1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
15 September 2022 13:25

Pengertian adil beserta manfaat dan contohnya bagi masyarakat

Dalam agama Islam, adil adalah sifat yang terpuji dan sangat dicintai oleh Allah SWT. Dewi Suci Rahmadhani
foto: pexels.com

Brilio.net - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adil adalah tidak sewenang-wenang, tidak memihak, atau tidak berat sebelah. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma objektif. Keadilan pada dasarnya adalah suatu konsep yang relatif dan setiap orang tidak sama.

Dalam agama Islam, adil adalah sifat yang terpuji dan sangat dicintai oleh Allah SWT. Adil adalah nilai yang digaungkan oleh agama Islam. Oleh karena itu, sifat adil wajib dimiliki oleh seorang da'i dalam berdakwah karena adil memiliki peran penting dalam objek dakwahnya. Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau menegakkan keadilan pada setiap tindakan perbuatan yang dilakukan. Perilaku adil merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kepercayaan orang dan reputasi yang baik. Dengan reputasi yang baik, seseorang dapat memiliki otoritas untuk saling berbagi dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dengan orang lain.

BACA JUGA :
Pengertian malaikat adalah, ketahui nama, sifat, dan tugasnya


Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci mengenai perilaku adil, brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Kamis (15/9).

Pengertian adil.

foto: Pexels/Sora Shimazaki

BACA JUGA :
Pengertian ihsan dalam Islam, pahami dalil, ciri-ciri, dan keutamaan

Kata adil berasal dari bahasa Arab yang merujuk pada makna serupa dan sama, memberikan hak kepada yang berhak, balasan, dan tebusan. Adil juga dimaknai sebagai orang yang diridhoi perkataan dan hukumnya. Dalam bahasa Indonesia, adil mengandung beberapa arti yaitu, sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang, dan berpihak kepada yang benar. Secara terminologi, adil bermakna sebagai suatu sikap yang bebas dari diskriminasi dan ketidakjujuran.

Dengan demikian, orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum baik hukum agama maupun hukum sosial yang berlaku. Adil juga dapat diartikan dengan memberikan sesuatu kepada seseorang yang menjadi haknya. Islam mendefinisikan adil sebagai "tidak menzalimi dan tidak dizalimi".

Terdapat beberapa pengertian adil menurut para ulama yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Sufyan Bin 'Uyainah, adil adalah menjaga akhlak ketika menyendiri sebagaimana ia menjaganya ketika berada di kerumunan.

2. Ibnu 'Atiyyah menyatakan bahwa adil adalah setiap kewajiban yang berupa akidah, syariat, melaksanakan amanat, meninggalkan kezaliman, inshaf, dan memberikan hak.

3. Imam Qurtubi berpendapat bahwa adil adalah kemampuan jiwa yang menjadi dasar atas perilaku dan tata krama seorang hamba. Kemampuan ini membuatnya berada dalam ketakwaan dan budi pekerti yang luhur.

4. Menurut Sayyid Qutub, adil adalah suatu hal yang menjamin hak semua kalangan baik secara pribadi maupun kelompok. Setiap kaum memiliki kaidah dalam bermuamalah yang tidak dipengaruhi oleh hawa nasfu, cinta, maupun kebencian.

Manfaat perilaku adil.

foto: Pexels/Towfiqu barbhuiya

Terdapat beberapa manfaat yang dirasakan ketika menerapkan perilaku adil dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:

1. Dapat mencegah perpecahan
2. Dapat meminimalisir terjadinya kecemburuan sosial
3. Dapat mempermudah segala urusan

Contoh sikap adil bagi masyarakat.

foto: Pexels/Sora Shimazaki

Adil memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat di mana kehidupan akan seimbang dengan adanya keadilan. Alquran telah menyinggung mengenai sifat adil. Allah berfirman melalui Q.S An-Nisa ayat 135, "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu, bapak, dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa anfsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."

Adil berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan baik dari sisi hukum persaksian, perkataan, keyakinan, dan amal. Sifat adil yang perlu ditegakkan di dalam beberapa bidang dalam kehidupan sehari-hari baik secara beragama, berhukum, berpolitik, berekonomi, kesehatan, hingga pendidikan.

1. Adil dalam bidang hukum.

Allah memerintahkan hambanya untuk berbuat adil dalam berhukum dan menegakkannya baik untuk keluarga bahkan kepada kedua orang tua. Allah juga menegaskan sifat adil tanpa melihat kekerabatan.

2. Adil dalam bidang ekonomi.

Islam sangat memerhatikan kehidupan yang seimbang dan harmonis tanpa mengesampingkan yang satu dengan yang lain.

3. Adil dalam bidang politik.

Pemerintah atau pemimpin yang adil akan menjalankan tugasnya dengan benar dan adil karena ia tahu bahwa itu merupakan tugas berat yang harus ditanggungnya.

4. Adil dalam bidang kesehatan.

Allah berfirman dalam sebuah hadits, "Wahai Bani Adam, Aku sakit dan kamu tidak menjenguk-Ku. Bani Adam bertanya: Wahai Rabbku, bagaimana bisa aku menjenguk-Mu sedang Engkau adalah Tuhan sekalian Alam? Allah menjawab: Tidakkah kamu melihat seorang hamba-Ku sedang sakit dan kamu tidak menjenguknya? Tidakkah kamu mengetahui, andai kata kamu menjenguknya, kamu mendapatiKu di sisinya?."

5. Adil dalam bidang pendidikan.

Allah berfirman dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Cara membangun sifat adil.

foto: Pexels/Sora Shimazaki

Adapun terdapat beberapa cara yang dapat dikembangkan untuk membangun perilaku adil di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan standar yang sama terhadap semua orang tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya.

2. Memperlakukan orang lain secara seimbang sesuai proporsinya masing-masing.

3. Menghargai hak orang lain dan memberikan setiap hak kepada pemiliknya.

Sumber: Shihab. 2003. Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags