Brilio.net - Bagi umat Islam, hadits merupakan salah satu istilah yang familier selain Al-Quran yang menjadi kitab suci utama bagi umat Islam. Secara umum, hadits merupakan sunnah rasul yang dituliskan kembali dan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang dan hanya dapat dilakukan oleh ahli hadits yang memiliki ilmu pengetahuan.
Hadits juga digunakan untuk memberikan pemahaman mengenai isi Al-Quran. Secara terminologi Islam, hadits dapat berarti mencatat pernyataan dan tingkah laku Nabi SAW. Terdapat beberapa ulama yang menjadi ahli hadits yairu Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Ahmad, Imam Ibnu Majah, Imam Nasa'i, dan Imam Abu Daud.
BACA JUGA :
Keutamaan bersedekah hari Jumat beserta hadist dan maknanya
Nah untuk memahami lebih rinci mengenai pengertian hadits, berikut brilio.net telah merangkumnya dari berbagai sumber pada Kamis (11/8).
Pengertian hadits
foto: unsplash.com
BACA JUGA :
10 Adab berdoa sesuai ajaran Rasulullah, lengkap dengan dalil
Kata hadits atau al-hadits menurut bahasa berarti sesuatu yang baru. Kata hadits juga berarti berita, yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.
Berdasarkan tinjauan dari sudut pendekatan kebahasaan, kata hadits dipergunakan di dalam Al-Quran dan hadits itu sendiri. Dalam Al-Quran, kata hadits dapat ditemukan dalam surat al-Thur ayat 34, surat al-Kahfi ayat 6, dan al-Dhuha ayat 11.
Hadits juga dapat diartikan sebagai komunikasi, cerita, percakapan, baik dalam konteks agama maupun duniawi. Sedangkan menurut istilah, hadits berarti segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perbuatan, perkataan, dan ketetapan (taqrir).
Secara terminologis, ahli hadits dan ahli ushul memiliki perbedaan pendapat dalam memberikan pengertian tentang hadits. Kalangan ulama mendefinisikan hadits sebagai segala perkataan Nabi SAW yang berkaitan dengan perbuatan dan segala pemberitaan yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaannya.
Sedangkan ahli ushul mendefinisikan hadits sebagai segala perkataan Nabi SAW yang dapat dijadikan dalil untuk penetapan hukum syariat. Ahli hadits Tirmidzi menyebutkan bahwa hadits juga dapat didefinisikan secara luas yaitu sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat (hadits al-mauquf) dan tabi'in (hadits al-maqthu).
Unsur-unsur hadits
foto: unsplash.com
Hadits terdiri dari beberapa unsur yaitu sebagai berikut:
1. Rawi
Rawi adalah orang yang menuliskan mengenai suatu ajaran yang pernah diterimanya dari seorang guru. Aktivitas menyampaikan hadits disebut juga sebagai meriwayatkan hadits.
2. Sanad
Sanad merupakan susunan atau silsilah orang-orang yang menghubungkan hadits sejak mukharrij hingga kepada perawi terakhir.
3. Matan
Dalam hadits, matan merupakan materi berita yang disampaikan oleh sanad terakhir baik pembicaraan dari Rasulullah SAW maupun Tabi'in.
Fungsi hadits
foto: Unsplash/Bagas Rais R
Fungsi utama dari hadits adalah untuk menjelaskan isi Al-Quran. Al-Quran berperan sebagai sumber asli bagi hukum fiqh dan hadits disebut sebagai bayani. Beberapa fungsi hadits adalah sebagai berikut:
1. Hadits berfungsi untuk menegaskan hukum-hukum yang ada di dalam Al-Quran. Dalam hal ini, hadits hanya seperti mengulangi apa yang telah disebutkan di dalam Al-Quran.
2. Hadits berfungsi untuk memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud di dalam Al-Quran seperti menjelaskan arti yang masih samar, merinci hal-hal yang disebutkan di dalam Al-Quran secara garis besar, dan memperluas maksud dari sesuatu yang terdapat di dalam Al-Quran.
3. Hadits juga berfungsi untuk menetapkan suatu hukum yang secara jelas tidak terdapat di dalam Al-Quran. Fungsi hadits dalam hal ini disebut dengan itsbat.
4. Fungsi hadits juga untuk menghapus ketentuan hukum dalam Al-Quran.
Sumber: Shafwan. 2020. Studi Ilmu Hadits. Malang: Pustaka Learning Center.