1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
12 April 2023 12:34

Masjid Agung Magelang, bekas langgar yang jadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia

Masjid Agung Magelang didirikan sejak tahun 1650 oleh seorang tokoh ulama dari Jawa Timur bernama KH Mudakir. Brilio.net

Brilio.net - Bangunan masjid berdiri gagah di sisi di sisi barat alun-alun kota, tidak begitu jauh dari Menara Air Magelang. Warna hijau menghiasi hampir seluruh bangunan masjid. Bukan cuma bangunannya yang menarik, salah satu keunikan lain dari masjid ini adalah kiblatnya yang lurus dengan Mekah.

Masjid ini menempati areal seluas 3.200 meter persegi. Banyak sumbern yang menyebut arsitekturnya perpaduan antara Belanda dan Arab. Plafonnya yang tinggi, begitu pun terasnya sengaja dibuat terbuka tanpa penyekat.

BACA JUGA :
Cerita di balik Masjid Gedhe Mataram Kotagede gelar salat tarawih jam 2 dini hari


Masjid Agung kota Magelang menjadi ikon dan kebanggaan umat Muslim di Kota Magelang karena masjid ini selalu diramaikan oleh banyak orang dari segala penjuru kota. Masjid Agung Kota Magelang sering menjadi tempat singgah masyarakat muslim yang melakukan perjalanan ke luar kota.

Melongok sejarahnya, masjid yang sudah beberapa kali dilakukan pemugaran ini dulunya adalah langgar. Masjid sudah berdiri lebih dari tiga abad, tak salah jika masjid ini disebut bangunan yang legendaris.

BACA JUGA :
Berasa di Mekah, masjid di Magelang ini bentuknya menyerupai Kabah lengkap dengan ‘Hajar Aswad’

foto: brilio.net/Jessica Tosya

Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Kota Magelang, Ahmad Muzzamil menjelaskan Masjid Agung Magelang didirikan sejak tahun 1650 oleh seorang tokoh ulama dari Jawa Timur bernama KH Mudakir, yang sekarang makamnya ada di belakang masjid. Masjid Agung Magelang awalnya hanya berbentuk seperti musala kecil yang sering disebut oleh warga sekitar dengan istilah kata langgar.

"Masjid ini itu dulunya cuma langgar kecil yang dibangun oleh KH Mudzakir yang sekarang makamnya ada di belakang masjid ini. Pertama kali dibangun itu pada sekitar tahun 1650 Masehi, sebagai sarana syiar agama Islam di sini," ungkapnya, beberapa waktu lalu.

foto:brilio.net/Jessica Tosya

Pada tahun 1797 lalu, dilakukan renovasi pada Masjid Agung Magelang dengan menambah mimbar untuk khotib. Masjid Agung Magelang sebelum semegah sekarang mengalami beberapa kali proses perbaikan bentuk bangunan. Perbaikan terus dilakukan sampai pada akhirnya Bupati Magelang V, RAA Danoesoegondo melakukan renovasi besar-besaran yang dilakukan pada tahun 1934.

Ia melibatkan seorang arsitek dari Belanda bernama Heer H Pluyter. Kemudian pada tahun 1987, dilakukan renovasi yang menghasilkan bentuk bangunan yang bisa kita lihat secara langsung sampai sekarang ini, yaitu menara di depan masjid, tempat wudhu dan teras depan masjid.

Masjid Agung Kota Magelang juga mempunyai kenangan yaitu pernah menjadi saksi sejarah perjuangan masyarakat Magelang karena masjid ini pernah dijadikan sebagai markas tentara rakyat yang berasal dari Surabaya dan Madiun yang akan berperang dengan Belanda pada tahun 1947. Satu tahun setelah itu, Masjid Agung Magelang mengalami kerusakan pada bagian atap dan tembok yang diakibatkan karena serangan tentara Belanda dan tentara Ghurka, serangan tersebut terjadi karena masjid ini dijadikan sebagai markas tentara.

foto:brilio.net/Jessica Tosya

"Sampai sekarang Masjid Agung Kota Magelang masih beroperasi dan memiliki beberapa kegiatan, seperti pengajian rutin setiap Ahad Pahing. Tak hanya itu, ada pula kegiatan untuk memperingati hari-hari besar Islam, seperti saat menyambut Ramadan, tahun baru Hijriah 1 Muharram dan peringatan kelahiran Nabi Muhammad juga dilakukan kegiatan pengajian yang dihadiri oleh semua masyarakat Muslim dari berbagai kalangan, " ucapnya.

Selain itu, pada saat hari raya Idul Adha, Masjid Agung Magelang juga melakukan kegiatan penerimaan dan penyaluran hewan dan daging kurban. Kegiatan ini melibatkan beberapa orang luar yang telah dibentuk menjadi panitia yang mempunyai tugas untuk membantu proses penyembelihan dan pemotongan daging kurban. Dalam pembagiannya, pengurus Masjid Agung Magelang telah menyiapkan kupon untuk menghindari pembagian daging yang yang tidak sesuai sasaran.

"Masjid Agung Magelang juga memiliki agenda pemberian santunan kepada anak yatim piatu dari berbagai penjuru kota, tidak hanya di Kota Magelang saja. Pengurus takmir Masjid Agung Magelang juga memiliki wewenang untuk melakukan kegiatan tahunan yaitu penerimaan dan penyaluran zakat fitrah yang disusun dengan baik dan dibagikan oleh sasaran yang sudah ditelusuri, apakah sasaran pantas mendapatkan zakat atau tidak, " jelasnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags