiditas buruk, akan membuat utang jangka pendek menumpuk bisa jadi perkara fatal.
Dengan mengukur likuiditas dapat membantu untuk menemukan keseimbangan yang tepat dan memantau 'kesehatan' keuangan suatu perusahaan. Alhasil, bisnis dapat terbantu dan semakin bertumbuh. Tak hanya itu, likuiditas juga penting ketika mengajukan suatu pendanaan atau pinjaman. Sebab, bank dan investor akan sangat memperhatikan rasio likuiditas dalam mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk melunasi utangnya.
BACA JUGA :
Pengertian APBD adalah rencana keuangan, ketahui penjabarannya
Hal ini tentu menjadi salah satu pentingnya untuk mempelajari likuiditas mulai dari hal yang mendasar. Berikut penjelasan mengenai pengertian, fungsi, dan jenis rasio likuiditas. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada, Sabtu (3/9).
Pengertian likuiditas.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
7 Cara mentransfer uang lewat HP pakai SMS Banking Mandiri ke BRI
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimilikinya pada saat jatuh tempo. Pengertian lain dari likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang.
Sementara, pengertian likuiditas dalam analisis akuntansi dan keuangan adalah ukuran seberapa mudah dan memungkinkan bagi suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, seperti utang usaha, deviden, pajak, dan lainnya, dengan menggunakan aktiva lancar.
Misalnya, jika perusahaan mungkin melihat masih ada cukup uang kas untuk menutupi tagihan saat ini dan yang akan datang seperti yang diharapkan. Atau, mungkin perlu memanfaatkan investasi dan aset lain yang dapat dikonversi menjadi uang tunai. Makin mudah suatu perusahaan dalam mengubah suatu aset menjadi uang tunai, maka semakin likuid-lah aset tersebut.
Berikut ini pengertian likuiditas menurut para ahli.
1. Simamora (2001).
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam waktu dekat.
2. Sofyan Syafri Harahap (2001).
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
3. Bambang Riyanto (2010).
Likuiditas adalah hal-hal yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dilunasi.
4. Syafrida Hani (2015).
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara spesifik likuiditas mencerminkan ketersediaan dana yang dimiliki perusahaan guna memenuhi semua utang yang akan jatuh tempo.
Fungsi likuiditas.
foto: freepik.com
likuiditas suatu perusahaan yang tinggi dapat memicu daya tarik investor. Karena mereka akan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang positif, bahwa perusahaan yang dijalankan sehat secara finansial dan memiliki rasio kerugian yang kecil. Berikut ini berbagai fungsi likuiditas perusahaan:
1. Berperan sebagai alat pemicu perusahaan dalam melakukan perbaikan kerja karyawannya.
2. Likuidasi bisa sebagai bahan pertimbangan mengenai kelayakan suatu perusahaan dalam menerima suntikan dana dari para pemodal.
3. Menjadi antisipator dana bila sewaktu-waktu perusahaan dihadang keperluan mendadak.
4. Likuidasi sebagai alat bantu dalam menganalisis keuangan dan menginterpretasi posisi keuangan jangka pendek perusahaan.
5. Untuk mengukur ketersediaan kas dan setara kas dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendek.
6. Dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengawasi efisiensi modal perusahaan.
Jenis rasio likuiditas.
foto: freepik.com
Setelah mengetahui pengertian dan fungsi dari likuiditas, berikut ini adalah jenis-jenis rasio likuiditas yang perlu diketahui:
1. Rasio lancar.
Rasio lancar merupakan angka yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar. Selain itu, rasio ini dapat digunakan sebagai perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat rasio lancar atau current ratio pada suatu perusahaan, yaitu dengan mengamati jumlah aktiva lancar perusahaan seperti, kas, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Apabila rasio lancar memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan kewajiban lancar, maka perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi. Semakin tinggi rasio lancar dari perusahaan, maka dipastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk melunasi hutang atau kewajibannya.
Rumus rasio lancar yaitu: Rasio lancar= Aktiva lancar/kewajiban atau utang lancar.
2. Rasio cepat.
Rasio cepat adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendeknya tanpa menyertakan nilai persediaan perusahaan. Ciri khas dari rasio cepat atau quick ratio ini adalah hanya menggunakan uang tunai dan perhitungan setara kas lainnya untuk perhitungannya.
Perhitungan tingkat likuiditas dengan rasio cepat hanya menggunakan aset berwujud seperti uang tunai dan surat berharga sebagai komponen utama. Jika rasio cepat berada di posisi teratas, maka kondisi keuangan seharusnya berada dalam kondisi stabil. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan akan lebih mudah melunasi hutang jangka pendeknya dengan kondisi keuangan yang baik.
Rumus rasio cepat yaitu: Aktiva lancar = aktiva likuid lancar/total liabilitas.
3. Rasio kas.
Rasio kas dan surat berharga jangka pendek adalah komponen aktiva lancar yang siap untuk dicairkan. Perhitungan rasio jenis ini akan berguna ketika perusahaan hanya dapat menggunakan uangnya untuk melunasi utang. Apabila rasio kas berjumlah 1 atau lebih besar, artinya bisnis memiliki banyak likuiditas dan mungkin tidak akan menghadapi masalah dalam membayar utangnya.
Rumus rasio kas yaitu: (Kas dan setara kas + investasi jangka pendek)/ kewajiban atau utang lancar.
Sumber: Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UBMedia