Brilio.net - Setelah kurang lebih sepekan usai kebakaran hutan dan lahan yang terjadi Kalimantan Tengah, pemerintah setempat akhirnya memberikan sejumlah fasilitas untuk warga yang terkena dampak kabut asap di sana.
Dilansir dari liputan6.com, ialah Mobil Oksigen yang menjadi salah satu layanan yang diberikan pemerintah bagi masyarakat. Sejak hari pertama pengoperasiannya pada, Rabu (18/9) kemarin, tercatat 30 masyarakat yang telah menikmati fasilitas itu.
"Mobil Oksigen (dalam bentuk bus) ini berkeliling menuju permukiman warga. Dua daerah padat penduduk yang dikunjungi terdampak kabut asap, yaitu Pelabuhan Rambang dan Pasar Besar Palangkasari," tutur Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul seperti dikutip dari liputan6.com, Jumat (20/9).
foto: Liputan6.com/Dok Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
Tabung-tabung oksigen tersebut dibawa menggunakan dua bus secara beriringan. Selanjutnya, bus berkeliling menuju perkampungan padat atau pemukiman warga yang memerlukan udara bersih dan terdampak kabut asap.
"Siapapun bebas mendapatkan udara bersih. Satu bus dapat menampung sekitar 34 tabung oksigen yang dioperasikan tiga tenaga kesehatan, antara lain dua perawat dan satu penyuluh kesehatan. Mobil Oksigen beroperasi mulai pukul 09.00-17.00 WIB," tuturnya.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng juga menyediakan Rumah Oksigen untuk memberikan layanan udara yang bersih kepada masyarakat selama bencana karhutla berlangsung. Hingga saat ini sudah ada sekitar 122 Rumah Oksigen di beberapa titik di puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten/Kota Kalimantan Tengah.
foto: Liputan6.com/Dok Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
"Kami telah menyiapkan cukup banyak Rumah Oksigen untuk masyarakat. Tapi itu masih belum bisa menjangkau masyarakat secara luas," ujar Suyuti.
"Untuk itu, kami siagakan Mobil Oksigen yang dapat memperluas layanan, sehingga masyarakat yang terdampak kabut asap di pedalaman dapat menikmati udara bersih," sambungnya.
Ide Mobil Oksigen muncul tatkala ada petugas yang mengalami sesak napas dan ingin mendapatkan oksigen di dalam ambulans. Melihat hal itu, tim kesehatan merasa, kenapa oksigen ini tidak dibawa berkeliling menggunakan mobil yang cukup besar, dalam bentuk bus. Upaya tersebut agar jumlah warga yang dilayani semakin banyak.
"Ke depan, jumlah mobil oksigen dan tampungan oksigen akan ditambah. Hal ini dirasa lebih efektif untuk dilaksanakan dan langsung dinikmati masyarakat yang tidak memiliki akses ke Rumah Oksigen," tutupnya.