Brilio.net - Menjadi lulusan kampus ternama dengan nilai cumlaude tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi setiap orang. Selain jadi kebanggaan yang tak ternilai juga sebagai bekal untuk bisa bekerja dimanapun, baik di lembaga pemerintahan maupun swasta.
Namun berbeda dengan jalan hidup yang dilalui oleh Dea Rachma. Melalui unggahan TikTok @dearaleyden, perempuan ini justru memilih banting stir sebagai tukang bersih-bersih. Keputusan tersebut tak ayal menuai komentar pedas. Tak sedikit yang menganggap itu semua hanyalah konten karena ia menjalankannya sembari kuliah S2.
BACA JUGA :
7 Kronologi batalnya konser di Tangerang, penonton bakar panggung dan alat band seharga ratusan juta
foto: TikTok/@dearaleyden
"Lulusan UGM, nggak mungkin jadi full time cleaner di Australia pasti sambil lanjut S2 kan? Banyak yang mengira aku lanjut S2 di Australia lalu kerja sebagai cleaner sebagai kerjaan sampingan. Aku anggap itu sebagai doa dari kalian ya," ujar Dea, dilansir brilio.net,Selasa (25/6).
BACA JUGA :
Dituding selingkuh dengan Anji saat melakukan perjalanan ke Bangkok, ini klarifikasi Juliette Angela
Alih-alih mengiyakan, Dea justru memberikan jawaban yang menohok. Diungkapkan, ia memang bekerja sebagai tukang bersih-bersih di Australia dengan penuh waktu. Ia pun juga membagikan aktivitasnya selama bekerja sebagai cleaner.
foto: TikTok/@dearaleyden
"But, i'll tell you the truth. Jadi sekarang ini aku kerja fulltime sebagai housekeeping/cleaner/cleaning attendant," tulisnya.
Ia tak menyesali keputusannya untuk bekerja penuh waktu sebagai tukang bersih-bersih. Sebab, ia mengaku mendapatkan pengalaman baru, terlebih ketika menjalankan pekerjaan yang mengharuskannya untuk kerja full outdoor 11 jam selama 9 hari kerja.
foto: TikTok/@dearaleyden
"9 hari kerja dan 5 hari libur. Kerja 11 jam, 1 jam lunch break dan 30 menit another break," terangnya.
Melalui unggahannya, Dea pun menjabarkan pekerjaan yang ia lakukan sebagai seorang cleaner di sebuah camp mini site. Selain bersih-bersih area camp, ia juga mengecek kamar, hingga mencuci barang-barang bekas pakai para pengunjung camp.
foto: TikTok/@dearaleyden
"Kerjaannya ngapain aja? Bersihin laundry, bersihin kamar, bersihin public area, laundry microfiber, room check, laundry audit, dll. Jadi sekarang aku memang kerja full time ya. Belum sambil kuliah S2 hihi," paparnya.
Banyak yang kemudian bertanya-tanya terkait keputusan Dea untuk bekerja sebagai tukang bersih-bersih di Australia. Disebutkan, jika ia mengambil pekerjaan tersebut untuk extend visa mengingat ia mengikuti program Working Holiday Visa (WHV). Mau tidak mau demi bertahan hidup, ia pun banting stir bekerja dengan mengandalkan fisik sebagai cleaner.
"Salah satu alasan kenapa aku ambil kerjaan cleaner ini adalah untuk extend visa ku di Australia, karena aku mau memaksimalkan kesempatan yang bisa aku dapat. Sebetulnya aku bisa aja ambil kerjaan yang selaras dengan backgroundku, tapi saat itu aku dapat offer kerjaan ini, dan ini tantangan baru buatku, untuk keluar dari zona nyaman," ujar Dea menambahkan.
Meski Dea sering mendapat komentar miring yang menyinggung tentang lulusan kampus dengan pekerjaannya, namun memilih untuk tak peduli. Ia merasa bersyukur karena diberi kesempatan untuk bekerja di luar negeri, tepatnya di Australia.
"Jadi, nggak ada yang aku sesali. Aku mensyukuri apa yang aku dapat saat ini. Semoga, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman kalian ya," pungkasnya.