Dasar logika.
foto: freepik.com
BACA JUGA :
10 Meme lucu logika cowok ini bikin cewek gagal paham
Inti dari logika adalah konsep atau pemikiran yang logis. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan isinya. Dalam hal ini juga, logika menjadi alat untuk menganalisis argumen. Logika memiliki dua dasar penalaran, yaitu deduktif dan induktif. Berikut ini penjelasannya.
1. Penalaran deduktif.
Penalaran deduktif atau logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid, jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Contoh argumen deduktif.
BACA JUGA :
10 Status lucu logika cowok ini bikin auto gagal paham
- Semua kuda adalah mamalia.
- Setiap mamalia punya sebuah jantung.
intinya, setiap kuda punya sebuah jantung.
2. Penalaran induktif.
Penalaran induktif atau logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Contoh argumen induktif.
- Kuda Sumba punya sebuah jantung.
- Kuda Amerika punya sebuah jantung.
- Kuda Australia punya sebuah jantung.
Intinya, setiap kuda punya sebuah jantung.
Fungsi logika.
foto: pexels.com
Pada dasarnya, fungsi logika tidak hanya melahirkan ilmu baru. Akan tetapi juga dapat berfungsi untuk menghasilkan kebenaran atau kesalahan. Jika argumennya benar maka akan menghasilkan kebenaran, sebaliknya jika argumennya salah, maka logikanya pun juga akan salah. Namun, logika memiliki fungsi secara umum, diantaranya sebagai berikut.
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren.
2. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
3. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan, kekeliruan, serta kesesatan dalam berpikir.
4. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
5. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis