Brilio.net - Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah kapada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Kitab ini juga sekaligus menjadi kitab terakhir setelah Taurat, Zabur, dan Injil yang diturunkan Allah kepada para nabi dan Rasul.
Alquran diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Dalam Alquran terdapat 30 juzz dengan 114 surat yang turun di dua tempat yaitu Mekkah dan Madinah.
BACA JUGA :
Keistimewaan perempuan dalam pandangan Islam beserta haditsnya
Alquran dijadikan Muslim sebagai landasan nilai untuk menentukan hukum suatu tindakan manusia, atau sebagai landasan hidup. Segala bentuk firman Allah dari mulai perintah dan larangan dalam Islam sudah tertera dalam Alquran sebagai pedoman hidup Muslim.
Sebagai umat Islam kita diwajibkan untuk membaca, mempelajari, dan menerapkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-sehari. Membaca Alquran juga merupakan ibadah tersendiri walaupun hanya membaca satu ayat yang pendek.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (23/6), Nabi Muhammad bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).
BACA JUGA :
Keutamaan surat Al-Kahfi dan tips khatam dalam satu hari Jumat
Membaca Alquran satu hurufnya diganjar dengan satu kebaikan dan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan. Hal tersebut berdasarkan hadits yang berbunyi:
"Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah Saw bersabda: "Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan satu huruf 'Alif Laam Miim' akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf. (HR. Tirmidzi)
Membaca Alquran harus disertai dengan tajwid yang benar. Karena ketika bacaan tajwid tersebut salah, artinya pun bisa berbeda. Membaca Alquran dengan tajwid yang benar adalah suatu keharusan bagi Muslim. Maka, seseorang harus memahami hukum bacaan tajwid agar dapat membaca Alquran dengan benar.
Macam-macam hukum bacaan tajwid
Dalam Alquran terdapat macam-macam hukum bacaan tajwid yang harus diperhatikan ketika seseorang membaca ayat suci Alquran. Alasannya supaya ayat yang dibaca tidak rusak arti sesungguhnya. Sebelum mengenal hukum bacaan tajwid seseorang harus hafal huruf-huruf hijaiyah sebagai berikut:
1. Hukum bacaan Tanwin atau Nun mati.
Hukum bacaan tanwin adalah hukum bacaan nun mati bertemu dengan salah satu huruf yang sudah dibagi dalam beberapa kategori seperti di bawah ini:
- Izhar Halqi
Izhar halqi adalah hukum bacaan apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf izhar halqi. Izhar secara bahasa artinya jelas dan halqi sendiri berarti tenggorokan. Cara mengucapkan izhar halqi harus jelas. Adapun huruf-huruf yang dimaksud yaitu Alif atau Hamzah, Kha','Ain, Ha', Ghain, Ha'.
- Idgham Bighunnah
Idgham bighunnah adalah hukum bacaan yang melebur dan disertai dengungan atau yang berarti memasukkan salah satu huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya dan lafal dari idgham bighunnah tersebut haruslah mendengung jika bertemu empat huruf yaitu Nun, Mim, Wau, Ya'.
- Idgham Bilaghunnah
Idgham Bilaghunnah artinya melebur tanpa dengung atau maksudnya memasukkan huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya tanpa disertai suara yang mendengung. Hukum bacaan tersebut berlaku jika nun atau tanwin bertemu huruf Lam dan Ra'. Meskipun demikian hukum ini tidak berlaku apabila nun mati atau tanwin serta huruf tersebut tidak ada dalam satu kata.
- Iqlab
Iqlab adalah suatu hukum bacaan Alquran yang terjadi apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan satu huruf saja yaitu huruf Ba'. Di dalam bacaan ini, bacaan nun mati atau tanwin tidak lagi dibaca sebagai nun atau tanwin berubah menjadi bunyi huruf mim.
- Ikhfa Haqiqi
Ikhfa berarti menyamarkan, hukum bacaan ini berlaku apabila huruf nun mati atau tanwin bertemu dgn huruf-huruf ikhfa yaitu Ta', Tha', Jim, Dal, Dzal, Zay, Sin, Syin, Sod, Dhod, Fa', Qof, Kaf. Jika bertemu dengan huruf-huruf tersebut maka nun mati atau tanwin tersebut harus dibaca samar atau antara bacaan Izhar dan bacaan Idgham.
2. Hukum bacaan mim mati.
Hukum bacaan mim mati adalah hukum yang didasarkan pada pertemuan mim mati dengan huruf tertentu di antaranya adalah sebagai berikut.
- Ikhfa Syafawi
Ikhfa syafawi dibaca dengan cara samar-samar pada bibir dan juga dengan didengungkan. Ikhfa syafawi berbeda dengan ikhfa haqiqi. Perbedaannya adalah ikhfa syafawi bukan nun mati yang bertemu dengan huruf ikhfa melainkan huruf mim mati yang bertemu dengan huruf ba'.
- Idgham Mimi
Idgham mimi atau idgham mutamasilain ini sangat mudah diingat yakni ketika huruf mim mati bertemu dengan huruf mim dan cara melafalkan bacaannya tersebut adalah membaca huruf mim rangkap secara mendengung.
- Izhar Syafawi
Hukum bacaan ini berlaku apabila huruf mim mati bertemu salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan huruf ba'. Izhar Syafawi harus dilafalkan dengan jelas pada bibir sambil menutup mulut.
3. Hukum bacaan Idgham.
Selain Idgham Bigunnah dan Idgham Bilagunnah, ada pula tiga jenis hukum bacaan Idgham yang lainnya yaitu sebagai berikut.
- Idgham Mutamathilain
Idgham mutamathilain adalah hukum bacaan yang terjadi apabila suatu huruf bertemu dengan huruf yang sama misalnya huruf Dal bertemu dengan huruf Dal.
- Idgham Mutaqaribain
Idgham Mutaqaribain adalah bertemunya dua huruf yang makhraj dan sifatnya hampir sama, seperti huruf Mim bertemu Ba', huruf Kaf bertemu Qaf.
- Idgham Mutajanisain
Idgham Mutajanisain adalah hukum bacaan ketika dua huruf dengan makhraj yang sama tetapi tidak sama sifatnya bertemu seperti huruf Ta' bertemu Tha, Lam bertemu Ra' serta Dzal dan huruf Zha.
4. Hukum Bacaan Mad.
Hukum bacaan Mad berarti melanjutkan. Secara istilah Ulama tajwid dan ahli bacaan Alquran mengartikan Mad sebagai pemanjangan suara. Ada dua jenis Mad dalam Alquran yakni Mad Thabi'i atau Mad asli dan Mad Far'i. Sedangkan huruf Mad ada tiga yakni Alif, Wau, dan Ya'.
Untuk menjadi bacaan Mad maka huruf-huruf tersebut harus berbaris mati atau yang disebut dengan istilah saktah. Untuk mengukur panjang pendeknya suatu Mad adalah menggunakan istilah harakat, seperti dua harakat, tiga harakat, empat harakat dan seterusnya.