Brilio.net - Bangunan masjid berdiri gagah di sisi di sisi barat alun-alun kota, tidak begitu jauh dari Menara Air Magelang. Warna hijau menghiasi hampir seluruh bangunan masjid. Bukan cuma bangunannya yang menarik, salah satu keunikan lain dari masjid ini adalah kiblatnya yang lurus dengan Mekah.
Masjid ini menempati areal seluas 3.200 meter persegi. Banyak sumbern yang menyebut arsitekturnya perpaduan antara Belanda dan Arab. Plafonnya yang tinggi, begitu pun terasnya sengaja dibuat terbuka tanpa penyekat.
BACA JUGA :
Cerita di balik Masjid Gedhe Mataram Kotagede gelar salat tarawih jam 2 dini hari
Masjid Agung kota Magelang menjadi ikon dan kebanggaan umat Muslim di Kota Magelang karena masjid ini selalu diramaikan oleh banyak orang dari segala penjuru kota. Masjid Agung Kota Magelang sering menjadi tempat singgah masyarakat muslim yang melakukan perjalanan ke luar kota.
Melongok sejarahnya, masjid yang sudah beberapa kali dilakukan pemugaran ini dulunya adalah langgar. Masjid sudah berdiri lebih dari tiga abad, tak salah jika masjid ini disebut bangunan yang legendaris.
BACA JUGA :
Berasa di Mekah, masjid di Magelang ini bentuknya menyerupai Kabah lengkap dengan ‘Hajar Aswad’
foto: brilio.net/Jessica Tosya
Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Kota Magelang, Ahmad Muzzamil menjelaskan Masjid Agung Magelang didirikan sejak tahun 1650 oleh seorang tokoh ulama dari Jawa Timur bernama KH Mudakir, yang sekarang makamnya ada di belakang masjid. Masjid Agung Magelang awalnya hanya berbentuk seperti musala kecil yang sering disebut oleh warga sekitar dengan istilah kata langgar.
"Masjid ini itu dulunya cuma langgar kecil yang dibangun oleh KH Mudzakir yang sekarang makamnya ada di belakang masjid ini. Pertama kali dibangun itu pada sekitar tahun 1650 Masehi, sebagai sarana syiar agama Islam di sini," ungkapnya, beberapa waktu lalu.
foto:brilio.net/Jessica Tosya