Fungsi mozaik.
foto: Unsplash/Ashkan Forouzani
BACA JUGA :
Selaras Art Space hadirkan ruang virtual untuk para penikmat seni
Disebutkan sebelumnya bahwa mozaik digunakan sebagai media pembelajaran seni rupa dan sarana untuk mengekspresikan diri. Nah, berikut brilio.net rangkum beragam fungsi mozaik.
1. Sebagai sarana untuk mengasah kreativitas dan motorik pada anak usia dini, karena proses pembuatannya cukup mudah dan motifnya dapat bervariasi
2. Melestarikan karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi
BACA JUGA :
Heboh kisah Ghozali, ini 10 karya di NFT termahal dunia
3. Sebagai salah satu bagian dari hiasan atau dekorasi ruangan
4. Sebagai wadah untuk mengekspresikan perasaan melalui karya seni
5. Sebagai media untuk mengembangkan kebudayaan melalui edukasi seni.
Cara membuat karya seni mozaik.
foto: Unsplash/Ashkan Forouzani
Proses pembuatan karya seni rupa mozaik meliputi empat langkah di antaranya mempersiapkan desain, menyiapkan alat dan bahan, proses penempelan, dan penyelesaian akhir. Berikut langkah-langkah membuat mozaik.
1. Mempersiapkan desain motif mozaik.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah merancang ide dengan menentukan tema karya. Setelah mendapatkan tema, dapat dilanjutkan dengan menggambar di bidang dasar mozaik sesuai dengan tema. Untuk pembuatan motif dapat dilakukan dengan desain buatan sendiri atau boleh meniru gambar yang sudah ada.
2. Persiapkan alat dan bahan.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat mozaik adalah bidang gambar motif, elemen kecil (potongan kertas), lem dan jarum.
3. Teknik penempelan.
Setelah menyusun motif dan elemen kecil seperti kertas, pembuatan mozaik dapat dilanjutkan dengan menempelkan elemen tersebut ke dalam bidang gambar dengan bantuan lem dan jarum. Kemudian tekan pelan-pelan potongan kertas hingga semuanya menempel dengan baik dan rapi.
4. Tahap penyelesaian atau finishing.
Ditahap ini kita dapat mengoreksi motif mozaik yang telah dibuat. Jika masih ada celah yang belum tertutup oleh potongan kertas, kita bisa melengkapinya supaya hasil mozaik semakin rapi.
Sumber: Hasnawati. 2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 9(2). Hal.226-231