Brilio.net - Seorang nenek bernama Rukiah (58) di Aceh mengandung hingga 42 tahun. Sampai saat ini janin tersebut masih berada di dalam perut si nenek dan enggan diambil.
Cerita bermula dari Rukiah yang menikah pada usia 15 tahun. Usai menikah, istri dari Zanun ini hamil namun gagal melahirkan. Awalnya, janin yang dikandung warga Desa Alue Ambang, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya itu sempat bergerak-gerak. Namun, hingga usia kehamilannya 9 bulan, ia tak kunjung melahirkan.
Namun pada saat Rukiah mengandung anak kedua, Irwanita (39), dukun sempat meminta agar janin anak pertamanya tersebut dikeluarkan saja, tapi almarhum ibunya saat itu melarang. Rukiah pun menuruti kemauan ibunya dan membiarkan janin yang sudah tidak bernapas itu tetap berada di dalam perutnya. Kehamilan Rukiah pun tetap berjalan normal tanpa hambatan. Bahkan sampai saat ia melahirkan anak ketiganya, Dedi Saputra (32).
Hingga kini Rukiah mengaku nyaman menyatu dengan anak pertamanya tersebut, kendati janin tersebut sudah tidak bernafas lagi. Ia sama sekali tak berniat mengangkat janin batu di dalam perutnya di usianya yang saat ini sudah beranak cucu.
Direktur Rumah Sakit Teuku Umar Calang, Aceh Jaya, Eka Rahmayuli mengatakan, apa yang dialami Rukiah termasuk langka. Dalam ilmu medis, disebut dengan Litopedion.
Dalam kasus ini, janin yang dikandung berada di tempat yang tidak tepat untuk perkembangannya, dan malah mengalami proses kalsifikasi alias pembatuan. Alhasil, janin yang dikandung adalah janin batu.
Selain itu, jika merujuk dalam literatur medis, ada kurang dari 300 kasus yang dilaporkan seperti kasus Rukiah ini. Kasus semacam ini umumnya baru ditemukan setelah sekian puluh tahun kemudian saat pasien memeriksakan dirinya dengan melibatkan sinar-X, di mana janin yang dilahirkan sudah membatu seperti mumi.
"Kemungkinan, kehamilan di luar rahim, dan lengket dengan rahim. Dulu kan, diperiksakan ke mudim (dukun beranak) kampung, tidak ada USG (uji diagnostik), tidak ada pemeriksaan seperti saat ini," kata Eka seperti dikutip brilio.net dari Liputan6, Rabu (10/4).
Eka mengatakan bahwa janin batu di dalam perut Rukiah tidak mungkin diangkat lagi. Alasannya bisa berpengaruh terhadap kesehatan pasien. "Begitu ada janin yang meninggal di dalam perut, biasanya kan langsung diangkat. Ini (kasus Rukiah) tidak mungkin lagi," ujar Eka.
BACA JUGA :
Ini penjelasan ilmiah 'lubang misterius' di langit Uni Emirat Arab