Brilio.net - Oligarki didefinisikan sebagai sebuah sistem tempat berpusatnya seluruh kekuasaan politik pada segelintir orang kaya yang bekerjasama dalam menyusun dan membuat kebijakan, yang memberikan keuntungan kelompok secara finansial. Oligarki juga ditandai sebagai suatu sistem relasi kolektif terkait hubungan antara negara dengan para pemilik modal.
Adanya desentralisasi telah menciptakan arena baru bagi pertarungan politik yang membuat elit politik dan birokrasi lokal melakukan transformasi arena lokal sebagai sarana untuk pengakumulasian kekayaan. Oligarki juga mengejar kepentingan berlapis yang meliputi kepentingan individu oligarki sebagai kelompok individu, kepentingan kolektif oligarki sebagai sistem oligarki, dan kepentingan kelembagaan partai oligarki sebagai partai kartel. Untuk memahami lebih rinci mengenai bentuk pemerintahan oligarki, brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber, Senin (22/8).
BACA JUGA :
Pengertian bioteknologi, pahami prinsip dasar, jenis, dan manfaatnya
Pengertian oligarki
foto: unsplash.com
Kata oligarki berasal dari bahasa Yunani yaitu "oligoi" yang berarti sedikit dan "arkhein" yang berarti memerintah sehingga pengertian oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan politik berada di tangan minoritas.
BACA JUGA :
Pengertian banjir adalah, ketahui jenis-jenis dan faktor penyebabnya
Seorang profesor di Northwestern University, Jeffrey A. Winters memaparkan beberapa hal terkait oligarki. Menurut Winters, oligarki tidak hanya terbatas pada sekelompok elit yang berkuasa saja. Kekuasaan oligarki sulit dipecah walaupun posisi penguasa adalah minoritas.
Pemahaman mengenai oligarki muncul ketika adanya fakta bahwa ketidaksetaraan material yang ekstrem dapat menghasilkan ketidaksetaraan politik yang ekstrem. Berdasarkan fakta tersebut, Winters mulai menjelaskan mengenai oligarki dan definisinya. Menurutnya, oligarki adalah pelaku yang menguasai dan mengendalikan konsentrasi besar sumber daya material yang bisa digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan kekayaan pribadi serta posisi sosial eksklusifnya.
Pernyataan Winters juga sejalan dengan pandangan Vedi R, Hadiz, dan Richard Robinson yang mendefinisikan oligarki sebagai hasil dari kondisi kapitalisme lanjutan di wilayah pinggiran. Konsep oligarki menurut Hadiz dan Robinson tidak hanya dilihat dari sumber daya material, tetapi juga berkaitan dengan relasi kekuasaan.
foto: Unsplash/Vidar Nordli-Mathisen
Winters menggolongkan oligarki ke dalam empat ciri utama di antaranya:
1. Melakukan pemaksaan yang menyokong klaim atau hak milik atas harta.
2. Keterlibatan oligarki dalam kekuasaan atau pemerintahan.
3. Sifat keterlibatan dalam pemaksaan.
4. Kekuasaan yang terpecah serta pelaku oligarki yang bersifat liar atau jinak.
Tipe-tipe oligarki
foto: unsplash.com
Tipe-tipe oligarki menurut Winters adalah sebagai berikut:
1. Oligarki panglima (warring oligarchy).
Oligarki ini muncul karena kekuasaan pemaksa. Setiap oligarki memiliki senjata untuk mendapatkan kekayaan. Pada oligarki jenis ini, perpecahan oligarki berada di tingkat tertinggi. Setiap sosok otoritas unggul yang muncul di antara oligarki hanya dapat mendominasi untuk sementara. Konflik dan ancaman yang terjadi umumnya bersifat lateral seperti klaim atas wilayah sumber kekayaan dan sumber daya.
2. Oligarki kolektif (ruling oligarchy).
Oligarki jenis ini memiliki kekuasaan dan berkuasa secara kolektif melalui lembaga yang memiliki norma atau aturan main. Dalam oligarki penguasa kolektif, para oligarki bekerja sama untuk mempertahankan kekayaannya dan memerintah suatu komunitas. Secara historis, contoh oligarki kolektif dapat ditemui pada komisi maria, pemerintahan Yunani-Roma, dan praktik politik di Indonesia pasca Soeharto.
3. Oligarki sultanistik (sultanistic oligarchy).
Bentuk oligarki ini ada ketika monopoli saran pemaksaan berada di tangan satu orang, bukan negara yang terlembaga yang dibatasi hukum.
4. Oligarki sipil.
Oligarki ini tidak bersenjata dan tidak berkuasa secara langsung. Selain itu, oligarki ini juga menyerahkan kekuasaannya pada lembaga non pribadi dan terlembaga dimana hukum lebih kuat.
Keempat tipe oligarki tersebut dapat berubah tergantung pada perkembangan situasi dalam suatu wilayah. Kenyataan tersebut juga diperkuat Vedi R, Hadiz, dan Richard Robinson dalam buku yang berjudul Reorganizing Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Market bahwa oligarki tidak tumbang pasca lengsernya Soeharto. Hal ini karena oligarki mampu bertransformasi menyesuaikan konteks politik yang ada di suatu negara.
Sumber: Faudhiah. 2019. Oligarki Politik: Pertemuan Kepentingan Bisnis Dan Kepentingan Politik Di Nagan Raya. Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.