Mural berasal dari bahasa Latin "murus" yang memiliki arti dinding. Dalam pengertian kontemporer, mural berarti lukisan berukuran besar yang dibuat pada dinding interior maupun eksterior, langit-langit, atau bidang datar lainnya.
BACA JUGA :
Dinding sepanjang jalan ini dipenuhi mural wajah pahlawan, keren abis
Menurut seorang ahli bernama Susanto, mural adalah lukisan besar yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur, baik dari segi desain maupun usia, perawatan, dan segi kenyamanan pengamatan ruangan. Mural juga menjadi salah satu karya seni yang berhubungan dengan masyarakat secara langsung.
Pendapat lain mengatakan bahwa seni mural adalah seni yang fungsional terhadap masyarakat, karena bangunan tua dapat diubah sebagai taman bermain dan taman bermain dapat ditambahkan fungsinya sebagai bagian dari sarana edukasi sosial.
Selain dipandang sebagai salah satu karya seni yang memiliki nilai estetika, mural juga menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan atau informasi. Mural dapat digunakan masyarakat sebagai media untuk menyalurkan aspirasi karena melalui seni mural, sosialisasi yang dilakukan diharapkan akan lebih komunikatif untuk masuk ke ruang publik.
BACA JUGA :
Dua seniman ini bikin mural lintas negara, karya mereka bak puzzle
Sejarah seni mural
Dalam masa prasejarah, manusia sudah melakukan aktivitas penciptaan sejenis mural dengan melukis dinding-dinding gua menggunakan pewarnaan dari bahan alami yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Mural tersebut menggambarkan ritual kepercayaan berupa gambar binatang yang terkena tombak yang menjadi harapan untuk mendapatkan banyak hasil buruan.
Selain itu, terdapat sejumlah gambar prasejarah pada dinding gua di Altamira, Spanyol, dan Prancis yang melukiskan aksi berburu, meramu, dan aktivitas religius yang disebut sebagai bentuk mural generasi pertama.
Di negara-negara konflik seperti Irlandia Utara, mural sangat mudah ditemui pada dinding kota. tercatat sekitar 2000 mural yang dihasilkan dari sejak 1970 hingga saat ini. Irlandia menjadi negara yang sangat produktif dalam menghasilkan mural dengan propaganda politik menjadi tema sentralnya.
Dilansir dari International Conference on Art, Design, Education, and Cultural Studies, terdapat lukisan mural yang terkenal yaitu Guernica atau Guernica y Luno karya Pablo Picasso yang dibuat ketika terjadinya perang sipil di Spanyol pada 1937. Mural ini dibuat dalam rangka memperingati pengeboman tentara Jerman di sebuah desa kecil.
Di Indonesia sendiri sejarah mural dapat dilihat pada zaman nirleka seperti yang terdapat di Leang Petta Kere Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, diperkirakan telah dibuat sejak 40.000 tahun. Mural tersebut berfungsi sebagai media penyebaran informasi lintas generasi.
Selain di Sulawesi Selatan, ketika perang untuk meraih kemerdekaan banyak para pahlawan dan masyarakat yang menggunakan media mural untuk memberikan rasa semangat dalam meraih kemerdekaan. Mural tersebut umumnya berupa tulisan penyemangat seperti "Boeng Ajoe Boeng" dan "Merdeka ataoe Mati".
Kompleksitas mural kemudian mengikuti kompleksitas zaman dan tidak hanya berperan sebagai penanda, melainkan menjadi alat komunikasi visual. Dalam perkembangannya seni mural digunakan sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan. Dengan adanya mural, seseorang dapat menuangkan ekspresinya untuk menyampaikan pesan kepada seluruh kalangan masyarakat ataupun pemerintah dalam bentuk visual atau gambar.