Brilio.net - Dalam sebuah penulisan, pasti kerap ditemukan narasi yang menggunakan gaya bahasa, salah satunya majas. Penggunaan majas dalam penulisan karya sastra dilakukan supaya bacaan menjadi menarik dan membuat orang tak bosan saat membacanya.
Majas dapat mengekspresikan apa yang dimaksud oleh penulis. Biasanya, penggunaan majasditemukan dalam penulisan novel, cerpen, puisi, sajak, dan karya sastra lainnya.
BACA JUGA :
12 Aplikasi translate bahasa Inggris-Indonesia andal
Majas memiliki berbagai macam jenis, dan setiap jenisnyapunya maksud serta tujuan tertentu. Ada berbagai macam jenis majas yang dapat digunakan dalam sebuah penulisan.
Lebih lanjut, untuk mengetahui tentang majas, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, arti majas dan penjelasan lengkapnya, Kamis (10/3).
Pengertian majas.
BACA JUGA :
11 Contoh teks drama berbagai tema, dari komedi hingga kisah cinta
foto: freepik.com
Pengertian majas menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas disebut juga gaya bahasa kiasan.
Menurut Darmayanti Nani dalam bukunya yang berjudul "Bahasa Indonesia", majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan cara serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Menurut Masruchin Ulin Nuha dalam bukunya yang berjudul "Buku Pintar Majas Pantun dan Puisi", bahwa majas adalah gaya bahasa yang bisa berupa kiasan, ibarat, perumpamaan yang bertujuan mempercantik makna dan pesan sebuah kalimat.
Jenis-jenis majas.
foto: freepik.com
Dalam bahasa Indonesia ada sangat banyak jenis-jenis majas. Namun, secara umum majas sendiri terbagi menjadi empat, yakni majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan. Berikut jenis-jenis majas yang perlu kamu ketahui.
1. Majas Perbandingan.
Majas perbandingan adalah gaya bahasa atau kata-kata kias yang menyatakan sebuah perbandingan antara satu dengan yang lain. Majas perbandingan sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.
a. Majas perumpamaan.
Majas perumpamaan adalah gaya bahasa yang membandingkan antara dua hal yang sebenarnya sangat berbeda namun sengaja dianggap sama. Biasanya majas ini dibubuhi kata "bagaikan, bak, seumpama, laksana, dan seperti".
Contohnya:
- Semangatnya keras bagaikan baja.
- Rambutnya bak mayang yang terurai.
- Tatapan matanya laksana panah menghujam hatiku.
b. Majas metafora.
Majas metafora adalah gaya bahasa yang mengekspresikan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Kelompok frasa atau kata yang digunakan bukan makna yang sebenarnya, melainkan sebagai perbandingan.
Contohnya:
- Perpustakaan adalah gudang ilmu.
- Jojo adalah bintang kelas dunia.
- Si kutu buku itu jarang sekali keluar rumah.
c. Majas personifikasi.
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan sebuah benda mati dengan sifat dan karakter manusia yang hidup.
Contohnya:
- Pensil itu menari-nari di atas meja.
- Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
- Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
d. Majas Simbolik.
Majas simbolik adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan binatang, benda, dan tumbuh-tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contohnya:
- Rumah itu hangus dilalap si jago merah. (Jago merah adalah api)
- Dia itu gadis kepala batu. (Kepala batu adalah keras kepala)
e. Majas metonimia.
Majas metonimia adalah gaya bahasa yang sering menyebutkan ciri dan merek dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.
Contohnya:
- Ia terbang bersama Garuda menuju Surabaya. (Garuda adalah pesawat)
- Setelah makan, Mei minum satu gelas Aqua. (Aqua adalah merek air minum)
f. Majas depersonifikasi.
Majas depersonifikasi adalah gaya bahasa yang mengungkapkan benda hidup menjadi seperti benda mati atau tidak bernyawa.
contohnya:
- Andai engkau jadi buku, aku akan jadi penanya.
- Dikau bagaikan langit, aku bagaikan bumi.
g. Majas eponim.
Majas eponim adalah gaya bahasa yang menjadikan nama orang sebagai tempat.
contohnya:
- Gelora 'Bung Karno'
- Bandara Ngurah Rai
- Gedung Fatmawati
h. Majas sinekdok.
Majas sinekdok adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya.Majas sinekdok terdiri atas dua bentuk yakni pras pro toto dan totem pro parte.
Pras Pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian benda untuk keseluruhan.
Contohnya:
- Hingga detik ini belum kelihatan batang hidungnya.
- Dia sudah tak punya urat malu lagi.
Sedangkan Totem pro parte yaitu menyebutkan keseluruhan benda, namun untuk sebagian.
Contohnya:
- 'Semua tubuhnya' bengkak karena jatuh dari tangga.
- 'Warga Beran Lor' mementaskan musik angklung.
i. Majas Alegori.
Majas alegori adalah jenis majas perbandingan yang digunakan untuk menyandingkan suatu objek dengan kata kiasan atau gambaran.
Contohnya:
- Mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
- Suami adalah nahkoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga.
- Segala kenikmatan di dunia ini merupakan fatamorgana yang semu.
2. Majas Pertentangan.
Di bawah ini jenis majas pertentangan.
a. Majas anitesis.
Majas anitesis adalah gaya bahasa yang menyebutkan pasangan kata yang saling berlawanan.
Contohnya:
- Jangan pernah menilai seseorang hanya melihat benar salah perbuatannya.
- Menunda pekerjaan kecil berarti menimbulkan masalah besar.
- Tua muda, besar kecil, ikut merayakan festival itu.
b. Majas paradoks.
Majas paradoks adalah mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang telah ada.
Contohnya:
- Rati merasa bodoh di tengah orang-orang pintar.
- Nadia merasa sepi di tengah keramaian pesta.
c. Majas hiperbola.
Majas hiperbola adalah memberikan kesan yang berlebihan dari kenyataannya agar berkesan lebih.
Contohnya:
- Ia terkejut setengah mati.
- Agung jatuh di lembah percintaan.
d. Majas Litotes.
Majas litotes adalah menyatakan perlawanan dari kenyataannya yang bertujuan untuk merendahkan diri.
Contohnya:
- Terimalah kado yang tak berharga ini sebagai tanda sayangku.
- Saya hanya orang desa yang beruntung mengenyam pendidikan.
3. Majas Penegasan.
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara tegas. Berikut ini jenis majas penegasan.
a. Majas aliterasi.
Majas aliterasi adalah majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata.
Contohnya:
- Beli baju biru bersama Budi.
4. Majas Sindiran.
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sesuatu dengan maksud menyindir. Berikut ini jenis-jenis dari majas sindiran.
a. Majas ironi.
Majas ironi adalah digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya.
Contohnya:
- Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.
b. Majas sarkasme.
Majas sarkasme adalah sindiran yang kasar.
Contohnya:
- Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku ambil bedaknya.
c. Majas sinisme.
Majas sinisme adalah mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contohnya:
- Kamu sudah pintar, kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
Sumber: Masruchin, Ulin Nuha. 2017. Buku Pintar Majas Pantun dan Puisi. Depok: Huta Publisher