Brilio.net - Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti bahan pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi suatu istilah yang digunakan untuk mencapai suatu gelar atau ijazah. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Alexander Lewis dalam buku Wina Sanjaya yang menyatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik.
Kurikulum juga dapat diartikan secara luas meliputi seluruh program dan kehidupan di dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran, tetapi juga meliputi seluruh kehidupan dalam kelas sehingga hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara evaluasi termasuk ke dalam kurikulum. Penjelasan yang lebih lengkap mengenai kurikulum telah dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (7/9).
BACA JUGA :
Arti feedback, pahami pengertian, jenis, dan tips pentingnya
Pengertian kurikulum
foto: Unsplash/Austin Distel
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Kurikulum memiliki makna sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start hingga finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Pengertian tersebut kemudian berkembang ke dalam dunia pendidikan dan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memperoleh ijazah.
BACA JUGA :
Arti break dalam hubungan asmara, ini makna dan tips menghadapi
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Terdapat beberapa definisi mengenai kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut J Galen Syalor dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching & Learning, kurikulum merupakan segala usaha sekolah untuk memengaruhi anak belajar, baik yang terjadi di dalam maupun di luar sekolah.
2. Kerr JF mengemukakan kurikulum sebagai pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
3. Inlow mendefinisikan kurikulum sebagai usaha menyeluruh yang dirancang khusus oleh pihak sekolah untuk membimbing peserta didik agar memperoleh hasil dari pembelajaran.
4. Menurut Neagley dan Evans, kurikulum adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah.
5. Beauchamp menyatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang kandungannya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, serta rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
6. Harold B Albertycs dalam buku Reorganizing the High School Curriculum menyatakan bahwa kurikulum merupakan segala aktivitas yang disajikan bagi para siswa oleh sekolah. Kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, tetapi meliputi kegiatan lain di dalam dan di luar kelas yang berada di bawah tanggung jawab sekolah.
Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan alat dalam pendidikan yang memiliki berbagai macam fungsi untuk menunjang tujuan pendidikan.
Komponen kurikulum
foto: Unsplash/Sigmund
Terdapat beberapa komponen dalam menyusun kurikulum pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan
Tujuan memiliki peran yang menentukan pengembangan kurikulum baik pada level makro maupun mikro. Dengan demikian, suatu tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan dari suatu kurikulum yang sifatnya merupakan sesuatu yang final.
2. Isi atau Materi Kurikulum
Pengkajian masalah isi kurikulum ini menempati posisi yang penting dan turut menentukan kualitas suatu kurikulum lembaga pendidikan. Dengan demikian, isis kurikulum ini harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya tujuan kurikulum pendidikan.
3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sangat penting untuk dikaji dalam studi kurikulum baik secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran berkaitan dengan masalah cara atau sistem penyampaian isi kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
4. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalam pengembangan suatu kurikulum baik pada level makro maupun mikro. Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses implementasi kurikulum secara keseluruhan.
Fungsi kurikulum
foto: Unsplash/Alvaro Reyes
Secara umum, kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah di antaranya guru, siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan masyarakat. Secara lebih khusus, fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik terbagi menjadi enam fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Fungsi Penyesuaian (The Adaptive Function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted, yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat.
3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.
4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Kriteria dalam merumuskan tujuan kurikulum
foto: unsplash.com
Terdapat tujuh kriteria yang harus dipenuhi dalam merumuskan tujuan kurikulum yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan kurikulum harus menunjukkan hasil belajar yang spesifik dan dapat diamati.
2. Tujuan harus konsisten dengan tujuan kurikulum, artinya tujuan-tujuan khusus itu dapat mewujudkan dan sejalan dengan tujuan yang lebih umum.
3. Tujuan harus ditulis dengan tepat dan bahasa yang digunakan jelas sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas bagi para pelaksana kurikulum.
4. Tujuan harus memperlihatkan kelayakan, artinya bahwa tujuan itu bukanlah suatu standar yang mutlak melainkan harus dapat disesuaikan dengan situasi.
5. Tujuan harus fungsional, artinya tujuan itu menunjukkan nilai guna bagi para peserta didik dan masyarakat.
6. Tujuan harus signifikan dalam arti bahwa tujuan itu dipilih berdasarkan nilai yang diakui kepentingannya.
7. Tujuan harus tepat dan serasi terutama harus dilihat dari kepentingan dan kemampuan peserta didik termasuk latar belakang, minat, dan tingkat perkembangannya.
Sumber: Hidayat. 2017. Implementasi Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Agama Untuk Mencapai Standar Kompetensi Lulusan di Madrasah Aliyah NU TBS Kudus. Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus.