Brilio.net - Ada banyak hal menakjubkan yang ditemukan di alam semesta. Beberapa penelitian untuk menguak dan menjelajahi luasnya alam semesta terus dikembangkan. Profesi para astronot pun mengambil peran penting dalam hal tersebut.
Dilansir brilio.net dari Insider pada Jumat (20/8), astronot bernama Megan McArthur, yang tengah berada di stasiun luar angkasa (International Space Station/ISS) melihat kondisi bumi dari ISS yang terletak di Low Earth Orbit dengan ketinggian sekitar 408 hingga 410 kilometer di atas permukaan Bumi.
BACA JUGA :
5 Ancaman yang dipercaya bisa bikin bumi musnah, waspadai ya!
Ia mengatakan prihatin usai melihat kondisi bumi dari luar angkasa. Sebab terlihat ada kepulan asap tebal dari bumi. Setelah diperhatikan, rupanya asap tersebut berasal dari kebakaran hutan.
"Kami sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat," ujar Megan McArthur.
Rekan McArthur yakni Thomas Pesquet pun sudah mengunggah foto kondisi bumi lewat akun Twitternya @thom_astro.
BACA JUGA :
10 Prediksi tentang alam semesta yang bakal terjadi bisa merusak bumi
Fires in Peloponnesos, Greece. Yesterday @UN's @IPCC_CH released a report clearly stating our climate is changing and we need to make hard choices as a species to avoid the worst. My heart goes out to all affected by the and the intense heat in the Mediterranean and California pic.twitter.com/albhYJmjp8
Thomas Pesquet (@Thom_astro) August 10, 2021
Dari foto tersebut terlihat bahwa satelit dari ISS menunjukkan kondisi kebakaran hutan yang melanda sejumlah tempat di berbagai negara, dari Siberia, Yunani, Turki, Spanyol sampai California. Berdasarkan pengamatan NASA, kebakaran di Siberia bahkan mencapai area Kutub Utara. Hamparan asapnya berada di area sepanjang 4.800 kilometer.
McArthur pun mengungkap bahwa kebakaran hutan ini bisa membawa dampak buruk bagi bumi dan berusaha memperingatkan hal ini kepada publik.
"Selama beberapa tahun, ilmuwan di seluruh dunia sudah menyuarakan 'bel' peringatan. Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh komunitas global untuk menghadapi hal ini dan untuk bekerja melalui tantangan tersebut," pungkas McArthur.