Brilio.net - Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang berbeda dan sangat unik, salah satunya adalah tari-tarian. Setiap daerah di Indonesia memiliki tarian yang khas dan pastinya memiliki makna penting.
Seperti halnya dengan tarian Kafuk dari Papua Barat. Ketika kamu berkunjung ke Papua Barat pasti kamu akan melihat warga lokal melakukan tarian. Karena Tarian Kafuk, memang khusus untuk penyambutan warga lokal kepada tamu. Belasan warga setempat dari berbagai usia mengenakan aksesori serupa melakukan tarian adat ini.
Dilansir brilio.net dari akun Facebook Kementerian Pariwisata pada Rabu (13/3), Tari Kafuk merupakan ucapan selamat datang yang ditujukan kepada tamu dengan penuh suka cita. Para penari perempuan mengayunkan tangan seperti mengajak bermain. Selanjutnya para penari akan meregangkan barisan dan menempatkan para tamu kehormatan di antara mereka. Lantas, mereka akan menari demikian keliling kampung.
Sampai di tengah kampung, formasi tarian akan berubah ketika seorang pria yang adalah kepala suku muncul. Instruksi yang diberikan pria itu jelas, yakni mengubah formasi menjadi melingkar dengan posisi para tamu tetap berada di tengah penari.
"Siau tayunu foo", ucapan salah satu penari sembari menyebut nama para tamu. Tak heran saat tarian ini berlangsung, kesan magis akan sangat terasa karena teriakan dan gestur unik mereka.
Setelah itu, para tamu dan masyarakat kembali berbaur menyusuri jalan bebatuan serta menyeberangi sungai berarus deras. Kali ini tujuannya adalah Air Terjun Anenderat, yakni air terjun alami yang memiliki beberapa undakan bebatuan dengan tinggi mencapai 200 meter.
Ada suasana tenang dan damai yang ditawarkan di sana. Suara limpahan air mengalun bersama kicauan Burung Cenderawasih yang melintas di tengah hutan. Memejamkan mata dan melepas lelah di sini sudah tentu menjadi pilihan baik. Jika tidak, duduk sambil memandangi air terjun atau sekadar berfoto mengabadikan keindahan air terjun pun juga cukup membuat hati senang.
Untuk menuju ke Distrik Kebar, wisatawan harus menempuh 4-5 jam perjalanan dari Sorong. Sementara untuk menginap di Mess Kebar, biaya yang harus disiapkan sekitar Rp 500.000 per malam per kamar, dengan tambahan biaya makan Rp 50.000 sekali makan, per orang. Bagi yang punya kocek lebih, dapat mencapai Kebar menggunakan Susi Air (Manokwari-Kebar) dengan jadwal penerbangan Sabtu, pukul 09.35-10.05 harga tiket Rp 223.600.