Unsur-unsur pondok pesantren
foto: Unsplash/Katerina Kerdi
BACA JUGA :
11 Penampakan pesantren suami Tasyi Athasyia, luas dilengkapi vila
Terdapat beberapa unsur dalam pondok pesantren yaitu sebagai berikut:
1. Pondok
Pondok merupakan rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Pada dasarnya pesantren adalah sebuah lembaga Islam tradisional di mana siswa akan tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru yang dikenal dengan sebutan kyai. Pondok pesantren penting berperan penting sebagai tempat tinggal para santri yang jauh dari daerah asalnya.
2. Masjid
Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri. Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren. Para kyai selalu mengajar muridnya di masjid karena menganggap masjid tempat yang tepat untuk menanamkan nilai disiplin bagi para murid serta mengajarkan kewajiban salat lima waktu.
BACA JUGA :
Kisah santri tak pernah dijenguk keluarga selama 1 tahun, bikin nyesek
3. Santri
Santri juga menjadi elemen penting dalam suatu lembaga pondok pesantren. Terdapat dua kelompok santri, yaitu santri mukmin dan santri kalong. Santri mukmin adalah murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di kelompok pesantren. Sedangkan santri kalong merupakan murid yang berasal dari desa sekeliling pesantren dan biasanya tidak menetap di dalam pesantren.
4. Kitab-kitab Islam klasik
Unsur yang membedakan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya adalah santri akan mempelajari kitab Islam klasik yang dikarang oleh para ulama terdahulu mengenai berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan berbahasa Arab. Kemahiran seorang santri diukur dari kemampuannya membaca serta menjelaskan isi dari kitab tersebut.
5. Kyai
Kyai menjadi tokoh sentral dalam pesantren yang bertugas memberikan pengajaran. Oleh karena itu, kyai adalah salah satu unsur yang paling domain dalam kehidupan suatu pesantren.
Klasifikasi pondok pesantren
foto: Wikimedia Commons/alfannahdi
Seiring dengan berkembanganya masyarakat, maka pendidikan pesantren juga mengalami perubahan baik dari segi tempat, bentuk, hingga substansinya. Adapun beberapa klasifikasi pondok pesantren adalah sebagai berikut:
1. Pesantren Salafiyah
Pondok pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pelajaran dengan pendekatan tradisional. Pembelajaran ilmu agama dilakukan secara individu atau kelompok dengan konsentrasi dengan kitab klasik berbahasa Arab. Metode pengajaran yang diterapkan yaitu dengan metode serogan dan waton.
2. Pesantren Khalafiyah
Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang menerapkan sistem pelajaran klasikal dengan memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta memberikan pendidikan keterampilan. Pembelajaran khalafi dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan dengan program yang didasarkan pada satuan waktu seperti ujian semester.
Fungsi pondok pesantren
foto: Wikimedia Commons/Padang Kita Keren
Pondok pesantren memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan dan memiliki fungsi lain di antaranya:
1. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah. Sisi lain pesantren harus mampu menempatkan dirinya sebagai transformator, motivator, dan innovator sebagai transformator pesantren dituntut agar mampu mentransformasi nilai agama Islam ke tengah-tengah masyarakat secara bijaksana.
2. Pondok pesantren sebagai lembaga pengkaderan ulama
3. Pondok pesantren sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama.
Tujuan dibentuknya pondok pesantren
foto: Wikimedia Commons/Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur
Pada umumnya pondok pesantren bertujuan untuk membina warga negara agar memiliki sikap yang menggambarkan berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran yang telah dijelaskan oleh agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut . Adapun tujuan pondok pesantren secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Mendidik siswa atau santri untuk menjadi manusia muslim yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, dan wiraswasta dalam mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan dinamis.
2. Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan, khususnya pembangunan mental-spiritual.
3. Mendidik santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT agar berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan, dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang berpancasila.
4. Mendidik santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.
Sumber: Dian. 2007. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: Yayasan Selasih.