Brilio.net - Berkunjung ke Magelang, Jawa Tengah tak lengkap jika belum berwisata ke Candi Ngawen. Bukan hanya menyediakan cerita bersejarah, Candi Ngawen juga menyediakan view yang bagus untuk kamu yang gemar berfoto.
Bagi yang ingin pergi mengunjungi ke Candi Ngawen, kamu tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Pasalnya hanya dengan Rp 2000 saja kamu sudah bisa menikmati keindahan Candi Ngawen.
Peninggalan sejarah yang terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini memang menarik perhatian banyak orang. Ada yang hanya ingin menikmati keindahannya, ada pula yang ingin mengetahui sejarahnya. Candi Ngawen ini hampir dekat dengan Candi Mendut yang berjarak 5 km saja.
Sejarah Candi Ngawen
foto: Brilio.net/Feni Listiyani
Candi Ngawen dibangun sejak abad ke-8 atau sekitar 824 Masehi oleh Wangsa Syailendra pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Dalam bahasa Sansekerta, Candi Ngawen disebut dengan Venuvana yang bermakna hutan bambu. Candi ini berada di tengah-tengah pemukiman warga dan berjarak 2 km sebelah selatan makam Kyai Raden Santri Gunung Pring.
Candi Ngawen ditemukan sekitar 1927 atau pada zaman kolonial Belanda. Dimana saat dilakukan pemugaran Candi Borobudur, warga sekitar ngawen menemukan bebatuan yang tertimbun tanah. Kemudian warga tersebut melaporkan kepada pemugar Candi Borobudur. Kemudian, dilakukan penelitian di seputar Candi Ngawen.
Adapun pemberian nama Candi Ngawen, karena belum ditemukan prasasti terkait candi itu. Sehingga penamaannya mengacu pada lokasi atau dusun setempat.
Candi ini terdiri dari lima buah candi berukuran kecil, dan dua diantaranya memiliki bentuk berbeda dengan hiasan patung singa di keempat sudutnya. Candi Ngawen terdiri dari dua candi induk dan tiga pewara, namun satu candi induk hanya menyisakan pondasi saja.
"Pembangunan Candi Ngawen dulu diperkirakan satu zaman dengan Candi Borobudur dan Candi Gunung Wukir. Candi Ngawen ini dibangun secara bergotong-royong oleh pendirinya antara Raja Samaratungga, Dinasti Syailendra dan Raja Pikatan Dyah Siladu dari Dinasti Sanjaya. Candi Ngawen dulu menjadi korban dari letusan Gunung Merapi tahun 1006 Masehi." ujar Agus penjaga Candi Ngawen saat dijumpai brilio.net di kawasan Candi Ngawen Magelang, Jumat (2/12).
Komplek Candi Ngawen berlatar belakang agama Buddha yang dibuktikan dengan temuan arca Dhyani Buddha Ratnasambhava di Candi II, dan arca Dhyani Buddha Amitabha di Candi IV. Di dalam agama Buddha Mahayana mengenal kelompok lima Dhyani Buddha yang menguasai lima arah mata angin.
Fungsi Candi Ngawen tidak jauh berbeda dengan candi-candi pada umumnya, yakni sebagai tempat beribadah umat Buddha.
Keunikan Candi Ngawen
foto: Brilio.net/Feni Listiyani
Candi Ngawen merupakan akulturasi antara Hindu dan Budha. Hal tersebut ditandai dengan adanya stupa berundak, kemudian di atasnya berbentuk bulat tapi belum terpasang.
Candi Nagwen memiliki ciri khas dari empat sudut ada arca singa yang menggambarkan sebuah keperkasaan. Serta ciri khas lainnya ada relief sangka yang menggambarkan Dewa Wisnu untuk ciri Khas Hindu. Kemudian untuk ciri Khas Buddha terdapat pada patungnya.
Kompleks Candi Ngawen terdiri dari lima buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan. Bangunan candi menghadap Timur.
Bagi kamu yang masih penasaran dengan Candi Ngawen dan ingin berswafoto, kamu bisa langsung berkunjung ke Magelang dengan biaya yang murah banget.
Penulis: Feni Listiyani